29.9 C
Jakarta
13 September 2024, 18:32 PM WIB

Jadi Bahaya Laten, KPK Ajak Masyarakat Bali Puputan Melawan Korupsi

DENPASAR – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Saut Situmorang berharap perhelatan Festival Antikorupsi (FAK) Bali 2017

bisa jadi contoh sekaligus tonggak gerakan bagi daerah lain dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. 

Tema FAK Bali 2017 “Puputan Melawan Korupsi” yang puncaknya digelar di Lapangan Puputan Badung diakui mantan staf ahli kepala Badan Intelijen Negara (BIN), ini sebagai kegiatan yang secara pribadi dia impikan bersama para pimpinan KPK lainnya.

“Festival ini termasuk yang secara pribadi saya impikan bersama pimpinan lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan  bagaimana sebuah gerakan

antikorupsi bisa mendorong sebuah nilai nasional,” papar Saut Situmorang, di sela-sela mengunjungi stan pameran Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Sabtu kemarin (9/12).

Selain itu, pengajar ilmu kompetitif intelijen di Universitas Indonesia (UI) ini juga menambahkan bahwa tema “Puputan” menurutnya juga mengandung nilai perjuangan yang terjadi dari sejak tahun 1800-an untuk melawan penjajah Belanda.

 “Tentu dalam proses itu,  di dalamnya banyak mengandung nilai kerja keras, disiplin, integritas yang menurut saya harus jadi program rutin,” imbuh pria

yang pernah menjabat sebagai sekretaris Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) 2013 ini.

Menurutnya, meski sudah tertanam semangat Puputan, dia menyadari jika sampai saat ini gerakan perlawanan terhadap korupsi masih sangat lambat.

“Mudah-mudahan ke depan akan ada kegiatan yang lebih besar, dan lebih banyak sampai ke banjar.  Saya juga mendorong agar yang di bawah ikut aktif sampai pecalang dan sekolah,” pungkasnya. 

Sementara masih pada puncak FAK Bali 2017, selain diisi penampilan  band,  teater, dan puisi dari sejumlah komunitas, juga penyerahan hadiah lomba karya jurnalistik dan esai.  

Penyerahan penghargaan kemarin juga diberikan kepada para pemenang lomba karya esai dan jurnalistik.

Antara lain karya jurnalistik  juara I, Ida Ayu Suryantini Putri (Tribun Bali) ; juara II Didik Dwi Praptono (Jawa Pos Radar Bali) ; Juara III,  Widyartha Suryawan (Tribun Bali) ;

juara Harapan, Ketut Eriadi Ariana (Pos Bali) ; Rindra Devita Primasari (Bali Post) ; Irma Budiari (Tribun Bali).

Sedangkan untuk pemenang lomba esai untuk umum, juara I antara lain diraih : Cahyanto Setyatmoko (Klungkung) ; Ni Putu Widya Laksmi Swastika (Denpasar);

Juara III Taufikurahman (Buleleng) ; dan juara Harapan,  I Gede Arya Juni Artha (Klungkung); Putu Agus Juli Sastrawan, Moh. Ahsanul Umam dari Denpasar.

DENPASAR – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Saut Situmorang berharap perhelatan Festival Antikorupsi (FAK) Bali 2017

bisa jadi contoh sekaligus tonggak gerakan bagi daerah lain dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. 

Tema FAK Bali 2017 “Puputan Melawan Korupsi” yang puncaknya digelar di Lapangan Puputan Badung diakui mantan staf ahli kepala Badan Intelijen Negara (BIN), ini sebagai kegiatan yang secara pribadi dia impikan bersama para pimpinan KPK lainnya.

“Festival ini termasuk yang secara pribadi saya impikan bersama pimpinan lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan  bagaimana sebuah gerakan

antikorupsi bisa mendorong sebuah nilai nasional,” papar Saut Situmorang, di sela-sela mengunjungi stan pameran Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Sabtu kemarin (9/12).

Selain itu, pengajar ilmu kompetitif intelijen di Universitas Indonesia (UI) ini juga menambahkan bahwa tema “Puputan” menurutnya juga mengandung nilai perjuangan yang terjadi dari sejak tahun 1800-an untuk melawan penjajah Belanda.

 “Tentu dalam proses itu,  di dalamnya banyak mengandung nilai kerja keras, disiplin, integritas yang menurut saya harus jadi program rutin,” imbuh pria

yang pernah menjabat sebagai sekretaris Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) 2013 ini.

Menurutnya, meski sudah tertanam semangat Puputan, dia menyadari jika sampai saat ini gerakan perlawanan terhadap korupsi masih sangat lambat.

“Mudah-mudahan ke depan akan ada kegiatan yang lebih besar, dan lebih banyak sampai ke banjar.  Saya juga mendorong agar yang di bawah ikut aktif sampai pecalang dan sekolah,” pungkasnya. 

Sementara masih pada puncak FAK Bali 2017, selain diisi penampilan  band,  teater, dan puisi dari sejumlah komunitas, juga penyerahan hadiah lomba karya jurnalistik dan esai.  

Penyerahan penghargaan kemarin juga diberikan kepada para pemenang lomba karya esai dan jurnalistik.

Antara lain karya jurnalistik  juara I, Ida Ayu Suryantini Putri (Tribun Bali) ; juara II Didik Dwi Praptono (Jawa Pos Radar Bali) ; Juara III,  Widyartha Suryawan (Tribun Bali) ;

juara Harapan, Ketut Eriadi Ariana (Pos Bali) ; Rindra Devita Primasari (Bali Post) ; Irma Budiari (Tribun Bali).

Sedangkan untuk pemenang lomba esai untuk umum, juara I antara lain diraih : Cahyanto Setyatmoko (Klungkung) ; Ni Putu Widya Laksmi Swastika (Denpasar);

Juara III Taufikurahman (Buleleng) ; dan juara Harapan,  I Gede Arya Juni Artha (Klungkung); Putu Agus Juli Sastrawan, Moh. Ahsanul Umam dari Denpasar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/