27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:23 AM WIB

Kadisos Dewa Mahendra Komitmen Kurangi Jumlah Lansia Telantar di Bali

JIMBARAN – Dinas Sosial Provinsi Bali mendapatkan urunan solusi terkait persoalan kaum lansia (lanjut usia) telantar.

Sabtu (27/4) Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra menghadiri upacara melaspas Panti Werdha Syailendra Bali di Jalan Uluwatu, Jimbaran.

Panti yang dibangun oleh pihak swasta, yaitu Rama Group Bali itu berkomitmen menampung para lansia terlantar atau ditelantarkan.

Kepada Jawa Pos Radar Bali, Dewa Mahendra mengatakan Provinsi Bali menempati posisi kelima dalam angka Index Pembangunan Manusia (IPM).

IPM Bali saat ini mencapai angka 74,3, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang angkanya hanya 70,1.

Parameter IPM sendiri meliputi kualitas pendidikan, umur panjang dan kualitas kesehatan, serta kemampuan daya beli (standar hidup layak).

Dengan angka IPM yang tinggi, membuat harapan hidup di Bali juga tinggi, yakni mencapai usia 72 tahun. Terangnya, harapan hidup tinggi inilah yang membuat jumlah lansia di Bali juga ikut bertambah.

“Hal ini tentu akan membawa persoalan bagi orang-orang yang memasuki lansia,” ujarnya. Imbuh pria murah senyum itu, penduduk Lansia di Bali mencapai angka 441 ribu jiwa pada tahun 2018 (BPS_red).

Jumlah tersebut merupakan 10,5 persen dari total penduduk Bali yang mencapai 4,2 juta jiwa. Hal ini menegaskan Pulau Dewata sebagai salah satu provinsi dengan penduduk lansia tinggi di Indonesia.

Dari total lansia tersebut, kurang lebih sebanyak  31 ribu hidup telantar. Angka yang besar tersebut menjadi perhatian serius.

Dewa Mahendra menyebut para lansia ini ada yang hidup sebatang kara, menyendiri tanpa didampingi keluarganya dan ada juga yang sengaja ditelantarkan oleh keluarganya.

Untuk itu, sejalan dengan Perda No 11 Tahun 2018 tentang Kesejahteraan Lansia, pihaknya berkomitmen terhadap kesejahteraan lansia, baik dari sisi alokasi anggaran daerah maupun penanggung jawab pelaksana kebijakan di tingkat daerah.

“Maka dari itu pembangunan yang dilakukan oleh Rama Group ini merupakan salah satu sinergi pemerintah dengan dunia usaha dan diharapkan makin banyak pihak swasta

yang melakukan kegiatan sosial seperti ini guna mengurangi jumlah lansia terlantar di Bali dan  mewujudkan masyarakat yang sejahtera”,pungkasnya.

Salah satu Owner dari Rama Group, I Nyoman Satiawan mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali.

Kerja sama dimaksud baik dari sisi pengeluaran surat rekomendasi untuk perekrutan lansia maupun terkait hal teknis lainnya.

Ia mengakui tujuan pembangunan panti tersebut adalah membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah lansia yang terlantar ataupun diterlantarkan di Bali.

“Panti Werdha Syailendra Bali dibangun agar para lansia terlantar bisa terawat dengan baik dan haknya untuk mendapat penghidupan dengan layak dapat tercukupi.

Kami merupakan yayasan nonprofit, jadi para lansia yang dimasukkan disini tidak dipungut biaya, biaya yang kami dapatkan murni dari dana CSR yang kami miliki dan sumbangan-sumbangan dari masyarakat”, ungkapnya.

Satiawan menekankan para lansia yang masuk di panti harus memenuhi beberapa kriteria. Antara lain berusia di atas 60 tahun, tidak bekerja, hidup sebatang kara, dan kondisi yang tidak layak.

“Jadi bagi masyarakat yang menemukan kriteria lansia seperti di atas dapat mengubungi pihak Dinas Sosial Provinsi Bali yang nantinya akan direkomendasikan untuk ditempatkan di Panti Werdha Syailendra”, pungkasnya.

Untuk dketahui Panti Werdha Syailendra tersebut memiliki kapasitas 43 orang lansia dimana satu kamar akan ditempati oleh 3 orang lansia.

Para lansia, selain dilengkapi dengan fasilitas kamar yang nyaman juga akan diberikan beberapa program kegiatan seperti Yoga, membuat kerajinan, bercocok tanam dan lainnya.

Selain itu untuk memastikan kesehatan para lansia, panti ini juga menyediakan klinik kesehatan yang akan memantau kesehatan dari masing-masing lansia.

JIMBARAN – Dinas Sosial Provinsi Bali mendapatkan urunan solusi terkait persoalan kaum lansia (lanjut usia) telantar.

Sabtu (27/4) Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra menghadiri upacara melaspas Panti Werdha Syailendra Bali di Jalan Uluwatu, Jimbaran.

Panti yang dibangun oleh pihak swasta, yaitu Rama Group Bali itu berkomitmen menampung para lansia terlantar atau ditelantarkan.

Kepada Jawa Pos Radar Bali, Dewa Mahendra mengatakan Provinsi Bali menempati posisi kelima dalam angka Index Pembangunan Manusia (IPM).

IPM Bali saat ini mencapai angka 74,3, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang angkanya hanya 70,1.

Parameter IPM sendiri meliputi kualitas pendidikan, umur panjang dan kualitas kesehatan, serta kemampuan daya beli (standar hidup layak).

Dengan angka IPM yang tinggi, membuat harapan hidup di Bali juga tinggi, yakni mencapai usia 72 tahun. Terangnya, harapan hidup tinggi inilah yang membuat jumlah lansia di Bali juga ikut bertambah.

“Hal ini tentu akan membawa persoalan bagi orang-orang yang memasuki lansia,” ujarnya. Imbuh pria murah senyum itu, penduduk Lansia di Bali mencapai angka 441 ribu jiwa pada tahun 2018 (BPS_red).

Jumlah tersebut merupakan 10,5 persen dari total penduduk Bali yang mencapai 4,2 juta jiwa. Hal ini menegaskan Pulau Dewata sebagai salah satu provinsi dengan penduduk lansia tinggi di Indonesia.

Dari total lansia tersebut, kurang lebih sebanyak  31 ribu hidup telantar. Angka yang besar tersebut menjadi perhatian serius.

Dewa Mahendra menyebut para lansia ini ada yang hidup sebatang kara, menyendiri tanpa didampingi keluarganya dan ada juga yang sengaja ditelantarkan oleh keluarganya.

Untuk itu, sejalan dengan Perda No 11 Tahun 2018 tentang Kesejahteraan Lansia, pihaknya berkomitmen terhadap kesejahteraan lansia, baik dari sisi alokasi anggaran daerah maupun penanggung jawab pelaksana kebijakan di tingkat daerah.

“Maka dari itu pembangunan yang dilakukan oleh Rama Group ini merupakan salah satu sinergi pemerintah dengan dunia usaha dan diharapkan makin banyak pihak swasta

yang melakukan kegiatan sosial seperti ini guna mengurangi jumlah lansia terlantar di Bali dan  mewujudkan masyarakat yang sejahtera”,pungkasnya.

Salah satu Owner dari Rama Group, I Nyoman Satiawan mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali.

Kerja sama dimaksud baik dari sisi pengeluaran surat rekomendasi untuk perekrutan lansia maupun terkait hal teknis lainnya.

Ia mengakui tujuan pembangunan panti tersebut adalah membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah lansia yang terlantar ataupun diterlantarkan di Bali.

“Panti Werdha Syailendra Bali dibangun agar para lansia terlantar bisa terawat dengan baik dan haknya untuk mendapat penghidupan dengan layak dapat tercukupi.

Kami merupakan yayasan nonprofit, jadi para lansia yang dimasukkan disini tidak dipungut biaya, biaya yang kami dapatkan murni dari dana CSR yang kami miliki dan sumbangan-sumbangan dari masyarakat”, ungkapnya.

Satiawan menekankan para lansia yang masuk di panti harus memenuhi beberapa kriteria. Antara lain berusia di atas 60 tahun, tidak bekerja, hidup sebatang kara, dan kondisi yang tidak layak.

“Jadi bagi masyarakat yang menemukan kriteria lansia seperti di atas dapat mengubungi pihak Dinas Sosial Provinsi Bali yang nantinya akan direkomendasikan untuk ditempatkan di Panti Werdha Syailendra”, pungkasnya.

Untuk dketahui Panti Werdha Syailendra tersebut memiliki kapasitas 43 orang lansia dimana satu kamar akan ditempati oleh 3 orang lansia.

Para lansia, selain dilengkapi dengan fasilitas kamar yang nyaman juga akan diberikan beberapa program kegiatan seperti Yoga, membuat kerajinan, bercocok tanam dan lainnya.

Selain itu untuk memastikan kesehatan para lansia, panti ini juga menyediakan klinik kesehatan yang akan memantau kesehatan dari masing-masing lansia.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/