27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:37 AM WIB

Anggaran Hanya Cukup untuk Setahun, Pengelola DTW Sangeh Pengeng

MANGUPURA –  Pandemi Covid-19 sudah berjalan setahun. Pandemi ini melumpuhkan segala sektor, termasuk industri pariwisata Bali.

Salah satu yang terkena dampak adalah Daya Tarik Wisata (DTW) Sangeh, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Sejak pandemi, wisatawan yang datang ke Sangeh, turun drastis. Yang jadi masalah, operasional DTW Sangeh, terutama pakan ratusan monyet harus tetap diberikan.

Manajer Operasional DTW Sangeh, Made Mohon  mengakui, sampai saat ini kebutuhan pakan monyet masih bisa diatasi.

Namun anggaran untuk pakan monyet tersebut hanya cukup untuk setahun saja. Karena kunjungan benar-benar turun drastis.

“Kalau pandemi ini berkepanjangan sampai tahun-tahun berikutnya, ini yang jadi masalah. Kami khawatir masalah biayanya nanti bagaimana,” beber Mohon.

Kata dia,  DTW Sangeh memiliki objek hidup yakni monyet, yang harus dirawat agar karakternya tidak galak. Salah satunya dengan menjaga kebutuhan pakannya agar jangan sampai kurang.

Pihaknya biasanya menganggarkan Rp 15 juta sebulan untuk pakan monyet. Setiap hari, sekitar ratusan kg ketela dan pisang disiapkan untuk 600 monyet.

Belum lagi monyet beranak pianak cukup banyak, sehingga diperkirakan jumlahnya lebih banyak. “Dulu biaya pakan tidak terasa, karena omzetnya bisa menutupi.

Sekarang sejak pandemi, terasa sekali pengeluarannya, apalagi omzet turun. Tahun ini kami pakai sisa dana kas tahun-tahun sebelumnya,” kata Mohon.

Kalau monyet kurang makan, maka akan menjadi masalah karena mereka bisa melakukan penyerangan terhadap pengunjung yang datang.

Selain itu, monyet akan bersaing mencari makanan jika pakannya kurang. Karena itu, dia persilakan masyarakat bagi yang ingin menyumbang buah-buahan untuk pakan monyet.  

“Jika kondisi sudah seperti itu, monyet yang kalah bersaing bisa jadi keluar dari hutan dan bahkan mengganggu ke rumah-rumah warga,” jelasnya.

Kunjungan di DTW Sangeh memang menurun drastis sejak pandemi covid-19 menyerang mulai bulan Maret 2020.

Saat situasi normal, kunjungan dalam sebulan berkisar 12 ribu hingga 15 ribu pengunjung. Namun ketika pandemi, kunjungan merosot menjadi 1.000 hingga 5 ribu per bulan.

Bahkan, dalam satu bulan terakhir, yakni Februari 2021 tidak mencapai 1.000 kunjungan. Berdasar data kunjungan dalam setahun terakhir (tahun 2020), kunjungan di DTW Sangeh hanya mencapai 46.413 kunjungan.

Saat tahun 2020 DTW Sangeh sempat tutup total selama 4 bulan (April-Juli 2020) sehingga praktis tidak ada pemasukan sama sekali.

Jumlah kunjungan tahun 2020 turun sekitar 75 persen, di mana kunjungan rata-rata pada tahun-tahun sebelumnya hampir mencapai 130 ribu pengunjung per tahun.

Data terbaru tahun 2021, bulan Januari hanya mencapai 4.305 kunjungan, dan bulan Februari hanya 883 kunjungan. 

MANGUPURA –  Pandemi Covid-19 sudah berjalan setahun. Pandemi ini melumpuhkan segala sektor, termasuk industri pariwisata Bali.

Salah satu yang terkena dampak adalah Daya Tarik Wisata (DTW) Sangeh, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Sejak pandemi, wisatawan yang datang ke Sangeh, turun drastis. Yang jadi masalah, operasional DTW Sangeh, terutama pakan ratusan monyet harus tetap diberikan.

Manajer Operasional DTW Sangeh, Made Mohon  mengakui, sampai saat ini kebutuhan pakan monyet masih bisa diatasi.

Namun anggaran untuk pakan monyet tersebut hanya cukup untuk setahun saja. Karena kunjungan benar-benar turun drastis.

“Kalau pandemi ini berkepanjangan sampai tahun-tahun berikutnya, ini yang jadi masalah. Kami khawatir masalah biayanya nanti bagaimana,” beber Mohon.

Kata dia,  DTW Sangeh memiliki objek hidup yakni monyet, yang harus dirawat agar karakternya tidak galak. Salah satunya dengan menjaga kebutuhan pakannya agar jangan sampai kurang.

Pihaknya biasanya menganggarkan Rp 15 juta sebulan untuk pakan monyet. Setiap hari, sekitar ratusan kg ketela dan pisang disiapkan untuk 600 monyet.

Belum lagi monyet beranak pianak cukup banyak, sehingga diperkirakan jumlahnya lebih banyak. “Dulu biaya pakan tidak terasa, karena omzetnya bisa menutupi.

Sekarang sejak pandemi, terasa sekali pengeluarannya, apalagi omzet turun. Tahun ini kami pakai sisa dana kas tahun-tahun sebelumnya,” kata Mohon.

Kalau monyet kurang makan, maka akan menjadi masalah karena mereka bisa melakukan penyerangan terhadap pengunjung yang datang.

Selain itu, monyet akan bersaing mencari makanan jika pakannya kurang. Karena itu, dia persilakan masyarakat bagi yang ingin menyumbang buah-buahan untuk pakan monyet.  

“Jika kondisi sudah seperti itu, monyet yang kalah bersaing bisa jadi keluar dari hutan dan bahkan mengganggu ke rumah-rumah warga,” jelasnya.

Kunjungan di DTW Sangeh memang menurun drastis sejak pandemi covid-19 menyerang mulai bulan Maret 2020.

Saat situasi normal, kunjungan dalam sebulan berkisar 12 ribu hingga 15 ribu pengunjung. Namun ketika pandemi, kunjungan merosot menjadi 1.000 hingga 5 ribu per bulan.

Bahkan, dalam satu bulan terakhir, yakni Februari 2021 tidak mencapai 1.000 kunjungan. Berdasar data kunjungan dalam setahun terakhir (tahun 2020), kunjungan di DTW Sangeh hanya mencapai 46.413 kunjungan.

Saat tahun 2020 DTW Sangeh sempat tutup total selama 4 bulan (April-Juli 2020) sehingga praktis tidak ada pemasukan sama sekali.

Jumlah kunjungan tahun 2020 turun sekitar 75 persen, di mana kunjungan rata-rata pada tahun-tahun sebelumnya hampir mencapai 130 ribu pengunjung per tahun.

Data terbaru tahun 2021, bulan Januari hanya mencapai 4.305 kunjungan, dan bulan Februari hanya 883 kunjungan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/