29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:20 AM WIB

Angkat Kuliner dan Atraksi, Tawarkan Wisata Pura Kuno Era Majapahit

GIANYAR – Situasi Covid-19 justru membuat Desa Sayan di Kecamatan Ubud berbenah. Dari sisi letak, Desa Sayan menjadi penyokong desa wisata Ubud dan baru saja berstatus Desa Wisata.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sayan menyebut areal Subak Bija menjadi objek wisata yang menarik.

Sekretaris Pokdarwis Desa Sayan, Ni Made Gandhi Sanjiwani, menyatakan, potensi Desa Wisata Sayan dikembangkan menjadi dua bagian. Yakni Main Activities dan Side Activities.

“Main activities terdiri dari aktivitas wisata minat khusus. Sementara Side Activities dapat mengunjungi pura kuno seperti Puseh-Desa,” jelasnya.

Untuk pura kuno, tidak sekadar pura biasa. Karena di dalamnya terdapat peninggalan bersejarah. “Dengan peninggalan arca lingga yoni. Telah ada sebelum masa Kerajaan Majapahit,” jelasnya.

Kata dia, pengembangan desa wisata ini bermula dari terbentuknya warung Bijaku Sayan. “Juga ada pengembangan water tubbing di bawah pengelolaan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa, red),” jelasnya.

Dari pembentukan warung dan water tubbing itu, Pokdarwis kini berkolaborasi dengan tim kreatif bernama Taru Prana dan Bumdes melakukan pemetaan.

Muncullah areal persawahan atau subak Bija. Di subak itu, melintang berbagai aktivitas. Mulai atraksi water tubbing, tracking, cycling. Bahkan, ada kuliner berupa tuak dan bubur.

“Dipadukan dengan beragam kuliner lokal populer di Sayan, seperti warung Mek Juwel; olahan lawar cumi dan gurita di Warung D’Teba; nasi Sayan Mek Koh; Bubuh Bali khas Warung Bijaku, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Di areal subak itu dikemas aktivitas wisata unggulan desa wisata yang unik dan otentik. “Sudah saatnya masyarakat menjadi subjek pembangunan pariwisata. Bukan hanya sekedar objek bagi wisatawan yang datang berkunjung,” pintanya. 

GIANYAR – Situasi Covid-19 justru membuat Desa Sayan di Kecamatan Ubud berbenah. Dari sisi letak, Desa Sayan menjadi penyokong desa wisata Ubud dan baru saja berstatus Desa Wisata.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sayan menyebut areal Subak Bija menjadi objek wisata yang menarik.

Sekretaris Pokdarwis Desa Sayan, Ni Made Gandhi Sanjiwani, menyatakan, potensi Desa Wisata Sayan dikembangkan menjadi dua bagian. Yakni Main Activities dan Side Activities.

“Main activities terdiri dari aktivitas wisata minat khusus. Sementara Side Activities dapat mengunjungi pura kuno seperti Puseh-Desa,” jelasnya.

Untuk pura kuno, tidak sekadar pura biasa. Karena di dalamnya terdapat peninggalan bersejarah. “Dengan peninggalan arca lingga yoni. Telah ada sebelum masa Kerajaan Majapahit,” jelasnya.

Kata dia, pengembangan desa wisata ini bermula dari terbentuknya warung Bijaku Sayan. “Juga ada pengembangan water tubbing di bawah pengelolaan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa, red),” jelasnya.

Dari pembentukan warung dan water tubbing itu, Pokdarwis kini berkolaborasi dengan tim kreatif bernama Taru Prana dan Bumdes melakukan pemetaan.

Muncullah areal persawahan atau subak Bija. Di subak itu, melintang berbagai aktivitas. Mulai atraksi water tubbing, tracking, cycling. Bahkan, ada kuliner berupa tuak dan bubur.

“Dipadukan dengan beragam kuliner lokal populer di Sayan, seperti warung Mek Juwel; olahan lawar cumi dan gurita di Warung D’Teba; nasi Sayan Mek Koh; Bubuh Bali khas Warung Bijaku, dan lain sebagainya,” jelasnya.

Di areal subak itu dikemas aktivitas wisata unggulan desa wisata yang unik dan otentik. “Sudah saatnya masyarakat menjadi subjek pembangunan pariwisata. Bukan hanya sekedar objek bagi wisatawan yang datang berkunjung,” pintanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/