29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:03 AM WIB

Sambut IMF – World Bank Meeting, TNI AL – BNPB Gelar Latihan Bersama

NUSA DUA – Menjelang ajang IMF dan World Bank Annual Meeting Oktober 2018 mendatang, TNI AL bekerja sama dengan BNPB,

BPBD Provinsi Bali serta Basarnas, Kamis (12/4) kemarin menggelar latihan evakuasi kebencanaan melalui jalur laut di Pantai Inaya Nusa Dua. 

Deputi I Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, B. Wisnu Widjaja, menegaskan, latihan evakuasi kebencanaan ini sebagai antisipasi, agar pada saat perhelatan internasional digelar, bisa meminimalisir terjadinya korban.

Disebutkan ada sekitar 2.480 tamu VVIP dan VIP dari 24 negara yang akan hadir dalam perhelatan yang digelar di Bali.

“Asumsi jumlah itu yakni 24 orang VVIP dengan kurang lebih 20 pengawal untuk masing-masing VVIP atau total 480.

Ditambah 400 orang tamu VIP dengan minimal membawa 5 anggota keluarga masing-masing atau total 2000 orang, “terang Wisnu

Lebih lanjut, Wisnu menambahkan bahwa ketika saat acara terjadi bencana, tim evakuasi gabungan pihak VVIP harus bisa diselamatkan dalam kurun waktu 10 jam keluar dari Bali.

“Ini latihan untuk evakuasi yang harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan, agar ditemukan SOP terbaik,” tambahnya.

Kolonel Laut (P) Sawa, Komandan Satgas Evakuasi dan Pengamanan Akibat Bencana Alam menyatakan, latihan ini melibatkan tiga skenario, baik itu meletusnya Gunung Agung, Tsunami, dan Gempa Bumi.

Dalam latihan yang mengambil titik awal di kawasan Pantai Mengiat, Nusa Dua, Badung, Bali, pihak TNI AL selain menyiapkan satu kapal jenis bantu rumah sakit

yakni KRI Dr Soeharso-990 juga 2 unit kapal Landing Craft Unit (LCU), Helicopter, Sea Rider, perahu karet dan yang lainnya.

Kolonel Sawa juga menyampaikan akan disiapkan total lima kapal besar untuk hari H. Selain KRI dr Soeharso,

akan ada tambahan 4 kapal besar lainnya dengan kapasitas masing-masing 650 untuk angkatan bersenjata, atau sekitar 1500 orang biasa.

Pengiringnya masing-masing 2 LCU dengan kapasitas masing-masing 100 orang, dan 20 helikopter akan disiapkan untuk penganggulangan bencana alam jika terjadi pada saat perhelatan IMF di Bali.

“Jadi skenarionya mulai dari bunyi sirine sebagai pertanda adanya bencana, lalu orang-orang yang akan dievakuasi berkumpul di satu titik kemudian dari sana dibawa ke LCU,

dari LCU di bawa ke laut dan pindah ke KRI dr Soeharso. Dari sana evakuasi dilanjutkan dengan menggunakan helikopter,” ujarnya.

Kolonel Sawa menambahkan latihan ini untuk mencoba berbagai SOP yang mungkin dilakukan dalam pengamanan dan evakuasi terjadinya bencana alam melalui jalur laut.

Termasuk melihat kendala-kendala yang ada sedari awal, sehingga bisa dibenahi dengan latihan-latihan berkelanjutan nantinya.

“Agar mendapatkan hasil yang optimal, perlu dilatihkan dari berbagai pihak terkait untuk bersama-sama dan saling bersinergi,” pungkasnya. 

NUSA DUA – Menjelang ajang IMF dan World Bank Annual Meeting Oktober 2018 mendatang, TNI AL bekerja sama dengan BNPB,

BPBD Provinsi Bali serta Basarnas, Kamis (12/4) kemarin menggelar latihan evakuasi kebencanaan melalui jalur laut di Pantai Inaya Nusa Dua. 

Deputi I Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, B. Wisnu Widjaja, menegaskan, latihan evakuasi kebencanaan ini sebagai antisipasi, agar pada saat perhelatan internasional digelar, bisa meminimalisir terjadinya korban.

Disebutkan ada sekitar 2.480 tamu VVIP dan VIP dari 24 negara yang akan hadir dalam perhelatan yang digelar di Bali.

“Asumsi jumlah itu yakni 24 orang VVIP dengan kurang lebih 20 pengawal untuk masing-masing VVIP atau total 480.

Ditambah 400 orang tamu VIP dengan minimal membawa 5 anggota keluarga masing-masing atau total 2000 orang, “terang Wisnu

Lebih lanjut, Wisnu menambahkan bahwa ketika saat acara terjadi bencana, tim evakuasi gabungan pihak VVIP harus bisa diselamatkan dalam kurun waktu 10 jam keluar dari Bali.

“Ini latihan untuk evakuasi yang harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan, agar ditemukan SOP terbaik,” tambahnya.

Kolonel Laut (P) Sawa, Komandan Satgas Evakuasi dan Pengamanan Akibat Bencana Alam menyatakan, latihan ini melibatkan tiga skenario, baik itu meletusnya Gunung Agung, Tsunami, dan Gempa Bumi.

Dalam latihan yang mengambil titik awal di kawasan Pantai Mengiat, Nusa Dua, Badung, Bali, pihak TNI AL selain menyiapkan satu kapal jenis bantu rumah sakit

yakni KRI Dr Soeharso-990 juga 2 unit kapal Landing Craft Unit (LCU), Helicopter, Sea Rider, perahu karet dan yang lainnya.

Kolonel Sawa juga menyampaikan akan disiapkan total lima kapal besar untuk hari H. Selain KRI dr Soeharso,

akan ada tambahan 4 kapal besar lainnya dengan kapasitas masing-masing 650 untuk angkatan bersenjata, atau sekitar 1500 orang biasa.

Pengiringnya masing-masing 2 LCU dengan kapasitas masing-masing 100 orang, dan 20 helikopter akan disiapkan untuk penganggulangan bencana alam jika terjadi pada saat perhelatan IMF di Bali.

“Jadi skenarionya mulai dari bunyi sirine sebagai pertanda adanya bencana, lalu orang-orang yang akan dievakuasi berkumpul di satu titik kemudian dari sana dibawa ke LCU,

dari LCU di bawa ke laut dan pindah ke KRI dr Soeharso. Dari sana evakuasi dilanjutkan dengan menggunakan helikopter,” ujarnya.

Kolonel Sawa menambahkan latihan ini untuk mencoba berbagai SOP yang mungkin dilakukan dalam pengamanan dan evakuasi terjadinya bencana alam melalui jalur laut.

Termasuk melihat kendala-kendala yang ada sedari awal, sehingga bisa dibenahi dengan latihan-latihan berkelanjutan nantinya.

“Agar mendapatkan hasil yang optimal, perlu dilatihkan dari berbagai pihak terkait untuk bersama-sama dan saling bersinergi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/