28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:48 AM WIB

Bea Cukai Ngurah Rai Rintis Penataan Ekosistem Logistik Nasional AU

Badung, Radar Bali  ― Kinerja ekspor produk kelautan di tengah pandemi yang tetap lebih tinggi dibandingkan komoditas lain, disambut Bea Cukai Ngurah Rai dengan melakukan program pemetaan proses bisnis ekspor produk kelautan di wilayah Bali, NTB, dan NTT. Pemetaan yang dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai ini merupakan langkah inisiatif guna merintis penataan Ekosistem Logistik Nasional (National Logistics Ecosystem/NLE) angkutan udara sekaligus mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Pemetaan ini begitu penting, melihat kegiatan ekspor produk kelautan di tengah pandemi berperan krusial sebagai tulang punggung realisasi ekspor di Bea Cukai Ngurah Rai. Selain untuk Pemulihan Ekonomi Nasional, pemetaan proses bisnis ekspor produk kelautan ini adalah langkah awal Penataan Ekosistem Logistik Nasional angkutan udara yang berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yang saat ini masih difokuskan pada angkutan laut,” ujar Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai, Himawan Indarjono.

Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, Penataan Ekosistem Logistik Nasional merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Bea Cukai Ngurah Rai mengambil langkah awal melalui pemetaan proses bisnis ekspor kelautan sebagai kerangka pengintegrasian sistem logistik dalam rangka Penataan Ekosistem Logistik Nasional angkutan udara.

“Kami memetakan pintu-pintu perizinan yang dilalui oleh eksportir ikan dan produk hasil laut, sampai akhirnya mengajukan Pemberitahuan Ekspor Barang kepada kami, sehingga dapat diketahui apa kendalanya dan berapa biayanya. Informasi tersebut akan kami jadikan sebagai masukan penyusunan single platform. Harapan kami, hal tersebut dapat memberikan kemudahan, khususnya bagi pelaku ekspor produk kelautan sebagai pahlawan devisa Indonesia, sehingga proses ekspor kedepannya hanya perlu disampaikan dengan satu kali submit dokumen melalui satu platform saja,” lanjut Himawan.

Langkah yang dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai ini disambut dengan apresiasi dan antusiasme tinggi dari pengguna jasa yang yang sepanjang bulan Maret 2021 tercatat 8 (delapan) perusahaan telah dikunjungi secara virtual.

“Sampai saat ini sudah ada delapan perusahaan yang sudah kami petakan, antusiasmenya tinggi. Target kami bisa mencapai lebih dari 20 perusahaan sehingga gambaran utuh proses yang dilalui oleh eksportir produk kelautan dapat kami peroleh. Serta tidak lupa pihak-pihak lain yang berhubungan dengan proses bisnis ekspor produk kelautan juga akan kami kunjungi secara virtual,” tutup Himawan. 

Badung, Radar Bali  ― Kinerja ekspor produk kelautan di tengah pandemi yang tetap lebih tinggi dibandingkan komoditas lain, disambut Bea Cukai Ngurah Rai dengan melakukan program pemetaan proses bisnis ekspor produk kelautan di wilayah Bali, NTB, dan NTT. Pemetaan yang dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai ini merupakan langkah inisiatif guna merintis penataan Ekosistem Logistik Nasional (National Logistics Ecosystem/NLE) angkutan udara sekaligus mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Pemetaan ini begitu penting, melihat kegiatan ekspor produk kelautan di tengah pandemi berperan krusial sebagai tulang punggung realisasi ekspor di Bea Cukai Ngurah Rai. Selain untuk Pemulihan Ekonomi Nasional, pemetaan proses bisnis ekspor produk kelautan ini adalah langkah awal Penataan Ekosistem Logistik Nasional angkutan udara yang berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yang saat ini masih difokuskan pada angkutan laut,” ujar Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai, Himawan Indarjono.

Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, Penataan Ekosistem Logistik Nasional merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Bea Cukai Ngurah Rai mengambil langkah awal melalui pemetaan proses bisnis ekspor kelautan sebagai kerangka pengintegrasian sistem logistik dalam rangka Penataan Ekosistem Logistik Nasional angkutan udara.

“Kami memetakan pintu-pintu perizinan yang dilalui oleh eksportir ikan dan produk hasil laut, sampai akhirnya mengajukan Pemberitahuan Ekspor Barang kepada kami, sehingga dapat diketahui apa kendalanya dan berapa biayanya. Informasi tersebut akan kami jadikan sebagai masukan penyusunan single platform. Harapan kami, hal tersebut dapat memberikan kemudahan, khususnya bagi pelaku ekspor produk kelautan sebagai pahlawan devisa Indonesia, sehingga proses ekspor kedepannya hanya perlu disampaikan dengan satu kali submit dokumen melalui satu platform saja,” lanjut Himawan.

Langkah yang dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai ini disambut dengan apresiasi dan antusiasme tinggi dari pengguna jasa yang yang sepanjang bulan Maret 2021 tercatat 8 (delapan) perusahaan telah dikunjungi secara virtual.

“Sampai saat ini sudah ada delapan perusahaan yang sudah kami petakan, antusiasmenya tinggi. Target kami bisa mencapai lebih dari 20 perusahaan sehingga gambaran utuh proses yang dilalui oleh eksportir produk kelautan dapat kami peroleh. Serta tidak lupa pihak-pihak lain yang berhubungan dengan proses bisnis ekspor produk kelautan juga akan kami kunjungi secara virtual,” tutup Himawan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/