34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 12:42 PM WIB

Keluarga Wayan Suweta, Korban Tewas di Jurang Tolak Hasil Rekonstruksi

GIANYAR- Kematian I Wayan Suweta, 42, yang jatuh ke jurang pada 16 Desember 2021 lalu, belum sepenuhnya diterima pihak keluarga. Keluarga menduga kematian korban banyak kejanggalan.

 

Paman korban, I Ketut Durus dengan tegas menolak hasil rekonstruksi. Keluarga menduga kematian keponakannya jatuh di jurang Tukad Melahange di Banjar Benawah, Desa Petak Kaja, Kecamatan Gianyar, banyak kejanggalan.

 

“Saya menolak hasil rekonstruksi karena banyak kejanggalan kematian keponakan saya. Saya mencari keadilan,” ujar Ketut Durus, Rabu (16/3). Sejumlah kejanggalan yang diterima keluarga, pertama korban pesta minuman di acara pernikahan kerabat.

 

“Di sana ada yang bilang dia miyegan (ribut, Red) dan bergulat. Saksinya ada, tapi saya tidak lihat, karena pas di rumah,” ungkapnya.

 

Kejanggalan lainnya, pada 25 Januari 2022 hasil otopsi dari Laboratorium Forensik keluar. Ditemukan ada 26 luka kekerasan tumpul. “Ada juga luka di pelupuk mata,” terangnya.

 

Keluarga sempat meminta hasil otopsi, namun tidak pernah diberikan. Rabu kemarin, penyidik mendatangi rumahnya untuk meminta tanda tangan. “Tadi ada penyidik datang ke rumah, minta tanda-tangan, saya tidak tahu tentang apa. Saya tetap bilang menolak hasil rekonstruksi,” tegasnya.

 

Durus berharap kasus yang menimpa keponakannya bisa berakhir dengan kebenaran. “Saya ingin terang benderang saja. Saya tidak mengerti hukum,” pintanya.

 

Sementara itu, Kapolsek Gianyar, Kompol Gede Putra Astawa, menegaskan tidak mempermasalahkan keluarga menolak hasil rekonstruksi. Sebab, polisi telah bekerja profesional. “Walau menolak, tidak masalah,” tegasnya. 

 

Menurut Kapolsek, pihak keluarga mengaku memiliki saksi lain. “Maunya korban, maunya skenario dia, dari informasi yang tidak jelas. Kan tidak mungkin,” kata Kapolsek.

 

Mengenai luka kekerasan Kapolsek menegaskan tidak ada. “Dari rumah sakit, istri sudah diajak dan dijelaskan. Apa sebab kematian sudah dijelaskan. Tidak ada kekerasan, sudah dijelaskan oleh pihak RSUP Sanglah,” ungkapnya.

 

Penyidik juga sudah bertanya ke saksi, yang mengatakan adanya perkelahian. “Kalau berdasar katanya-katanya kan sulit. Bahkan ke kerabat kami sudah konfirmasi, tidak tahu, hanya mendengar saja (ada orang berkelahi, Red),” terangnya.

 

Polisi mengakui di acara pernikahan memang sempat ada cekcok mulut karena pengaruh minuman beralkohol. “Namun yang menyatakan berkelahi siapa. Kalau keluarga ada alat bukti baru, silahkan,” ujarnya.

 

Kapolsek tidak mempermasalahkan jika keluarga melapor ke Propram maupun ke Komnas HAM. “Silahkan. Tapi nanti kalau sampai ada pihak yang dicemarkan, jangan sampai dia lapor balik,” pungkasnya. 

 

Diberitakan sebelumnya, korban asal Banjar Benawah Kanginan yang berprofesi sebagai tukang ukir minum-minuman keras di acara nikahan. Sepulang minum, korban melintasi tepi jurang. Korban pun ditemukan tergeletak di dasar jurang dalam keadaan meninggal dunia. Evakuasi dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar.

GIANYAR- Kematian I Wayan Suweta, 42, yang jatuh ke jurang pada 16 Desember 2021 lalu, belum sepenuhnya diterima pihak keluarga. Keluarga menduga kematian korban banyak kejanggalan.

 

Paman korban, I Ketut Durus dengan tegas menolak hasil rekonstruksi. Keluarga menduga kematian keponakannya jatuh di jurang Tukad Melahange di Banjar Benawah, Desa Petak Kaja, Kecamatan Gianyar, banyak kejanggalan.

 

“Saya menolak hasil rekonstruksi karena banyak kejanggalan kematian keponakan saya. Saya mencari keadilan,” ujar Ketut Durus, Rabu (16/3). Sejumlah kejanggalan yang diterima keluarga, pertama korban pesta minuman di acara pernikahan kerabat.

 

“Di sana ada yang bilang dia miyegan (ribut, Red) dan bergulat. Saksinya ada, tapi saya tidak lihat, karena pas di rumah,” ungkapnya.

 

Kejanggalan lainnya, pada 25 Januari 2022 hasil otopsi dari Laboratorium Forensik keluar. Ditemukan ada 26 luka kekerasan tumpul. “Ada juga luka di pelupuk mata,” terangnya.

 

Keluarga sempat meminta hasil otopsi, namun tidak pernah diberikan. Rabu kemarin, penyidik mendatangi rumahnya untuk meminta tanda tangan. “Tadi ada penyidik datang ke rumah, minta tanda-tangan, saya tidak tahu tentang apa. Saya tetap bilang menolak hasil rekonstruksi,” tegasnya.

 

Durus berharap kasus yang menimpa keponakannya bisa berakhir dengan kebenaran. “Saya ingin terang benderang saja. Saya tidak mengerti hukum,” pintanya.

 

Sementara itu, Kapolsek Gianyar, Kompol Gede Putra Astawa, menegaskan tidak mempermasalahkan keluarga menolak hasil rekonstruksi. Sebab, polisi telah bekerja profesional. “Walau menolak, tidak masalah,” tegasnya. 

 

Menurut Kapolsek, pihak keluarga mengaku memiliki saksi lain. “Maunya korban, maunya skenario dia, dari informasi yang tidak jelas. Kan tidak mungkin,” kata Kapolsek.

 

Mengenai luka kekerasan Kapolsek menegaskan tidak ada. “Dari rumah sakit, istri sudah diajak dan dijelaskan. Apa sebab kematian sudah dijelaskan. Tidak ada kekerasan, sudah dijelaskan oleh pihak RSUP Sanglah,” ungkapnya.

 

Penyidik juga sudah bertanya ke saksi, yang mengatakan adanya perkelahian. “Kalau berdasar katanya-katanya kan sulit. Bahkan ke kerabat kami sudah konfirmasi, tidak tahu, hanya mendengar saja (ada orang berkelahi, Red),” terangnya.

 

Polisi mengakui di acara pernikahan memang sempat ada cekcok mulut karena pengaruh minuman beralkohol. “Namun yang menyatakan berkelahi siapa. Kalau keluarga ada alat bukti baru, silahkan,” ujarnya.

 

Kapolsek tidak mempermasalahkan jika keluarga melapor ke Propram maupun ke Komnas HAM. “Silahkan. Tapi nanti kalau sampai ada pihak yang dicemarkan, jangan sampai dia lapor balik,” pungkasnya. 

 

Diberitakan sebelumnya, korban asal Banjar Benawah Kanginan yang berprofesi sebagai tukang ukir minum-minuman keras di acara nikahan. Sepulang minum, korban melintasi tepi jurang. Korban pun ditemukan tergeletak di dasar jurang dalam keadaan meninggal dunia. Evakuasi dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/