33.4 C
Jakarta
30 April 2024, 17:40 PM WIB

Tersumbat Proyek Konstruksi, 5 Subak di Tegallalang Gianyar Kekeringan

GIANYAR – Lima subak di Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar dilanda kekeringan. Petani tidak bisa menanam padi selama setahun ke depan.

Setelah ditelusuri, rupanya saluran irigasi tersumbat proyek kontruksi yang dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Nusa Penida di hulu Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang.

Hal itu diungkapkan oleh Perbekel Desa Kedisan, Dewa Ketut Raka. Dari total delapan subak yang ada di Desa Kedisan, lima subak terdampak kekeringan.

“Lima Subak itu ada di wilayah kewenangan BWS Bali Penida,” ujar Dewa Ketut Raka.

Menurutnya, proyek konstruksi di wilayah Desa Sebatu menutup Daerah Aliran Sungai (DAS) Petanu. Penutupan berlangsung sementara.

“Sehingga ada lima subak yang dilanda kekeringan. Subak Pakudui, Kedisan Kaja, Kedisan Kelod, Kebon. Otomatis kekeringan,” ujarnya.

Namun, kata dia, subak yang aliran airnya tidak terdampak, tetap bisa menanam padi. “Subak lain masih jalan seperti biasa,” ujarnya.

Mendapat keluhan dari petani terkait air yang tersumbat, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak proyek.

Dari hasil koordinasi, air baru mengalir pada akhir tahun 2021 ini. “Akhir tahun ini air akan mengalir seperti biasa,” jelasnya.

Dengan situasi tersebut, pihaknya meminta petani beralih tanam. Kebetulan, ada sawah yang akan panen. Sebelum menanam, pihaknya mengarahkan penanaman.

“Petani untuk alternatif, saya arahkan menanam palawija, seperti palawija. Sehingga tetap produktif sampai air mengalir,” pintanya.

Terlebih, saat ini situasi pandemi Covid, sehingga tidak ada lahan yang kosong. “Diharapkan tidak ada lahan kosong apalagi saat pandemi, kami sangat memerlukan dari hasil pertanian,” pungkasnya.

Di bagian lain, menurut informasi dari warga, tersumbatnya saluran air rupanya juga berdampak pada saluran irigasi yang melintas di pemukiman warga Desa Sebatu.

Saluran got mengering, sehingga muncul bau menyengat. “Mohon ateninya ada laporan bahwa saluran irigasi sekarang menimbulkan bau busuk sangat menyengat. Mohon bantuan untuk cek,” pinta warga.

Tak berselang lama, Rabu sore, tim dari TNI turun ke lokasi bau menyengat. Saluran yang berbau itu disemprot menggunakan cairan eco enzime. 

GIANYAR – Lima subak di Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar dilanda kekeringan. Petani tidak bisa menanam padi selama setahun ke depan.

Setelah ditelusuri, rupanya saluran irigasi tersumbat proyek kontruksi yang dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Nusa Penida di hulu Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang.

Hal itu diungkapkan oleh Perbekel Desa Kedisan, Dewa Ketut Raka. Dari total delapan subak yang ada di Desa Kedisan, lima subak terdampak kekeringan.

“Lima Subak itu ada di wilayah kewenangan BWS Bali Penida,” ujar Dewa Ketut Raka.

Menurutnya, proyek konstruksi di wilayah Desa Sebatu menutup Daerah Aliran Sungai (DAS) Petanu. Penutupan berlangsung sementara.

“Sehingga ada lima subak yang dilanda kekeringan. Subak Pakudui, Kedisan Kaja, Kedisan Kelod, Kebon. Otomatis kekeringan,” ujarnya.

Namun, kata dia, subak yang aliran airnya tidak terdampak, tetap bisa menanam padi. “Subak lain masih jalan seperti biasa,” ujarnya.

Mendapat keluhan dari petani terkait air yang tersumbat, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak proyek.

Dari hasil koordinasi, air baru mengalir pada akhir tahun 2021 ini. “Akhir tahun ini air akan mengalir seperti biasa,” jelasnya.

Dengan situasi tersebut, pihaknya meminta petani beralih tanam. Kebetulan, ada sawah yang akan panen. Sebelum menanam, pihaknya mengarahkan penanaman.

“Petani untuk alternatif, saya arahkan menanam palawija, seperti palawija. Sehingga tetap produktif sampai air mengalir,” pintanya.

Terlebih, saat ini situasi pandemi Covid, sehingga tidak ada lahan yang kosong. “Diharapkan tidak ada lahan kosong apalagi saat pandemi, kami sangat memerlukan dari hasil pertanian,” pungkasnya.

Di bagian lain, menurut informasi dari warga, tersumbatnya saluran air rupanya juga berdampak pada saluran irigasi yang melintas di pemukiman warga Desa Sebatu.

Saluran got mengering, sehingga muncul bau menyengat. “Mohon ateninya ada laporan bahwa saluran irigasi sekarang menimbulkan bau busuk sangat menyengat. Mohon bantuan untuk cek,” pinta warga.

Tak berselang lama, Rabu sore, tim dari TNI turun ke lokasi bau menyengat. Saluran yang berbau itu disemprot menggunakan cairan eco enzime. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/