25.6 C
Jakarta
19 September 2024, 8:17 AM WIB

Pandemi Covid, Warga Pejeng Kangin Tekuni Kerajinan Tenun Cagcag

GIANYAR – Dampak Covid-19 yang cukup panjang menyebabkan banyak masyarakat Desa Pejeng Kangin di Kecamatan Tampaksiring beralih menjadi perajin tenun cagcag.

Awalnya, segelintir warga mengambil kerajinan yang nyaris punah itu. Kini, jumlah warga yang beralih ke tenun mencapai puluhan orang.

Hal itu diungkapkan Perbekel Desa Pejeng Kangin, I Gede Purnadi Yoga. Di desanya kini ada dia sentra kerajinan tenun.

Yakni di Banjar Pesalakan dan di Banjar Pengembangan. Diakui, sebelum Covid-19 melanda, kerajinan tenun ini sempat mati suri.

Ketika Covid-19 melanda, beberapa warga Desa Pejeng Kangin yang tadinya bekerja di sektor pariwisata satu persatu beralih profesi jadi perajin tenun cagcag.

“Kini di Desa Pejeng Kangin telah memiliki 2 kelompok tenun. Yaitu kelompok perajin Merak Mas di Banjar Pengembungan dan Kelompok perajin Tenun Sari Bakti di Banjar Pesalakan,” ujarnya.

Dari dua kelompok, jumlah perajin mencapai puluhan orang. “Dengan beranggotakan hampir lebih dari 30 orang,” jelas I Gede Purnadi.

Di tengah pandemi yang menumbangkan dunia pariwisata, tak disangka, kerajinan tenun malah diburu. Bahkan, menurut Gede Purnadi, saat ini para perajin rata-rata tidak memiliki stok kain tenun.

“Karena begitu selesai menenun sudah diambil para pemesan,” ujarnya. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ketua Kelompok Tenun Merak Mas, I Nyoman Ersi.

Setelah pandemi covid 19 para perajin yang dulunya banyak bekerja di industri pariwisata kini kembali menekuni keahlian mereka dulu yaitu menenun cagcag.

“Karena tidak lagi bekerja di tempat lain, para penenun kini sepenuhnya bisa mengerjakan pesanan kain,” jelasnya. 

Nyoman Ersi juga menambahkan, dengan semakin bertambahnya jumlah anggota kelompok, maka kebutuhan akan alat tenun pun semakin meningkat. 

Pihaknya bersyukur karena beberapa waktu lalu Pemkab Gianyar melalui Dekranasda menyalurkan CSR dari PT PLN berupa 7 set alat tenun pada kelompok tenun Merak Mas Banjar Pengembungan.

“Dengan bantuan alat tersebut, proses menenun jadi lebih lancar,” pungkasnya. 

GIANYAR – Dampak Covid-19 yang cukup panjang menyebabkan banyak masyarakat Desa Pejeng Kangin di Kecamatan Tampaksiring beralih menjadi perajin tenun cagcag.

Awalnya, segelintir warga mengambil kerajinan yang nyaris punah itu. Kini, jumlah warga yang beralih ke tenun mencapai puluhan orang.

Hal itu diungkapkan Perbekel Desa Pejeng Kangin, I Gede Purnadi Yoga. Di desanya kini ada dia sentra kerajinan tenun.

Yakni di Banjar Pesalakan dan di Banjar Pengembangan. Diakui, sebelum Covid-19 melanda, kerajinan tenun ini sempat mati suri.

Ketika Covid-19 melanda, beberapa warga Desa Pejeng Kangin yang tadinya bekerja di sektor pariwisata satu persatu beralih profesi jadi perajin tenun cagcag.

“Kini di Desa Pejeng Kangin telah memiliki 2 kelompok tenun. Yaitu kelompok perajin Merak Mas di Banjar Pengembungan dan Kelompok perajin Tenun Sari Bakti di Banjar Pesalakan,” ujarnya.

Dari dua kelompok, jumlah perajin mencapai puluhan orang. “Dengan beranggotakan hampir lebih dari 30 orang,” jelas I Gede Purnadi.

Di tengah pandemi yang menumbangkan dunia pariwisata, tak disangka, kerajinan tenun malah diburu. Bahkan, menurut Gede Purnadi, saat ini para perajin rata-rata tidak memiliki stok kain tenun.

“Karena begitu selesai menenun sudah diambil para pemesan,” ujarnya. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ketua Kelompok Tenun Merak Mas, I Nyoman Ersi.

Setelah pandemi covid 19 para perajin yang dulunya banyak bekerja di industri pariwisata kini kembali menekuni keahlian mereka dulu yaitu menenun cagcag.

“Karena tidak lagi bekerja di tempat lain, para penenun kini sepenuhnya bisa mengerjakan pesanan kain,” jelasnya. 

Nyoman Ersi juga menambahkan, dengan semakin bertambahnya jumlah anggota kelompok, maka kebutuhan akan alat tenun pun semakin meningkat. 

Pihaknya bersyukur karena beberapa waktu lalu Pemkab Gianyar melalui Dekranasda menyalurkan CSR dari PT PLN berupa 7 set alat tenun pada kelompok tenun Merak Mas Banjar Pengembungan.

“Dengan bantuan alat tersebut, proses menenun jadi lebih lancar,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/