32.2 C
Jakarta
25 April 2024, 17:07 PM WIB

Terganggu Cuaca, Tangkapan Ikan Menurun, Harga Pindang Melambung

SEMARAPURA – Gelombang tinggi yang terjadi sejak beberapa hari belakangan ini menyebabkan hasil tangkapan para nelayan menurun drastis.

Akibatnya para pemindang di Sentral Pengolahan Ikan Pindang, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan harus membeli ikan dengan harga yang lebih tinggi sehingga menyebabkan harga jual ikan pindang turut melambung.

Salah seorang nelayan Pantai Segara, Nyoman Karnawan kemarin mengungkapkan, para nelayan sudah jarang melaut sejak dua minggu terakhir ini.

Itu sebabkan karena hasil tangkapan ikan yang menurun akibat gelombang tinggi. Jika biasanya sekali melaut para nelayan bisa mendapatkan ikan 12 kilogram-50 kilogram, saat ini hasilnya sekitar 3 kilogram per sekali melaut.

“Untuk beli bahan bakar saja sudah tidak cukup. Sekali melaut itu bisa habis 15-25 liter,” ungkap Karnawan.

Dengan kondisi seperti itu, sejumlah nelayan akhirnya beralih profesi untuk sementara waktu. Ada yang menjadi tukang servis jaring, kuli bangunan, dan petani.

“Tapi, ada beberapa nelayan yang tetap melaut karena hanya itu keahlian mereka,” ujarnya. Tidak hanya berdampak pada pendapatan nelayan,

minimnya jumlah tangkapan ikan juga membuat para pemindang di Sentral Pengolahan Ikan Pindang, Desa Kusamba terpaksa menaikan harga ikan pindang buatannya.

 Itu lantaran harga ikan yang mengalami peningkatan akibat minimnya tangkapan. “Satu keranjang pindang yang isi delapan ekor

biasanya saya jual Rp 40 ribu sekarang saya jual Rp 45 ribu. Ikan-ikan ini datang dari Amed, Karangasem,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Gelombang tinggi yang terjadi sejak beberapa hari belakangan ini menyebabkan hasil tangkapan para nelayan menurun drastis.

Akibatnya para pemindang di Sentral Pengolahan Ikan Pindang, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan harus membeli ikan dengan harga yang lebih tinggi sehingga menyebabkan harga jual ikan pindang turut melambung.

Salah seorang nelayan Pantai Segara, Nyoman Karnawan kemarin mengungkapkan, para nelayan sudah jarang melaut sejak dua minggu terakhir ini.

Itu sebabkan karena hasil tangkapan ikan yang menurun akibat gelombang tinggi. Jika biasanya sekali melaut para nelayan bisa mendapatkan ikan 12 kilogram-50 kilogram, saat ini hasilnya sekitar 3 kilogram per sekali melaut.

“Untuk beli bahan bakar saja sudah tidak cukup. Sekali melaut itu bisa habis 15-25 liter,” ungkap Karnawan.

Dengan kondisi seperti itu, sejumlah nelayan akhirnya beralih profesi untuk sementara waktu. Ada yang menjadi tukang servis jaring, kuli bangunan, dan petani.

“Tapi, ada beberapa nelayan yang tetap melaut karena hanya itu keahlian mereka,” ujarnya. Tidak hanya berdampak pada pendapatan nelayan,

minimnya jumlah tangkapan ikan juga membuat para pemindang di Sentral Pengolahan Ikan Pindang, Desa Kusamba terpaksa menaikan harga ikan pindang buatannya.

 Itu lantaran harga ikan yang mengalami peningkatan akibat minimnya tangkapan. “Satu keranjang pindang yang isi delapan ekor

biasanya saya jual Rp 40 ribu sekarang saya jual Rp 45 ribu. Ikan-ikan ini datang dari Amed, Karangasem,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/