25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:42 AM WIB

Kanker Hati, Atlet Voli Nasional Wayan Sudiana Berpulang

RadarBali.com – Dua maestro Bali berpulang pada hari yang sama Minggu (10/9). I Nyoman Gunarsa, maestro seni lukis klasik dan Wayan Sudiana.

Kamis (14/9) siang jenazah almarhum atlet lapangan voli, Wayan Sudiana diaben di Setra Pantai Karang, Desa Sanur, Denpasar.

Semasa hidup Wayan Sudiana dikenal sebagai atlet berprestasi. Selama berkiprah almarhum telah beberapa kali mengharumkan nama bangsa.

Antara lain medali emas di Sea Games 1983 Manila, medali perak Sea Games 1985 Thailand, dan 8 besar Asian Games 1986 Seoul.

“Wayan Sudiana, eks atlet voli nasional meninggal tadi siang (Minggu, 10/9 red) akibat kanker hati. Jasa beliau sebagai atlet voli nasional antara lain peraih dua kali menyumbang medali emas Sea Games,” ucap kawan akrab almarhum, Kadek “Jango” Paramartha kepada Jawa Pos Radar Bali beberapa hari lalu.

Imbuh sang kartunis, Wayan Sudiana merupakan atlet voli nasional asal Desa Sanur, Denpasar, tepatnya di Jalan Tukad Nyali Gang lll No 5, Banjar Pegulingan, Sanur.

“Almarhum mengawali karier di POR Sanur Volley. Kebetulan dia sahabat baik saya dari SMA 3 Denpasar Angkatan 1984,” tandas Jango Paramartha.

Di mata sang anak sulung  I Wayan Aditya D., almarhum I Wayan Sudjana yang lahir di Denpasar 14 Agustus 1964 adalah sosok sederhana dan apa adanya.

“Beliau selalu mengajarkan kami untuk bekerja keras, berbuat baik, menjadi diri sendiri, dan selalu ingat kepada Tuhan. Cara beliau bergaul dan bersosialisasi sangat menginspirasi kami,” ucapnya.

Aditya menyebut sampai akhir sang ayah tetap berjuang melawan kanker hati yang menggerogoti tubuhnya.

“Papa bersama kami. Dukungan datang tak henti-henti dari banyak orang. Kami sangat berterima kasih. Harapan kami agar semua dapat mendoakan bapak agar dapat tempat terbaik di sisi-Nya agar Beliau tenang di sana,” ungkapnya.

Selama berkarier di dunia voli, Aditya menyebut sang ayah pernah membela klub Vini Vidi Vici, Jakarta dan Klub Warna Agung pada liga antar perusahaan.

“Kegiatan papa terakhir adalah berwiraswasta,” tandasnya sembari menyatakan sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah untuk sang papa dan keluarganya.

“Perhatian dan apresiasi yang diberikan baik,” sambungnya. Almarhum diketahui dikarunia dua orang buah hati dari perkawinan dengan Grace Diana C., yakni I Wayan Aditya D. dan Kadek Meidyani D.

“Papa belum mempunyai cucu. Hopefully dalam waktu dekat,” tandas Aditya. Selain di ajang Sea Games almarhum tercatat memiliki segudang prestasi.

Antara lain Universiade 1987 di Yugoslavia, Sea Games Jakarta 1987, PON DKI 1985  (emas), Pesta Sukan (Brunei), PON 1989 (emas), dan PON 1993 (emas).

RadarBali.com – Dua maestro Bali berpulang pada hari yang sama Minggu (10/9). I Nyoman Gunarsa, maestro seni lukis klasik dan Wayan Sudiana.

Kamis (14/9) siang jenazah almarhum atlet lapangan voli, Wayan Sudiana diaben di Setra Pantai Karang, Desa Sanur, Denpasar.

Semasa hidup Wayan Sudiana dikenal sebagai atlet berprestasi. Selama berkiprah almarhum telah beberapa kali mengharumkan nama bangsa.

Antara lain medali emas di Sea Games 1983 Manila, medali perak Sea Games 1985 Thailand, dan 8 besar Asian Games 1986 Seoul.

“Wayan Sudiana, eks atlet voli nasional meninggal tadi siang (Minggu, 10/9 red) akibat kanker hati. Jasa beliau sebagai atlet voli nasional antara lain peraih dua kali menyumbang medali emas Sea Games,” ucap kawan akrab almarhum, Kadek “Jango” Paramartha kepada Jawa Pos Radar Bali beberapa hari lalu.

Imbuh sang kartunis, Wayan Sudiana merupakan atlet voli nasional asal Desa Sanur, Denpasar, tepatnya di Jalan Tukad Nyali Gang lll No 5, Banjar Pegulingan, Sanur.

“Almarhum mengawali karier di POR Sanur Volley. Kebetulan dia sahabat baik saya dari SMA 3 Denpasar Angkatan 1984,” tandas Jango Paramartha.

Di mata sang anak sulung  I Wayan Aditya D., almarhum I Wayan Sudjana yang lahir di Denpasar 14 Agustus 1964 adalah sosok sederhana dan apa adanya.

“Beliau selalu mengajarkan kami untuk bekerja keras, berbuat baik, menjadi diri sendiri, dan selalu ingat kepada Tuhan. Cara beliau bergaul dan bersosialisasi sangat menginspirasi kami,” ucapnya.

Aditya menyebut sampai akhir sang ayah tetap berjuang melawan kanker hati yang menggerogoti tubuhnya.

“Papa bersama kami. Dukungan datang tak henti-henti dari banyak orang. Kami sangat berterima kasih. Harapan kami agar semua dapat mendoakan bapak agar dapat tempat terbaik di sisi-Nya agar Beliau tenang di sana,” ungkapnya.

Selama berkarier di dunia voli, Aditya menyebut sang ayah pernah membela klub Vini Vidi Vici, Jakarta dan Klub Warna Agung pada liga antar perusahaan.

“Kegiatan papa terakhir adalah berwiraswasta,” tandasnya sembari menyatakan sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah untuk sang papa dan keluarganya.

“Perhatian dan apresiasi yang diberikan baik,” sambungnya. Almarhum diketahui dikarunia dua orang buah hati dari perkawinan dengan Grace Diana C., yakni I Wayan Aditya D. dan Kadek Meidyani D.

“Papa belum mempunyai cucu. Hopefully dalam waktu dekat,” tandas Aditya. Selain di ajang Sea Games almarhum tercatat memiliki segudang prestasi.

Antara lain Universiade 1987 di Yugoslavia, Sea Games Jakarta 1987, PON DKI 1985  (emas), Pesta Sukan (Brunei), PON 1989 (emas), dan PON 1993 (emas).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/