30.1 C
Jakarta
20 April 2024, 20:26 PM WIB

Dibuka Koster, Dihadiri Para Tokoh Nasional dan Ribuan Jamaah

MANGUPURA – Acara akbar Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB): Konven Pendeta dan Persidangan Sinode Tahunan GPIB Tahun 2019 segera digelar di Hotel Harris, Sunset Road, Kuta, Badung.

Acara yang bakal dihadiri ribuan jamaah GPIB ini mengambil tema “Membangun Masyarakat Sejahtera Demi Kesejahteraan Umat” Injil (Yeremi 29:7).

Sesuai rencana, Konven Pendeta diadakan Senin hingga Selasa (25-26/2) depan, dihadiri kurang lebih 700 Pendeta.

Sedangkan sidang Sinode digelar pada Rabu (27/2) hingga Sabtu (2/3) dihadiri kurang Lebih 1.200 orang.

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam jumpa pers yang digelar di Hotel Harris, Sunset Road, Kuta, Badung, kemarin (22/2) menyatakan, acara yang berlangsung selama dua pekan ini difokuskan pada kesejahteraan masyarakat.

Diharapkan, dengan kegiatan tersebut bisa memberikan output yang baik dan mengevaluasi berbagai kendala yang dihadapi dalam pelayanan GPIB selama ini, baik dari perkotaan hingga pelosok.

“Tujuannya jelas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan membangun masyarakat yang baik, akan berdampak juga terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Tentu GPIB berkoordinasi dengan pemerintahan baik dari yang ada di tingkat desa hingga pusat demi membangun kesejahteraan masyarakat,” papar Pendeta Paulus Kariso.

Selain agenda kesejahteraan masyarakat, kegiatan Konven Pendeta ini sebagai salah satu cara meningkatkan dan mengembangkan karakter pendeta GPIB.

“Konven Pendeta GPIB kali ini sedikit berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Kali ini mentalitas pendeta akan diuji. Tentu melalui beberapa cara, salah satunya akan dites oleh para pakar.

Dengan demikian, mentalitas pendeta akan terus diasah dalam menjalankan pelayanan dimanapun,” timpalnya.

Pendeta Paulus Kariso juga menegaskan hajatan ini tidak berkaitan dengan politik. Apalagi dikaitkan dengan pasangan 01 (Jokowi – Ma’ruf Amin) maupun 02 (Prabowo – Sandi).

Soal politik, dia menyerahkan ke masing-masing jamaah. “Kami murni Konven Pendeta GPIB dan Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB Tahun 2019 demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan.

Di antaranya ada 6 bidang yakni teologi sama dengan ajaran-ajaran; Pelayanan dan kesaksian dari Kota sampai pelosok pedalaman;

tentang Gereja, Masyarakat, Agama, Ham dan Lingkungan Hidup; Pembinaan; Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG); dan Program Kerja dan Anggaran Periode 2019,” tegasnya.

Sekretaris I Majelis Sinode Pendeta Ely Pitoy de Bell menjelaskan, Konven pendeta nantinya akan membahas tentang teologis baik menyangkut ajaran gereja maupun hal-hal yang aktual dalam beragama, bermasyarakat dalam kehidupan sehari.

Apalagi, saat ini berbarengan dengan tahun politik, sehingga pihaknya menghimbau agar partisipasi untuk melaksanakan hak pilih.

Ketua panitia, Samuel A Z Karinda mengatakan, kegiatan ini akan dibuka langsung oleh gubernur Bali. Hadir juga beberapa pembicara skala nasional.

Di antaranya Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Eko Putro Sandjojo, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani,

Guru Besar Udayana I Ketut Gede Darma Putra, Dosen FISIP UI, Ani Sucipto dan juga pendeta lainnya.

MANGUPURA – Acara akbar Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB): Konven Pendeta dan Persidangan Sinode Tahunan GPIB Tahun 2019 segera digelar di Hotel Harris, Sunset Road, Kuta, Badung.

Acara yang bakal dihadiri ribuan jamaah GPIB ini mengambil tema “Membangun Masyarakat Sejahtera Demi Kesejahteraan Umat” Injil (Yeremi 29:7).

Sesuai rencana, Konven Pendeta diadakan Senin hingga Selasa (25-26/2) depan, dihadiri kurang lebih 700 Pendeta.

Sedangkan sidang Sinode digelar pada Rabu (27/2) hingga Sabtu (2/3) dihadiri kurang Lebih 1.200 orang.

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam jumpa pers yang digelar di Hotel Harris, Sunset Road, Kuta, Badung, kemarin (22/2) menyatakan, acara yang berlangsung selama dua pekan ini difokuskan pada kesejahteraan masyarakat.

Diharapkan, dengan kegiatan tersebut bisa memberikan output yang baik dan mengevaluasi berbagai kendala yang dihadapi dalam pelayanan GPIB selama ini, baik dari perkotaan hingga pelosok.

“Tujuannya jelas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan membangun masyarakat yang baik, akan berdampak juga terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Tentu GPIB berkoordinasi dengan pemerintahan baik dari yang ada di tingkat desa hingga pusat demi membangun kesejahteraan masyarakat,” papar Pendeta Paulus Kariso.

Selain agenda kesejahteraan masyarakat, kegiatan Konven Pendeta ini sebagai salah satu cara meningkatkan dan mengembangkan karakter pendeta GPIB.

“Konven Pendeta GPIB kali ini sedikit berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Kali ini mentalitas pendeta akan diuji. Tentu melalui beberapa cara, salah satunya akan dites oleh para pakar.

Dengan demikian, mentalitas pendeta akan terus diasah dalam menjalankan pelayanan dimanapun,” timpalnya.

Pendeta Paulus Kariso juga menegaskan hajatan ini tidak berkaitan dengan politik. Apalagi dikaitkan dengan pasangan 01 (Jokowi – Ma’ruf Amin) maupun 02 (Prabowo – Sandi).

Soal politik, dia menyerahkan ke masing-masing jamaah. “Kami murni Konven Pendeta GPIB dan Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB Tahun 2019 demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan.

Di antaranya ada 6 bidang yakni teologi sama dengan ajaran-ajaran; Pelayanan dan kesaksian dari Kota sampai pelosok pedalaman;

tentang Gereja, Masyarakat, Agama, Ham dan Lingkungan Hidup; Pembinaan; Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG); dan Program Kerja dan Anggaran Periode 2019,” tegasnya.

Sekretaris I Majelis Sinode Pendeta Ely Pitoy de Bell menjelaskan, Konven pendeta nantinya akan membahas tentang teologis baik menyangkut ajaran gereja maupun hal-hal yang aktual dalam beragama, bermasyarakat dalam kehidupan sehari.

Apalagi, saat ini berbarengan dengan tahun politik, sehingga pihaknya menghimbau agar partisipasi untuk melaksanakan hak pilih.

Ketua panitia, Samuel A Z Karinda mengatakan, kegiatan ini akan dibuka langsung oleh gubernur Bali. Hadir juga beberapa pembicara skala nasional.

Di antaranya Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Eko Putro Sandjojo, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani,

Guru Besar Udayana I Ketut Gede Darma Putra, Dosen FISIP UI, Ani Sucipto dan juga pendeta lainnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/