28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:52 AM WIB

Ini Jurus Menparekraf Sandiaga Uno Bangkitkan Pariwisata Bali

DENPASAR – Hasil kunjungannya di Bali dari 10-12 Februari 2021, ada hal yang amat penting yang menjadikan catatan Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Salah satunya mengusulkan masyarakat pariwisata di Bali mendapatkan prioritas vaksin dan konsep  travel bubble. 

 

Katanya, jika ingin pariwisata dibuka  salah satu langkahnya adanya dengan penerapan travel bubble. Travel bubble sendiri adalah mekanisme yang mengatur Warga Negara Asing (WNA) yang sudah divaksin di negara asalnya untuk melakukan perjalanan pariwisata ke Bali.

Ia juga menyebutkan adanya aspirasi dari Pelindo III yang menginginkan pintu masuk wisman melalui laut juga bisa dibuka nantinya. “Masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali memberikan sinyal kesiapan untuk Bali kembali segera dibuka dengan satu mekanisme free covid corridors,” kata Sandiaga Uno dalam keterangannya, Minggu 14 Februari 2021.

Ia juga mengatakan bahwa travel bubble ini nantinya akan mengusung konsep free covid corridors atau koridor bebas  Covid-19. Sebagai persiapan, Sandiaga meminta pelaku usaha pariwisata disiplin menerapkan protokol clean, healthy, safety, and environment sustainability atau CHSE.

Kedua adalah harapan dari masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif Bali untuk mendapatkan prioritas vaksinasi. “Termasuk juga beberapa program stimulus seperti soft loan, program padat karya, dana hibah pariwisata, program BISA, serta sertifikasi CHSE,” kata Sandiaga.

 
Salah satunya terkait soft loan, pihaknya sudah melobi pimpinan menteri terkait dan segera akan diajukan kepada Presiden untuk disetujui. Selain itu, ia juga tengah menyiapkan terobosan Free Covid Corridor (FCC). 

“Jadi rencananya yang boleh masuk ke sini adalah wisatawan yang sudah mendapatkan vaksin di negara asalnya dan di sini dilakukan antigen dan mereka bisa langsung beraktivitas karena mereka sudah free covid,” kata Sandiaga di Ubud. 

Sandiaga mengungkap, konsep itu telah diterapkan belum lama ini dengan program datangnya 5.000 tenaga kerja asing asal Tiongkok  di Morowali, Sulawesi Tenggara. 

Dia menyebut sedang mempelajari pola itu agar bisa diterapkan di sektor pariwisata. Penerapannya diprioritaskan terutama di Bali. Untuk mendukung hal itu, maka Bali juga bisa mendapatkan satu perhatian khusus dari segi vaksin, khususnya bagi para pekerja di dunia pariwisata. Ia berharap terobosan ini menjadi suatu motivasi untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi Bali. 

“Ini bisa menyelamatkan lapangan pekerjaan dan kita harus mulai mempersiapkan kebangkitan sektor ini,” pungkasnya.

Terakhir, ia melihat masyarakat Bali sudah siap menjalankan protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) serta 3T (testing, tracing, and treatment).

“Insya Allah kita akan mewujudkan ini, segera, saya berkomitmen karena kita ingin sama-sama segera keluar dari pandemi dan himpitan ekonomi,” kata Sandiaga.


Untuk itu, ia juga menyebut pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pihak-pihak terkait  Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, dan lainnya untuk mematangkan perencanaan.

Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster  mengajak para pelaku pariwisata Bali untuk tetap optimistis, semangat dan tidak larut dalam kesedihan berkepanjangan menyikapi pandemi Covid-19 yang berdampak sangat signifikan terhadap dunia pariwisata.

Ia juga menyampaikan bahwasannya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkomitmen tinggi dalam membangun kepariwisataan berbasis budaya berlandaskan kearifan lokal. Keberadaan pariwisata tidak dapat dimungkiri secara konkret dan nyata telah memberi dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu, sektor pariwisata terus dibangun secara serius disesuaikan dengan potensi alam, budaya yang dimiliki setiap daerah. Pariwisata yang dibangun dengan baik dan dikelola dengan baik akan berdampak ganda. Tidak hanya bagi kesejahteraan pelaku pariwisata tetapi juga menjadi sumber penghasilan daerah melalui pajak hotel dan restoran (PHR).

“Namun harus disadari juga, pariwisata  sangat sensitif, sangat rentan akan gangguan seperti adanya bencana alam dan virus seperti saat ini. Dalam situasi ini, saya berharap para pelaku pariwisata jangan kehilangan semangat, harus tetap optimis.  Jangan terbawa arus kesedihan dan keterpurukan. Momentum ini kita gunakan untuk melakukan konsolidasi, mulat sarira untuk membangun pariwisata yang lebih kuat,” ajaknya.

DENPASAR – Hasil kunjungannya di Bali dari 10-12 Februari 2021, ada hal yang amat penting yang menjadikan catatan Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Salah satunya mengusulkan masyarakat pariwisata di Bali mendapatkan prioritas vaksin dan konsep  travel bubble. 

 

Katanya, jika ingin pariwisata dibuka  salah satu langkahnya adanya dengan penerapan travel bubble. Travel bubble sendiri adalah mekanisme yang mengatur Warga Negara Asing (WNA) yang sudah divaksin di negara asalnya untuk melakukan perjalanan pariwisata ke Bali.

Ia juga menyebutkan adanya aspirasi dari Pelindo III yang menginginkan pintu masuk wisman melalui laut juga bisa dibuka nantinya. “Masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali memberikan sinyal kesiapan untuk Bali kembali segera dibuka dengan satu mekanisme free covid corridors,” kata Sandiaga Uno dalam keterangannya, Minggu 14 Februari 2021.

Ia juga mengatakan bahwa travel bubble ini nantinya akan mengusung konsep free covid corridors atau koridor bebas  Covid-19. Sebagai persiapan, Sandiaga meminta pelaku usaha pariwisata disiplin menerapkan protokol clean, healthy, safety, and environment sustainability atau CHSE.

Kedua adalah harapan dari masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif Bali untuk mendapatkan prioritas vaksinasi. “Termasuk juga beberapa program stimulus seperti soft loan, program padat karya, dana hibah pariwisata, program BISA, serta sertifikasi CHSE,” kata Sandiaga.

 
Salah satunya terkait soft loan, pihaknya sudah melobi pimpinan menteri terkait dan segera akan diajukan kepada Presiden untuk disetujui. Selain itu, ia juga tengah menyiapkan terobosan Free Covid Corridor (FCC). 

“Jadi rencananya yang boleh masuk ke sini adalah wisatawan yang sudah mendapatkan vaksin di negara asalnya dan di sini dilakukan antigen dan mereka bisa langsung beraktivitas karena mereka sudah free covid,” kata Sandiaga di Ubud. 

Sandiaga mengungkap, konsep itu telah diterapkan belum lama ini dengan program datangnya 5.000 tenaga kerja asing asal Tiongkok  di Morowali, Sulawesi Tenggara. 

Dia menyebut sedang mempelajari pola itu agar bisa diterapkan di sektor pariwisata. Penerapannya diprioritaskan terutama di Bali. Untuk mendukung hal itu, maka Bali juga bisa mendapatkan satu perhatian khusus dari segi vaksin, khususnya bagi para pekerja di dunia pariwisata. Ia berharap terobosan ini menjadi suatu motivasi untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi Bali. 

“Ini bisa menyelamatkan lapangan pekerjaan dan kita harus mulai mempersiapkan kebangkitan sektor ini,” pungkasnya.

Terakhir, ia melihat masyarakat Bali sudah siap menjalankan protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) serta 3T (testing, tracing, and treatment).

“Insya Allah kita akan mewujudkan ini, segera, saya berkomitmen karena kita ingin sama-sama segera keluar dari pandemi dan himpitan ekonomi,” kata Sandiaga.


Untuk itu, ia juga menyebut pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pihak-pihak terkait  Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, dan lainnya untuk mematangkan perencanaan.

Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster  mengajak para pelaku pariwisata Bali untuk tetap optimistis, semangat dan tidak larut dalam kesedihan berkepanjangan menyikapi pandemi Covid-19 yang berdampak sangat signifikan terhadap dunia pariwisata.

Ia juga menyampaikan bahwasannya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkomitmen tinggi dalam membangun kepariwisataan berbasis budaya berlandaskan kearifan lokal. Keberadaan pariwisata tidak dapat dimungkiri secara konkret dan nyata telah memberi dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu, sektor pariwisata terus dibangun secara serius disesuaikan dengan potensi alam, budaya yang dimiliki setiap daerah. Pariwisata yang dibangun dengan baik dan dikelola dengan baik akan berdampak ganda. Tidak hanya bagi kesejahteraan pelaku pariwisata tetapi juga menjadi sumber penghasilan daerah melalui pajak hotel dan restoran (PHR).

“Namun harus disadari juga, pariwisata  sangat sensitif, sangat rentan akan gangguan seperti adanya bencana alam dan virus seperti saat ini. Dalam situasi ini, saya berharap para pelaku pariwisata jangan kehilangan semangat, harus tetap optimis.  Jangan terbawa arus kesedihan dan keterpurukan. Momentum ini kita gunakan untuk melakukan konsolidasi, mulat sarira untuk membangun pariwisata yang lebih kuat,” ajaknya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/