32.2 C
Jakarta
25 April 2024, 17:08 PM WIB

Karantina Banjar Munduk Berakhir, Rapid Test Ulang 11 Orang Reaktif

NEGARA – Warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, melakukan rapid test massal kedua, Selasa (14/7) kemarin.

Rapid test kedua terhadap warga yang menjalani karantina banjar tersebut sebanyak 11 orang reaktif. Namun, dari 11 orang tersebut, hanya 7 orang yang akan di swab lantaran 4 orang lainnya sudah swab.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, rapid test kedua pada warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, dilakukan sebelum masa karantina banjar yang dilakukan sejak 3 Juli lalu berakhir.

Karantina banjar selama 14 hari rencana akan diakhiri 16 Juli ini. “Karantina banjar tidak diperpanjang,” terangnya.

Arisantha menjelaskan, rapid test kedua kemarin diikuti sebanyak 767 orang warga Banjar Munduk. Dari seluruh warga yang rapid test sebanyak 11 orang reaktif, termasuk 4 orang yang reaktif pada saat rapid test pertama.

Karena itu, dari sebelas orang tersebut hanya tujuh orang yang akan dilanjutkan dengan test swab. “Karena empat orang itu sudah swab dan hasilnya negatif, maka hasil dari swab yang kami ambil dan tidak akan diswab ulang,” ungkapnya.

Pengambilan swab untuk diuji dengan polymerase chain reaction (PCR) terhadap 7 orang yang reaktif dari Banjar Munduk akan dilakukan hari ini (15/7).

Meski mulai besok karantina banjar dibuka, warga yang sudah diswab sebelum hasil keluar harus melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

Menurutnya, meski nanti warga yang reaktif hasil rapid test dan hasil uji swab positif Covid-19, karantina banjar tetap dihentikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Sedangkan warga yang nanti ada yang positif akan dirujuk ke RSU Negara untuk isolasi. “Sesuai dengan tujuan karantina, membatasi interaksi langsung masyarakat untuk menghindari penyebaran.

Karena selama 14 hari warga menjalani karantina, bisa dipastikan tidak ada penyebaran lebih luas,” ungkapnya.

Arisantha juga berharap hasil swab ketujuh warga tadi nanti kembali negatif. Dengan demikian masa karantina wilayah di Banjar Munduk ini berjalan dengan baik sesuai tujuan awal memutus klaster penyebaran.

“Setelah karantina nanti, aktivitas akan kembali normal, memungkinkan warga melakukan kegiatan seperti biasa. Termasuk, jalan yang sebelumnya ditutup akan di buka kembali,“ terangnya.

Setelah karantina banjar selesai, warga diimbau tetap mengedepankan protokol kesehatan. Selalu menggunakan masker, menjaga jarak aman serta rajin mencuci tangan.

Disamping itu, agar warga lebih selektif lagi menerima tamu terutama dari luar daerah, baik keluarga maupun orang luar.

“Tetap kedepankan protokol kesehatan sehingga penyebaran klaster ini tidak terulang kembali,“ tandasnya.

Rapid test masal seluruh warga Banjar Munduk dilakukan pada 3 Juli lalu sebelum dimulai karantina banjar selama 14 hari.

Karantina banjar tersebut dilakukan karena sebelumnya terjadi transmisi lokal penularan Covid-19 dari salah satu warga asal Denpasar terjadi transmisi lokal pada lima orang warga Banjar Munduk dan satu orang warga Desa Berangbang. 

NEGARA – Warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, melakukan rapid test massal kedua, Selasa (14/7) kemarin.

Rapid test kedua terhadap warga yang menjalani karantina banjar tersebut sebanyak 11 orang reaktif. Namun, dari 11 orang tersebut, hanya 7 orang yang akan di swab lantaran 4 orang lainnya sudah swab.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, rapid test kedua pada warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, dilakukan sebelum masa karantina banjar yang dilakukan sejak 3 Juli lalu berakhir.

Karantina banjar selama 14 hari rencana akan diakhiri 16 Juli ini. “Karantina banjar tidak diperpanjang,” terangnya.

Arisantha menjelaskan, rapid test kedua kemarin diikuti sebanyak 767 orang warga Banjar Munduk. Dari seluruh warga yang rapid test sebanyak 11 orang reaktif, termasuk 4 orang yang reaktif pada saat rapid test pertama.

Karena itu, dari sebelas orang tersebut hanya tujuh orang yang akan dilanjutkan dengan test swab. “Karena empat orang itu sudah swab dan hasilnya negatif, maka hasil dari swab yang kami ambil dan tidak akan diswab ulang,” ungkapnya.

Pengambilan swab untuk diuji dengan polymerase chain reaction (PCR) terhadap 7 orang yang reaktif dari Banjar Munduk akan dilakukan hari ini (15/7).

Meski mulai besok karantina banjar dibuka, warga yang sudah diswab sebelum hasil keluar harus melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

Menurutnya, meski nanti warga yang reaktif hasil rapid test dan hasil uji swab positif Covid-19, karantina banjar tetap dihentikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Sedangkan warga yang nanti ada yang positif akan dirujuk ke RSU Negara untuk isolasi. “Sesuai dengan tujuan karantina, membatasi interaksi langsung masyarakat untuk menghindari penyebaran.

Karena selama 14 hari warga menjalani karantina, bisa dipastikan tidak ada penyebaran lebih luas,” ungkapnya.

Arisantha juga berharap hasil swab ketujuh warga tadi nanti kembali negatif. Dengan demikian masa karantina wilayah di Banjar Munduk ini berjalan dengan baik sesuai tujuan awal memutus klaster penyebaran.

“Setelah karantina nanti, aktivitas akan kembali normal, memungkinkan warga melakukan kegiatan seperti biasa. Termasuk, jalan yang sebelumnya ditutup akan di buka kembali,“ terangnya.

Setelah karantina banjar selesai, warga diimbau tetap mengedepankan protokol kesehatan. Selalu menggunakan masker, menjaga jarak aman serta rajin mencuci tangan.

Disamping itu, agar warga lebih selektif lagi menerima tamu terutama dari luar daerah, baik keluarga maupun orang luar.

“Tetap kedepankan protokol kesehatan sehingga penyebaran klaster ini tidak terulang kembali,“ tandasnya.

Rapid test masal seluruh warga Banjar Munduk dilakukan pada 3 Juli lalu sebelum dimulai karantina banjar selama 14 hari.

Karantina banjar tersebut dilakukan karena sebelumnya terjadi transmisi lokal penularan Covid-19 dari salah satu warga asal Denpasar terjadi transmisi lokal pada lima orang warga Banjar Munduk dan satu orang warga Desa Berangbang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/