27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:37 AM WIB

Awas! Wanita Rentan Jadi Korban Cuci Otak Pelaku Terorisme

DENPASAR- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Nasional terus menghimbau dan mengingatkan masyarakat untuk terus waspada akan bahaya terorisme.

 

Salah satu himbauan BNPT yakni terkait keterlibatan dan peran aktif kaum perempuan dalam aksi terorisme.

 

Jika sebelumnya aksi terorisme dilakukan para kaum adam (laki-laki), terbaru BNPT menengarai adanya  keterlibatan aktif perempuan dalam aksi terorisme.

 

Seperti disampaikan Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT  Nasional Setyo Pranowo. Dikonfirmasi di sela Rembug Aparatur Kelurahan dan Desa Tentang Literasi Informasi Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Bali, di Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (23/5), ia mengatakan jika ada pergeseran peran pelaku terorisme.

 

 

Dikatakan, jika sebelumnya aksi terorisme didominasi kaum laki-laki, namun saat ini muncul indikasi adanya peran aktif kaum perempuan dalam aksi teroris di Indonesia.

 

“Dulu, kaum wanita dalam dunia terorisme itu hanya sebagai pendukung. Sekarang kaum wanita bisa menjadi ujung tombak dalan aksi terorisme,” tegas Setyo Pranomo

 

Dicontohkan, adanya pergeseran peran aktif pelaku terorisem dari kaum adam ke kaum hawa ini, seperti yang terjadi pada kasus terorisme di Sibolga, Sumatera Utara beberapa pekan lalu.

 

Dikatakan, pada aksi terorisme di Sibolga, aksi peledakan diri justru dilakukan istri dari pelaku terorime bernama Solimah.

 

Kata Setyo Pranowo, Solimah nekat meledakkan diri di rumahnya saat polisi melakukan upaya penangkapan.

 

“Artinya teroris wanita bisa berlaku lebih keras dari pada teroris pria. Mereka kerap menjadi pelaku bom bunuh diri dalam beberapa aksi teror yang terjadi di Indonesia maupun di luar Indonesia,”imbuhnya.

 

Adapun factor yang mendorong kaum hawa melakukan aksi nekat itu, selain factor emosional, kaum perempuan juga dikatakan memiliki sifat yang lebih sensitive dan kepekaan dibandingkan pria.

 

Akibat factor-faktor itu, kata Setyo Pranowo, kaum perempuan lebih mudah dan rentan untuk didoktrin atau cuci otak  oleh pelaku terorisem. “Salah satunya adalah menganggap darah orang lain halal untuk dibunuh,”tukasnya.

DENPASAR- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Nasional terus menghimbau dan mengingatkan masyarakat untuk terus waspada akan bahaya terorisme.

 

Salah satu himbauan BNPT yakni terkait keterlibatan dan peran aktif kaum perempuan dalam aksi terorisme.

 

Jika sebelumnya aksi terorisme dilakukan para kaum adam (laki-laki), terbaru BNPT menengarai adanya  keterlibatan aktif perempuan dalam aksi terorisme.

 

Seperti disampaikan Kasi Partisipasi Masyarakat BNPT  Nasional Setyo Pranowo. Dikonfirmasi di sela Rembug Aparatur Kelurahan dan Desa Tentang Literasi Informasi Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Bali, di Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (23/5), ia mengatakan jika ada pergeseran peran pelaku terorisme.

 

 

Dikatakan, jika sebelumnya aksi terorisme didominasi kaum laki-laki, namun saat ini muncul indikasi adanya peran aktif kaum perempuan dalam aksi teroris di Indonesia.

 

“Dulu, kaum wanita dalam dunia terorisme itu hanya sebagai pendukung. Sekarang kaum wanita bisa menjadi ujung tombak dalan aksi terorisme,” tegas Setyo Pranomo

 

Dicontohkan, adanya pergeseran peran aktif pelaku terorisem dari kaum adam ke kaum hawa ini, seperti yang terjadi pada kasus terorisme di Sibolga, Sumatera Utara beberapa pekan lalu.

 

Dikatakan, pada aksi terorisme di Sibolga, aksi peledakan diri justru dilakukan istri dari pelaku terorime bernama Solimah.

 

Kata Setyo Pranowo, Solimah nekat meledakkan diri di rumahnya saat polisi melakukan upaya penangkapan.

 

“Artinya teroris wanita bisa berlaku lebih keras dari pada teroris pria. Mereka kerap menjadi pelaku bom bunuh diri dalam beberapa aksi teror yang terjadi di Indonesia maupun di luar Indonesia,”imbuhnya.

 

Adapun factor yang mendorong kaum hawa melakukan aksi nekat itu, selain factor emosional, kaum perempuan juga dikatakan memiliki sifat yang lebih sensitive dan kepekaan dibandingkan pria.

 

Akibat factor-faktor itu, kata Setyo Pranowo, kaum perempuan lebih mudah dan rentan untuk didoktrin atau cuci otak  oleh pelaku terorisem. “Salah satunya adalah menganggap darah orang lain halal untuk dibunuh,”tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/