28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:01 AM WIB

Hunian Hotel Terjun Bebas, Jam Kerja Karyawan Hotel Mulai Dikurangi

SINGARAJA – Industri hotel di Bali Utara kian terdampak. Sejumlah hotel di Kabupaten Buleleng disebut mengeluarkan kebijakan pemangkasan jam kerja pada karyawannya.

Pemangkasan jam kerja ini terpaksa dilakukan untuk mengurangi beban operasional hotel. Fakta itu diungkap Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng Dewa Ketut Suardipa.

Menurutnya, industri hotel dan restoran di Buleleng kini makin terpuruk sejak mewabahnya virus covid-19.

Suardipa mengatakan, tingkat hunian hotel di Buleleng kini benar-benar terjun bebas. Bila dirata-ratakan, kini tingkat hunian hotel hanya 10 persen.

Cukup banyak hotel yang tak mendapat tamu. Namun ada pula hotel yang masih bertahan pada angka 20 persen.

Kebanyakan hotel-hotel yang kini tingkat huniannya 20 persen, dihuni wisatawan yang masih bertahan di Bali.

Wisatawan itu sudah berlibur sejak sebulan lalu di Buleleng. Seiring dengan pembatasan kunjungan, wisatawan itu memilih bertahan di Bali ketimbang kembali ke negaranya.

“Ada yang kosong sekali. Ini baru bulan Maret saja. Belum lagi untuk hunian April dan Mei. Karena dari sekarang itu sudah mulai ada cancelation booking (pembatalan pesanan kamar, Red),” kata Suardipa.

Kondisi itu pun membuat hotel kelimpungan menutupi biaya operasional mereka. Apabila kondisi krisis wisatawan berkepanjangan, Suardipa khawatir hal itu akan berdampak pada penghentian pekerjaan bagi para tenaga kerja.

Manajemen hotel kini masih berusaha melakukan penghematan-penghematan, sebelum melakukan opsi pemangkasan tenaga kerja.

“Kami masih berusaha menghemat operasional, seperti listrik. Kalau terus berkepanjangan, Kami khawatir akan ada dampak hingga merumahkan karyawan.

Sejauh ini sih belum ada. Laporan terakhir ada lima hotel yang melakukan pembatasan jam kerja buat karyawannya, jadi 15 hari kerja,” imbuhnya.

Hingga kini PHRI Buleleng mencatat sekitar 1.500 hunian kamar di Buleleng telah dibatalkan dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Pembatalan tersebut belum termasuk hunian pada bulan April dan Mei, yang kini masih dihitung manajemen hotel. 

SINGARAJA – Industri hotel di Bali Utara kian terdampak. Sejumlah hotel di Kabupaten Buleleng disebut mengeluarkan kebijakan pemangkasan jam kerja pada karyawannya.

Pemangkasan jam kerja ini terpaksa dilakukan untuk mengurangi beban operasional hotel. Fakta itu diungkap Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng Dewa Ketut Suardipa.

Menurutnya, industri hotel dan restoran di Buleleng kini makin terpuruk sejak mewabahnya virus covid-19.

Suardipa mengatakan, tingkat hunian hotel di Buleleng kini benar-benar terjun bebas. Bila dirata-ratakan, kini tingkat hunian hotel hanya 10 persen.

Cukup banyak hotel yang tak mendapat tamu. Namun ada pula hotel yang masih bertahan pada angka 20 persen.

Kebanyakan hotel-hotel yang kini tingkat huniannya 20 persen, dihuni wisatawan yang masih bertahan di Bali.

Wisatawan itu sudah berlibur sejak sebulan lalu di Buleleng. Seiring dengan pembatasan kunjungan, wisatawan itu memilih bertahan di Bali ketimbang kembali ke negaranya.

“Ada yang kosong sekali. Ini baru bulan Maret saja. Belum lagi untuk hunian April dan Mei. Karena dari sekarang itu sudah mulai ada cancelation booking (pembatalan pesanan kamar, Red),” kata Suardipa.

Kondisi itu pun membuat hotel kelimpungan menutupi biaya operasional mereka. Apabila kondisi krisis wisatawan berkepanjangan, Suardipa khawatir hal itu akan berdampak pada penghentian pekerjaan bagi para tenaga kerja.

Manajemen hotel kini masih berusaha melakukan penghematan-penghematan, sebelum melakukan opsi pemangkasan tenaga kerja.

“Kami masih berusaha menghemat operasional, seperti listrik. Kalau terus berkepanjangan, Kami khawatir akan ada dampak hingga merumahkan karyawan.

Sejauh ini sih belum ada. Laporan terakhir ada lima hotel yang melakukan pembatasan jam kerja buat karyawannya, jadi 15 hari kerja,” imbuhnya.

Hingga kini PHRI Buleleng mencatat sekitar 1.500 hunian kamar di Buleleng telah dibatalkan dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Pembatalan tersebut belum termasuk hunian pada bulan April dan Mei, yang kini masih dihitung manajemen hotel. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/