DENPASAR – Jenasah Ketut Pasek Mas, 36, juru parkir (jukir) yang tewas karena ditikam rekannya, Wayan Siki, 65,
di parkiran Kantor TIKI Cabang Denpasar di Jalan Kapten Regug No 1, Denpasar, akhirnya selesai diotopsi tim forensik RSUP Sanglah.
Berdasar hasil otopsi, setidaknya ada sebanyak 12 luka tusukan yang bersarang di tubuh korban. Fakta ini diungkap Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi.
Menurutnya, jumlah luka tusukan tersebut rata-rata berada di perut dan dada. “Dari beberapa luka tusuk di dada ada yang kena jantung,” kata dr. Dudut, Senin (1/9).
Lanjut dia, luka tusuk yang mengenai tepat di jantung itulah yang menyebabkan korban mengalami pendarahan.
“Itu yang menyebabkan kematian korban,” tambahnya. Seperti diberitakan, korban asal Banjar Dinas Kawan Petemon, Seririt,
Buleleng ini ditikam oleh rekan kerjanya, Wayan Siki di parkiran Kantor TIKI Jalan Kapten Regug 1 Denpasar, Rabu (1/9) sekitar pukul 13.30.
Penusukan secara membabi buta yang dilakukan oleh Wayan Siki ini dipicu dugaan perebutan lahan parkir.
DENPASAR – Jenasah Ketut Pasek Mas, 36, juru parkir (jukir) yang tewas karena ditikam rekannya, Wayan Siki, 65,
di parkiran Kantor TIKI Cabang Denpasar di Jalan Kapten Regug No 1, Denpasar, akhirnya selesai diotopsi tim forensik RSUP Sanglah.
Berdasar hasil otopsi, setidaknya ada sebanyak 12 luka tusukan yang bersarang di tubuh korban. Fakta ini diungkap Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi.
Menurutnya, jumlah luka tusukan tersebut rata-rata berada di perut dan dada. “Dari beberapa luka tusuk di dada ada yang kena jantung,” kata dr. Dudut, Senin (1/9).
Lanjut dia, luka tusuk yang mengenai tepat di jantung itulah yang menyebabkan korban mengalami pendarahan.
“Itu yang menyebabkan kematian korban,” tambahnya. Seperti diberitakan, korban asal Banjar Dinas Kawan Petemon, Seririt,
Buleleng ini ditikam oleh rekan kerjanya, Wayan Siki di parkiran Kantor TIKI Jalan Kapten Regug 1 Denpasar, Rabu (1/9) sekitar pukul 13.30.
Penusukan secara membabi buta yang dilakukan oleh Wayan Siki ini dipicu dugaan perebutan lahan parkir.
