26.7 C
Jakarta
27 April 2024, 9:16 AM WIB

Jumlah Perguruan Tinggi Rangking Tingkat Menengah di Bali Masih Minim

DENPASAR – Ketua LLDIKTI Wilayah VIII Prof.I Nengah Dasi Astawa bahwa saat ini hanya satu universitas swasta di Bali yang berada pada perengkingan kelas menengah universitas seluruh Indonesia.

Universitas tersebut adalah Warmadewa. Hal ini terbilang cukup kontras. Pasalnya, jumlah perguruan tinggi swasta yang ada di Bali mencapai 58.

Hal ini disampaikannya dalam seminar nasional bertajuk “Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Dalam Rangka Penyiapan 

Sumberdaya Manusia Unggul dan Berdaya Saing Internasional”. Seminar tersebut digelar oleh Universita Mercu Buana di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kamis (28/11) sore.

Rendahnya jumlah perguruan tinggi yang duduk pada kategori peringkat menengah di Bali, dikatakannya, salah satu yang menjadi faktor penyebab adalah adanya perubahan metode penilaian menjadi output dan outcome.

“Duluanya ada tiga perguruan tinggi. Warmadewa, Saraswati dan Undiknas. Namun sekarang menyisahkan satu saja, Warmadewa,” tambahnya.

Meski memiliki jumlah yang sangat sedikit terkait perangkingan tersebut, namun ada sisi lain yang sekarang ini sedang berkembang pesat.

Di mana ada lebih dari 30 Program Studi dari 58 universitas swasta di Bali yang sudah terakreditasi A.  “Sekarang sudah lebih dari 30 prodi yang sudah dapat A. Dimana empat tahun sebelumnya tidak mencapai itu,” tandasnya.

Sementara itu, Dirjen Kelembagaan PTEK Patdono Suwignjo menerangkan, di tahun 2019 ini sudah banyak universitas di Indonesia yang masuk dalam klasifikasi kelas dunia atau world class university.

Oleh sebab itu, lulusan dari setiap universitas yang ada di Indonesia harus memiliki daya saing yang tinggi.

“Sehingga lulusan indonesia bisa mencari kerja di luar negeri juga. Mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri,” katanya. 

Dikatakannya, pemberian peringkat terhadap seluruh perguran tinggi di seluruh indonesia sendiri di tahun 2019 ini dikatakannya berdasar output dan outcome.

Bukan dsri berapa banyaknya dosen bergelar doktor maupun profesor. “Yang penting adalah outputnya atau hasilnya.

Jadi perguruan tinggi kalau dosennya profesorn atau doktornya sedikit tapi lulusannya banyak memenangkan lomba internasional.

Maka itu nilainga tinggi. Dari pada dosennya banyak profesor atau doktor tapi lulusannya tidak banyak memenangkan  lomba internasional,” tandasnya.

DENPASAR – Ketua LLDIKTI Wilayah VIII Prof.I Nengah Dasi Astawa bahwa saat ini hanya satu universitas swasta di Bali yang berada pada perengkingan kelas menengah universitas seluruh Indonesia.

Universitas tersebut adalah Warmadewa. Hal ini terbilang cukup kontras. Pasalnya, jumlah perguruan tinggi swasta yang ada di Bali mencapai 58.

Hal ini disampaikannya dalam seminar nasional bertajuk “Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Dalam Rangka Penyiapan 

Sumberdaya Manusia Unggul dan Berdaya Saing Internasional”. Seminar tersebut digelar oleh Universita Mercu Buana di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kamis (28/11) sore.

Rendahnya jumlah perguruan tinggi yang duduk pada kategori peringkat menengah di Bali, dikatakannya, salah satu yang menjadi faktor penyebab adalah adanya perubahan metode penilaian menjadi output dan outcome.

“Duluanya ada tiga perguruan tinggi. Warmadewa, Saraswati dan Undiknas. Namun sekarang menyisahkan satu saja, Warmadewa,” tambahnya.

Meski memiliki jumlah yang sangat sedikit terkait perangkingan tersebut, namun ada sisi lain yang sekarang ini sedang berkembang pesat.

Di mana ada lebih dari 30 Program Studi dari 58 universitas swasta di Bali yang sudah terakreditasi A.  “Sekarang sudah lebih dari 30 prodi yang sudah dapat A. Dimana empat tahun sebelumnya tidak mencapai itu,” tandasnya.

Sementara itu, Dirjen Kelembagaan PTEK Patdono Suwignjo menerangkan, di tahun 2019 ini sudah banyak universitas di Indonesia yang masuk dalam klasifikasi kelas dunia atau world class university.

Oleh sebab itu, lulusan dari setiap universitas yang ada di Indonesia harus memiliki daya saing yang tinggi.

“Sehingga lulusan indonesia bisa mencari kerja di luar negeri juga. Mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri,” katanya. 

Dikatakannya, pemberian peringkat terhadap seluruh perguran tinggi di seluruh indonesia sendiri di tahun 2019 ini dikatakannya berdasar output dan outcome.

Bukan dsri berapa banyaknya dosen bergelar doktor maupun profesor. “Yang penting adalah outputnya atau hasilnya.

Jadi perguruan tinggi kalau dosennya profesorn atau doktornya sedikit tapi lulusannya banyak memenangkan lomba internasional.

Maka itu nilainga tinggi. Dari pada dosennya banyak profesor atau doktor tapi lulusannya tidak banyak memenangkan  lomba internasional,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/