29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:19 AM WIB

Tamba Gandeng Anak Winasa, KJM Kaji Usung Jadi Lawan Petahana

NEGARA – Setelah sempat mereda karena pandemic Coronavirus Disease (Covid-19), proses politik jelang Pilkada 2020 mulai menggeliat lagi.

Bakal calon bupati yang mendaftar melalui Koalisi Jembrana Maju (KJM) mulai menawarkan bakal calon wakil bupati yang akan mendampingi.

Dari tiga calon bupati hanya I Nengah Tamba yang sudah membawa bakal calon wakil bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, putra mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa yang akan diusung untuk melawan petahana.

Namun, bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati tersebut belum tentu mendapat rekomendasi dari KJM.

Pasalnya, nama I Gede Ngurah Patriana Krisna atau akrab disapa Ipat muncul karena dibawa I Nengah Tamba untuk mendampingi sebagai bakal calon wakil bupati, bukan dari Koalisi Jembrana Maju yang beranggotakan tujuh partai politik.

“Dari pribadi Pak Tamba memang menggandeng Ipat, bukan koalisi,” kata I Nyoman Birawan, kata ketua tim penjaringan bakal calon Koalisi Jembrana Maju.

Salah satu pertimbangan Ipat meski tidak mendaftar sebagai bakal calon pada koalisi masuk dalam bursa bakal calon wakil bupati, karena hasil survei cukup bagus, baik keterpilihan dan popularitas.

Karena koalisi memberikan keleluasaan pada bakal calon bupati untuk mencari bakal calon wakil bupati, sehingga I Nengah Tamba membawa Ipat sebagai bakal calon wakil bupati.

“Ini masih proses, belum tentu Tamba-Ipat mendapat rekomendasi,” ungkapnya. Namun demikian, jika hasil survei pasangan Tamba-Ipat berpotensi menang,

koalisi tujuh partai politik akan rapat lagi untuk menentukan pasangan calon yang akan diusung. Karena itu, bakal calon bupati dan wakil bupati yang mendaftar pada koalisi sebelumnya masih ada peluang menjadi calon.

Akan tetapi sampai saat ini hanya Nengah Tamba yang membawa nama bakal calon wakil bupati. Senada diungkapkan I Gede Puriawan, ketua tim seleksi bakal calon Koalisi Jembrana Maju.

Menurutnya, keputusan dari koalisi untuk bakal calon wakil bupati diserahkan sepenuhnya pada bakal calon bupati untuk memilih baik dari nama yang sudah mendaftar atau dari tokoh yang tidak mendaftar.

Sebagai cattan ada tiga calon bupati dari KJM yakni I Nengah Tamba, I Made Prihenjagat dan I Ketut Widastra,

“Sementara ini I Nengah Tamba yang sudah mengajak Ipat untuk menjadi bakal calon wakil bupati,” ujarnya.

Berdasar hasil simulasi saat survei, nama Nengah Tambah dan I Made Prihenjagat menempati posisi tertinggi sebagai pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati.

Sayangnya, I Made Prihenjagat tidak mau menjadi bakal calon wakil bupati, begitu juga dengan I Ketut Widastra tetap ingin menjadi bakal calon bupati.

Karena itu, I Nengah Tamba memilih Ipat sebagai tokoh dari luar pendaftar karena hasil survei juga tinggi. “Tapi belum final, Tamba – Ipat masih perlu disurvei. Belum dapat rekomendasi,” ungkapnya.

Partai yang tergabung dalam koalisi tingkat kabupaten akan mengkaji nama-nama pasangan bakal calon bupati.

Selanjutnya, akan diserahkan pada provinsi untuk dipertimbangkan mendapat rekomendasi dari pengurus partai tingkat pusat. “Nanti akan disurvei lagi, hasilnya nanti akan dikaji dulu dan ditanyakan kesiapannya,” tandasnya. 

NEGARA – Setelah sempat mereda karena pandemic Coronavirus Disease (Covid-19), proses politik jelang Pilkada 2020 mulai menggeliat lagi.

Bakal calon bupati yang mendaftar melalui Koalisi Jembrana Maju (KJM) mulai menawarkan bakal calon wakil bupati yang akan mendampingi.

Dari tiga calon bupati hanya I Nengah Tamba yang sudah membawa bakal calon wakil bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, putra mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa yang akan diusung untuk melawan petahana.

Namun, bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati tersebut belum tentu mendapat rekomendasi dari KJM.

Pasalnya, nama I Gede Ngurah Patriana Krisna atau akrab disapa Ipat muncul karena dibawa I Nengah Tamba untuk mendampingi sebagai bakal calon wakil bupati, bukan dari Koalisi Jembrana Maju yang beranggotakan tujuh partai politik.

“Dari pribadi Pak Tamba memang menggandeng Ipat, bukan koalisi,” kata I Nyoman Birawan, kata ketua tim penjaringan bakal calon Koalisi Jembrana Maju.

Salah satu pertimbangan Ipat meski tidak mendaftar sebagai bakal calon pada koalisi masuk dalam bursa bakal calon wakil bupati, karena hasil survei cukup bagus, baik keterpilihan dan popularitas.

Karena koalisi memberikan keleluasaan pada bakal calon bupati untuk mencari bakal calon wakil bupati, sehingga I Nengah Tamba membawa Ipat sebagai bakal calon wakil bupati.

“Ini masih proses, belum tentu Tamba-Ipat mendapat rekomendasi,” ungkapnya. Namun demikian, jika hasil survei pasangan Tamba-Ipat berpotensi menang,

koalisi tujuh partai politik akan rapat lagi untuk menentukan pasangan calon yang akan diusung. Karena itu, bakal calon bupati dan wakil bupati yang mendaftar pada koalisi sebelumnya masih ada peluang menjadi calon.

Akan tetapi sampai saat ini hanya Nengah Tamba yang membawa nama bakal calon wakil bupati. Senada diungkapkan I Gede Puriawan, ketua tim seleksi bakal calon Koalisi Jembrana Maju.

Menurutnya, keputusan dari koalisi untuk bakal calon wakil bupati diserahkan sepenuhnya pada bakal calon bupati untuk memilih baik dari nama yang sudah mendaftar atau dari tokoh yang tidak mendaftar.

Sebagai cattan ada tiga calon bupati dari KJM yakni I Nengah Tamba, I Made Prihenjagat dan I Ketut Widastra,

“Sementara ini I Nengah Tamba yang sudah mengajak Ipat untuk menjadi bakal calon wakil bupati,” ujarnya.

Berdasar hasil simulasi saat survei, nama Nengah Tambah dan I Made Prihenjagat menempati posisi tertinggi sebagai pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati.

Sayangnya, I Made Prihenjagat tidak mau menjadi bakal calon wakil bupati, begitu juga dengan I Ketut Widastra tetap ingin menjadi bakal calon bupati.

Karena itu, I Nengah Tamba memilih Ipat sebagai tokoh dari luar pendaftar karena hasil survei juga tinggi. “Tapi belum final, Tamba – Ipat masih perlu disurvei. Belum dapat rekomendasi,” ungkapnya.

Partai yang tergabung dalam koalisi tingkat kabupaten akan mengkaji nama-nama pasangan bakal calon bupati.

Selanjutnya, akan diserahkan pada provinsi untuk dipertimbangkan mendapat rekomendasi dari pengurus partai tingkat pusat. “Nanti akan disurvei lagi, hasilnya nanti akan dikaji dulu dan ditanyakan kesiapannya,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/