27.3 C
Jakarta
2 Mei 2024, 6:59 AM WIB

Begini Instruksi Menpar Buka Toko Mafia Tiongkok yang Ditolak Koster..

DENPASAR – Tegas! Gubernur Bali Wayan Koster dengan tegas menolak toko mafia pariwisata milik Tiongkok yang sempat ditutup, dibuka kembali.

Gubernur meminta harus ada persyaratan yang harus diikuti oleh para pengusaha Tiongkok tersebut. Supaya tidak lagi ada wisata yang murahan di Bali.

Untuk diketahui ihwal awal Menpar Arief Yahya membuka peluang membuka toko mafia Tiongkok berawal ketika ada temu agen pariwisata di Wisma Dita KBRI Beijing, Kamis (13/12) lalu.

Kepada agen pariwisata, Menpar Arief mengatakan, toko mafia Tiongkok yang sempat ditutup, sudah buka kembali.

Menpar Arief menyebut, 25 toko yang menjual souvenir ke wisatawan Tiongkok memang ditutup. Tapi, sudah ada tiga yang buka lagi.

“Mudah-mudahan tahun depan semuanya sudah bisa buka lagi,” kata Menpar Arief. Dalam pertemuan Menpar di Beijing, terungkap dalam sesi tanya jawab bahwa ada polemik penutupan Toko Tiongkok di Bali.

Jacky Wang dari agen perjalanan pariwisata PT Lebali International Tour mempertanyakan polemik penutupan toko Tiongkok di Bali yang dikenal dengan istilah zero dolar tour itu.

Menpar Arief Yahya mengakui isu tersebut mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia, khususnya Bali, berkurang secara signifikan.

Pada tahun ini Kemenpar menargetkan 3,5 juta kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia. Namun realisasi pencapaiannya meleset karena hanya berhasil mendatangkan 2,6 juta wisatawan Tiongkok 

Ia menilai faktornya karena pertama bencana gempa (Lombok dan Sulteng), disusul pesawat jatuh (Lion Air JT610 di Karawang). Dan, satu lagi isu zero dolar tour. 

Ketiga  faktor itu yang menurunkan jumlah kunjungan wisatawan asing sepanjang tahun ini.  Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah maupun sektor industri pariwisata, tidak membuat keadaan makin gaduh.  

Pihaknya menyatakan setuju penertiban perizinan, bahkan dia juga mendorong toko-toko yang menjual souvenir kepada wisatawan China itu menyelesaikan persoalan legalitas.

Dalam kesempatan tersebut, Menpar menjamin bahwa kasus penutupan toko China itu akan selesai dan berharap wisatawan China bisa kembali berlibur di Bali.

Direktur Pemasaran Internasional China Raya Kemenpar RI, Vinsensius Jemadu menyebutkan bahwa ketiga toko itu adalah Ondes, Mahkota, dan Karimata. Ketiga toko itu khusus menjual souvenir kepada wisatawan asal China yang berlibur di Bali. 

DENPASAR – Tegas! Gubernur Bali Wayan Koster dengan tegas menolak toko mafia pariwisata milik Tiongkok yang sempat ditutup, dibuka kembali.

Gubernur meminta harus ada persyaratan yang harus diikuti oleh para pengusaha Tiongkok tersebut. Supaya tidak lagi ada wisata yang murahan di Bali.

Untuk diketahui ihwal awal Menpar Arief Yahya membuka peluang membuka toko mafia Tiongkok berawal ketika ada temu agen pariwisata di Wisma Dita KBRI Beijing, Kamis (13/12) lalu.

Kepada agen pariwisata, Menpar Arief mengatakan, toko mafia Tiongkok yang sempat ditutup, sudah buka kembali.

Menpar Arief menyebut, 25 toko yang menjual souvenir ke wisatawan Tiongkok memang ditutup. Tapi, sudah ada tiga yang buka lagi.

“Mudah-mudahan tahun depan semuanya sudah bisa buka lagi,” kata Menpar Arief. Dalam pertemuan Menpar di Beijing, terungkap dalam sesi tanya jawab bahwa ada polemik penutupan Toko Tiongkok di Bali.

Jacky Wang dari agen perjalanan pariwisata PT Lebali International Tour mempertanyakan polemik penutupan toko Tiongkok di Bali yang dikenal dengan istilah zero dolar tour itu.

Menpar Arief Yahya mengakui isu tersebut mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia, khususnya Bali, berkurang secara signifikan.

Pada tahun ini Kemenpar menargetkan 3,5 juta kunjungan wisatawan asal China ke Indonesia. Namun realisasi pencapaiannya meleset karena hanya berhasil mendatangkan 2,6 juta wisatawan Tiongkok 

Ia menilai faktornya karena pertama bencana gempa (Lombok dan Sulteng), disusul pesawat jatuh (Lion Air JT610 di Karawang). Dan, satu lagi isu zero dolar tour. 

Ketiga  faktor itu yang menurunkan jumlah kunjungan wisatawan asing sepanjang tahun ini.  Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah maupun sektor industri pariwisata, tidak membuat keadaan makin gaduh.  

Pihaknya menyatakan setuju penertiban perizinan, bahkan dia juga mendorong toko-toko yang menjual souvenir kepada wisatawan China itu menyelesaikan persoalan legalitas.

Dalam kesempatan tersebut, Menpar menjamin bahwa kasus penutupan toko China itu akan selesai dan berharap wisatawan China bisa kembali berlibur di Bali.

Direktur Pemasaran Internasional China Raya Kemenpar RI, Vinsensius Jemadu menyebutkan bahwa ketiga toko itu adalah Ondes, Mahkota, dan Karimata. Ketiga toko itu khusus menjual souvenir kepada wisatawan asal China yang berlibur di Bali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/