27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:36 AM WIB

Thomas Cook Bangkrut, Utang Miliaran, Hotel di Ubud Kebingungan Tagih

UBUD – Agen wisata besar, Thomas Cook yang tutup karena bangkrut ternyata berbuntut panjang.

Hingga kini, agen yang bermarkas di Inggris itu belum membayar utang kepada hotel-hotel di wilayah Ubud.

Pihak hotel masih berupaya menagih melalui cabang di Bali. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gianyar

Pande Mahayasa Adityawarman menyatakan, agen tersebut membawa banyak tamu ke hotel berbintang yang ada di Bali.

“Di Gianyar, ada sekitar 10 hotel yang bekerjasama dengan dia (Thomas Cook, red). Di Ubud, ada kelas bintang tiga ke atas,” jelas Pande Adit kemarin.

Pande Adit menambahkan, dulu sebelum bangkut Thomas Cook sangat berpengaruh. “Mereka bisa mengisi tamu hotel sampai 15-20 persen setahun,” jelasnya.

Dengan tutupnya Thomas Cook, ada beberapa permasalahan yang terjadi. Selain tidak lagi memperoleh tamu dari agen, hotel kini harus menagih utang yang belum dibayar.

“Terutama outstanding yang belum dibayar. Yang terjadi, mereka melunasi utang di luar negeri dulu. Sisanya baru dibagikan ke Gianyar,” bebernya.

Namun, dari pengalaman 10 tahun terakhir, kata Pande Adit, ada 3 agen wisata besar tutup. “Tidak satu sen pun bisa kami dapatkan uangnya. Mungkin sekarang ada 3-4 hotel terdampak soal utang,” terangnya.

Hingga saat ini, beberapa hotel berupaya menagih utang itu ke perwakilan Thomas Cook yang ada  di Bali.

“Pastinya sudah. Kemarin sudah saya dengar teman-teman hotel. Bukan saja di Ubud, namun seluruh teman hotel di Bali,

mereka sudah tanyakan ke perwakilan Thomas Cook di Bali. Sampai sekarang, untuk mendapatkan uangnya belum bisa,” keluhnya.

Kepala Bali Tourism Board (BTB) Bali Agung Partha Adyana mengatakan, di Bali Thomas Cook menjalin kerjasama dengan 16 hotel.

 “Iya, memang ada 16 hotel yang menjalin kerjasama. Yang menjalin kerjasama rata-rata hotel besar,” ujar Agung Partha.

Untuk kerugian yang dihadapi oleh hotel memang cukup beragam. Sayangnya, Agung Partha mengaku tidak mendapatkan data detail.

Ia memperkirakan, kerugian per masing-masing hotel bisa mencapai Rp 1 milliar. Agar tidak mencapai kerugian besar, pihaknya melakukan pendekatan dengan para wisatawan.

Mencoba menjelaskan kepada wisatawan yang sudah booking melalui Thomas Cook agar mau membayarnya.

“Kita baik-baik saja, kita secara hospitality dekati wisatawannya bahwa agen kamu bangkrut, untuk tagihan terpaksa kita tagihkan ke wisatawannya. Memang ada yang marah, tapi ada yang mau bayar,” akunya.

Thomas Cook adalah sebuah perusahaan travel asal Inggris. Thomas Cook merupakan biro perjalanan tertua di dunia yang berdiri pada tahun 1841.

Kini, perusahaan telah bangkrut. Hal ini menyebabkan ratusan ribu turis yang sedang berlibur dengan jasa perusahaan tersebut terlantar. Termasuk di Bali.

Sebanyak 16 hotel yang melakukan kerjasama dengan Thomas Cook pun mesti mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. 

UBUD – Agen wisata besar, Thomas Cook yang tutup karena bangkrut ternyata berbuntut panjang.

Hingga kini, agen yang bermarkas di Inggris itu belum membayar utang kepada hotel-hotel di wilayah Ubud.

Pihak hotel masih berupaya menagih melalui cabang di Bali. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gianyar

Pande Mahayasa Adityawarman menyatakan, agen tersebut membawa banyak tamu ke hotel berbintang yang ada di Bali.

“Di Gianyar, ada sekitar 10 hotel yang bekerjasama dengan dia (Thomas Cook, red). Di Ubud, ada kelas bintang tiga ke atas,” jelas Pande Adit kemarin.

Pande Adit menambahkan, dulu sebelum bangkut Thomas Cook sangat berpengaruh. “Mereka bisa mengisi tamu hotel sampai 15-20 persen setahun,” jelasnya.

Dengan tutupnya Thomas Cook, ada beberapa permasalahan yang terjadi. Selain tidak lagi memperoleh tamu dari agen, hotel kini harus menagih utang yang belum dibayar.

“Terutama outstanding yang belum dibayar. Yang terjadi, mereka melunasi utang di luar negeri dulu. Sisanya baru dibagikan ke Gianyar,” bebernya.

Namun, dari pengalaman 10 tahun terakhir, kata Pande Adit, ada 3 agen wisata besar tutup. “Tidak satu sen pun bisa kami dapatkan uangnya. Mungkin sekarang ada 3-4 hotel terdampak soal utang,” terangnya.

Hingga saat ini, beberapa hotel berupaya menagih utang itu ke perwakilan Thomas Cook yang ada  di Bali.

“Pastinya sudah. Kemarin sudah saya dengar teman-teman hotel. Bukan saja di Ubud, namun seluruh teman hotel di Bali,

mereka sudah tanyakan ke perwakilan Thomas Cook di Bali. Sampai sekarang, untuk mendapatkan uangnya belum bisa,” keluhnya.

Kepala Bali Tourism Board (BTB) Bali Agung Partha Adyana mengatakan, di Bali Thomas Cook menjalin kerjasama dengan 16 hotel.

 “Iya, memang ada 16 hotel yang menjalin kerjasama. Yang menjalin kerjasama rata-rata hotel besar,” ujar Agung Partha.

Untuk kerugian yang dihadapi oleh hotel memang cukup beragam. Sayangnya, Agung Partha mengaku tidak mendapatkan data detail.

Ia memperkirakan, kerugian per masing-masing hotel bisa mencapai Rp 1 milliar. Agar tidak mencapai kerugian besar, pihaknya melakukan pendekatan dengan para wisatawan.

Mencoba menjelaskan kepada wisatawan yang sudah booking melalui Thomas Cook agar mau membayarnya.

“Kita baik-baik saja, kita secara hospitality dekati wisatawannya bahwa agen kamu bangkrut, untuk tagihan terpaksa kita tagihkan ke wisatawannya. Memang ada yang marah, tapi ada yang mau bayar,” akunya.

Thomas Cook adalah sebuah perusahaan travel asal Inggris. Thomas Cook merupakan biro perjalanan tertua di dunia yang berdiri pada tahun 1841.

Kini, perusahaan telah bangkrut. Hal ini menyebabkan ratusan ribu turis yang sedang berlibur dengan jasa perusahaan tersebut terlantar. Termasuk di Bali.

Sebanyak 16 hotel yang melakukan kerjasama dengan Thomas Cook pun mesti mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/