27.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 4:54 AM WIB

Anak Korban Tenggelam Shock, Sebelum Musibah Keluarga Mimpi Air Bah

SEMARAPURA – Ritual melukat atau penyucian diri yang dilakukan Nengah Karna, 54 bersama istrinya, Ni Wayan Sutami 52 asal Dusun Semseman, Desa Sangkan Gunung,

Kecamatan Sidemen, Karangasem untuk memohon kesembuhan di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Senin (23/4) kemarin berakhir naas.

Ombak tinggi tiba-tiba datang dan menyeret Sutami ke tengah laut. Upaya Karna menyelamatkan istrinya dengan cara menarik tangan korban, gagal. Istrinya terseret arus dan tenggelam.

Karna berhasil ditolong dua pencari batu sikat, Nyoman Mudana dan Mangku Nyelem. Sementara Sutami berusaha diselamatkan oleh dua pencari batu sikat lainnya.

Yaitu Wayan Budiastrawan, 25 asal Desa Tojan dan Kadek Sudiasta alias Sobra, 35 asal Jro Agung, Desa Gelgel. Nahas, keduanya malah ikut terseret ombak dan menghilang di tengah laut.

Di tengah suasana yang penuh duka itu, terlihat mantan Waka Porles Klungkung Kompol Nengah Sadiarta bersama istrinya datang ke lokasi kejadian.

Ternyata, Sutami merupakan saudara dari Kompol Nengah Sadiarta. Sutami juga memiliki anak seorang polisi bernama Komang Sutrisna yang bertugas di Polda Bali.

Sutrisna yang mendengar ibunya tenggelam, sempat datang ke lokasi dengan pakaian dinasnya. Saking terpukulnya dia mendengar sang ibu belum ditemukan, dan melihat sang ayah menangis terisak-isak, Sutrisna ikut menangis.

Bahkan, Sutrisna sempat pingsan. Oleh kerabatnya Sutrisna lalu dibawa ke ambulance yang sejak awal berada di Pantai Watu Klotok.

Situasi keluarga Wayan Budiastrawan yang juga mendatangi lokasi tidak kalah dramatis. Istri maupun anaknya yang masih berumur tiga bulan mendatangi pantai Watu Klotok.

Sama seperti pihak keluarga korban yang lain, istri Budiastrawan juga terlihat shock. Karena kondisinya tersebut, anaknya yang masih berumur tiga bulan digendong oleh mertuanya yang merupakan ibu Budiastrawan.

Adik dari Budiastrawan yakni Putu Rahayu yang masih duduk di bangku kelas III SD juga sempat datang ke lokasi dan menangis. Bahkan sebelum kejadian, Putu Rahayu sempat bercerita mimpi ombak besar.

Mimpi itu pun sempat disampaikan ke ayahnya yang juga orang tua korban. “Saya sempat mimpi ombak besar malemnya,” ujar Rahayu.

Di sela-sela pencarian korban, tampak sejumlah keluarga korban melakukan ritual agar para korban bisa ditemukan dengan selamat.

Sementara itu, Koordinator Pos SAR Karangasem, I Wayan Suwena mengungkapkan pencarian Sutami, Sobra, dan Budiastrawan telah dilakukan

tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Sar Sabhara Polda Bali, Pol Air, Balawista BPBD Klungkung, dukungan dari RAPI.

Namun, para korban belum juga menuai hasil. “Tadi kami melakukan pencarian dari lokasi hilangnya sampai ke Kusamba, dan Sidayu.

Kondisi gelombang hari ini saat kejadian di Pantai Klotok memang cukup besar sekitar 4 meter lebih. Itu juga lah yang menyebabkan Basarnas

tidak bisa menurunkan perahu karet melalui Pantai Watu Klotok. Jadi kami menurunkannya di Pantai Kusamba,” ujarnya.

Menurutnya, pencarian akan diteruskan selama tujuh hari. Minimal hingga para korban ditemukan. 

SEMARAPURA – Ritual melukat atau penyucian diri yang dilakukan Nengah Karna, 54 bersama istrinya, Ni Wayan Sutami 52 asal Dusun Semseman, Desa Sangkan Gunung,

Kecamatan Sidemen, Karangasem untuk memohon kesembuhan di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Senin (23/4) kemarin berakhir naas.

Ombak tinggi tiba-tiba datang dan menyeret Sutami ke tengah laut. Upaya Karna menyelamatkan istrinya dengan cara menarik tangan korban, gagal. Istrinya terseret arus dan tenggelam.

Karna berhasil ditolong dua pencari batu sikat, Nyoman Mudana dan Mangku Nyelem. Sementara Sutami berusaha diselamatkan oleh dua pencari batu sikat lainnya.

Yaitu Wayan Budiastrawan, 25 asal Desa Tojan dan Kadek Sudiasta alias Sobra, 35 asal Jro Agung, Desa Gelgel. Nahas, keduanya malah ikut terseret ombak dan menghilang di tengah laut.

Di tengah suasana yang penuh duka itu, terlihat mantan Waka Porles Klungkung Kompol Nengah Sadiarta bersama istrinya datang ke lokasi kejadian.

Ternyata, Sutami merupakan saudara dari Kompol Nengah Sadiarta. Sutami juga memiliki anak seorang polisi bernama Komang Sutrisna yang bertugas di Polda Bali.

Sutrisna yang mendengar ibunya tenggelam, sempat datang ke lokasi dengan pakaian dinasnya. Saking terpukulnya dia mendengar sang ibu belum ditemukan, dan melihat sang ayah menangis terisak-isak, Sutrisna ikut menangis.

Bahkan, Sutrisna sempat pingsan. Oleh kerabatnya Sutrisna lalu dibawa ke ambulance yang sejak awal berada di Pantai Watu Klotok.

Situasi keluarga Wayan Budiastrawan yang juga mendatangi lokasi tidak kalah dramatis. Istri maupun anaknya yang masih berumur tiga bulan mendatangi pantai Watu Klotok.

Sama seperti pihak keluarga korban yang lain, istri Budiastrawan juga terlihat shock. Karena kondisinya tersebut, anaknya yang masih berumur tiga bulan digendong oleh mertuanya yang merupakan ibu Budiastrawan.

Adik dari Budiastrawan yakni Putu Rahayu yang masih duduk di bangku kelas III SD juga sempat datang ke lokasi dan menangis. Bahkan sebelum kejadian, Putu Rahayu sempat bercerita mimpi ombak besar.

Mimpi itu pun sempat disampaikan ke ayahnya yang juga orang tua korban. “Saya sempat mimpi ombak besar malemnya,” ujar Rahayu.

Di sela-sela pencarian korban, tampak sejumlah keluarga korban melakukan ritual agar para korban bisa ditemukan dengan selamat.

Sementara itu, Koordinator Pos SAR Karangasem, I Wayan Suwena mengungkapkan pencarian Sutami, Sobra, dan Budiastrawan telah dilakukan

tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Sar Sabhara Polda Bali, Pol Air, Balawista BPBD Klungkung, dukungan dari RAPI.

Namun, para korban belum juga menuai hasil. “Tadi kami melakukan pencarian dari lokasi hilangnya sampai ke Kusamba, dan Sidayu.

Kondisi gelombang hari ini saat kejadian di Pantai Klotok memang cukup besar sekitar 4 meter lebih. Itu juga lah yang menyebabkan Basarnas

tidak bisa menurunkan perahu karet melalui Pantai Watu Klotok. Jadi kami menurunkannya di Pantai Kusamba,” ujarnya.

Menurutnya, pencarian akan diteruskan selama tujuh hari. Minimal hingga para korban ditemukan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/