33 C
Jakarta
21 September 2024, 15:04 PM WIB

Sebelum Tewas, Teller Cantik Itu Dikenal Ramah dan Murah Senyum

DENPASAR – Kematian Ni Putu Widiastiti, 24, teller cantik Bank Mandiri Cabang Kuta masih menyisakan misteri. Polisi sendiri masih berusaha menguak motif, termasuk mengejar pelaku.

Yang jelas, kematian almarhum tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga maupun teman-temannya, tapi tetangga korban.

“Gek Putu ini sangat rajin, ramah dan murah senyum orangnya,” ujar Ibu Agung, tetangga almarhum di Jalan Kerta Negara, Gang Widura, Ubung Kaja, Denpasar.

Ibu Agung mengaku mengenal baik kedua orangtua korban karena mereka sama-sama sudah bertetangga sejak lama. Katanya, ayah korban pandai melukis.

Seiring berjalannya waktu, setelah Gek Putu bekerja di bank, rumah yang awalnya hendak dikontrakkan itu malah ditempati korban lantaran dirinya bekerja di Kuta.

Rumah ini diketahui sepi hampir setiap hari. Sebab Ni Putu Widiastiti bekerja dari pagi dan pulangnya sudah malam.

“Saya sendiri tidak tahu siapa pacarnya. Anak ini walaupun jarang berkomunikasi, dia rajin. Selalu bersihin halaman rumah dikala libur.

Aktif menyapa kami saat keluar masuk rumah. Selalu senjum orangnya,” timpal Ibu Agung kepada Jawa Pos Radar Bali.

Bahkan, beberapa temannya menyatakan kalau soal pekerjaan di bank, Ni Putu Widiastiti selalu tepat waktù sejak pertama kali bekerja.

“Mereka mengaku, di kantor Gek Putu dikenal karyawan yang ramah dan baik hati walaupu sedikit pendiam. Mereka sangat terpukul dengan adanya kejadian itu.

Kami, tetangganya juga sangat sedih dan tidak menyangka nasibnya berakhir tragis,” terang Ibu Agung lagi.

Ditemui di TKP, Kepala Wilayah Dusun Pohgading, Desa Ubung, Made Darmayasa menjelaskan kalau dirinya tidak terlalu mengenal korban.

Pasalnya, korban diketahui sibuk bekerja jadi pegawai bank, berangkat pagi pulang malam. “Saya tahu dia kerja di bank, jadi interaksi kami tidak intens,” kilah Made Darmayasa.

Darmayasa mengaku, walaupun kurang intens komunikasi, ia mengetahui bahwa Ni Putu Widiastiti
tinggal seorang diri dirumahnya.

Sedangkan  orangtuanya asli Sukawati dan tinggal di Sukawati, Gianyar. “Setahu aku dulunya mereka sering bolak-balik Denpasar – Sukawati. Sudah sekitar satu tahun Gek Putu tinggal di rumah ini,” tuturnya lagi. 

Dirinya mengaku berinteraksi dengan korban terakhir kali beberapa bulan lalu ketika sedang bertugas memberi imbauan kepada warga dari rumah ke rumah untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Menurut penuturan teman korban kepada saya, korban merupakan orang yang periang atau ceria semasa hidupnya. Yang saya dengar dari temannya tadi,” pungkasnya. 

DENPASAR – Kematian Ni Putu Widiastiti, 24, teller cantik Bank Mandiri Cabang Kuta masih menyisakan misteri. Polisi sendiri masih berusaha menguak motif, termasuk mengejar pelaku.

Yang jelas, kematian almarhum tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga maupun teman-temannya, tapi tetangga korban.

“Gek Putu ini sangat rajin, ramah dan murah senyum orangnya,” ujar Ibu Agung, tetangga almarhum di Jalan Kerta Negara, Gang Widura, Ubung Kaja, Denpasar.

Ibu Agung mengaku mengenal baik kedua orangtua korban karena mereka sama-sama sudah bertetangga sejak lama. Katanya, ayah korban pandai melukis.

Seiring berjalannya waktu, setelah Gek Putu bekerja di bank, rumah yang awalnya hendak dikontrakkan itu malah ditempati korban lantaran dirinya bekerja di Kuta.

Rumah ini diketahui sepi hampir setiap hari. Sebab Ni Putu Widiastiti bekerja dari pagi dan pulangnya sudah malam.

“Saya sendiri tidak tahu siapa pacarnya. Anak ini walaupun jarang berkomunikasi, dia rajin. Selalu bersihin halaman rumah dikala libur.

Aktif menyapa kami saat keluar masuk rumah. Selalu senjum orangnya,” timpal Ibu Agung kepada Jawa Pos Radar Bali.

Bahkan, beberapa temannya menyatakan kalau soal pekerjaan di bank, Ni Putu Widiastiti selalu tepat waktù sejak pertama kali bekerja.

“Mereka mengaku, di kantor Gek Putu dikenal karyawan yang ramah dan baik hati walaupu sedikit pendiam. Mereka sangat terpukul dengan adanya kejadian itu.

Kami, tetangganya juga sangat sedih dan tidak menyangka nasibnya berakhir tragis,” terang Ibu Agung lagi.

Ditemui di TKP, Kepala Wilayah Dusun Pohgading, Desa Ubung, Made Darmayasa menjelaskan kalau dirinya tidak terlalu mengenal korban.

Pasalnya, korban diketahui sibuk bekerja jadi pegawai bank, berangkat pagi pulang malam. “Saya tahu dia kerja di bank, jadi interaksi kami tidak intens,” kilah Made Darmayasa.

Darmayasa mengaku, walaupun kurang intens komunikasi, ia mengetahui bahwa Ni Putu Widiastiti
tinggal seorang diri dirumahnya.

Sedangkan  orangtuanya asli Sukawati dan tinggal di Sukawati, Gianyar. “Setahu aku dulunya mereka sering bolak-balik Denpasar – Sukawati. Sudah sekitar satu tahun Gek Putu tinggal di rumah ini,” tuturnya lagi. 

Dirinya mengaku berinteraksi dengan korban terakhir kali beberapa bulan lalu ketika sedang bertugas memberi imbauan kepada warga dari rumah ke rumah untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Menurut penuturan teman korban kepada saya, korban merupakan orang yang periang atau ceria semasa hidupnya. Yang saya dengar dari temannya tadi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/