31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:48 AM WIB

OMG! Petir Menggelegar, Jantung Kumat, Penjual Serombotan Meninggal

AMLAPURA – Sabtu (8/12) dini hujan lebat disertai petir menyambar datang tak berhenti. Sejak hujan mengguyur pukul 00.00, petir menggelegar dengan suara sangat keras.

Kerasnya suara petir itu, rupanya mendatangkan petaka. Akibat kerasnya suara petir, Ni Wayan Cenik, 45, warga Dusun Babakan, Desa Peringsari, Selat, Karangasem, Sabtu dini hari meninggal dunia.

Ibu tiga anak yang sehari hari berjualan serombotam di halaman parkir minimarkat Cahaya Wirama tersebut mendadak lemas, pusing dan sesak nafas, tak lama kemudian meninggal.

Menurut informasi, saat itu sekitar pukul 03.00 wita korban hendak melihat cucunya. Saat membuka pintu rumah, tiba-tiga suara petir menggelagar memekakkan telinga.

Korban yang memang punya riwayat jantung langsung terkejut. saat itu korban sempat berteriak minta tolong sama kerabatnya.

korban sempat mengeluh pusing, kemudian lemas dan langsung pingsan. Dini hari itu juga Cenik langsung dilarikan ke Puskesmas Selat sekitar 1 km dari rumahnya.

Namun sayang korban sudah keburu meninggal dunia. Menurut sepupunya Made Karta, 45, korban memang mengidap sakit jantung sejak Gunung Agung erupsi.

Korban juga sempat mengungsi di Lapangan Mamed, Sidemen. “ya memang ada riwayat jantung,” ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, Sabtu pagi

AMLAPURA – Sabtu (8/12) dini hujan lebat disertai petir menyambar datang tak berhenti. Sejak hujan mengguyur pukul 00.00, petir menggelegar dengan suara sangat keras.

Kerasnya suara petir itu, rupanya mendatangkan petaka. Akibat kerasnya suara petir, Ni Wayan Cenik, 45, warga Dusun Babakan, Desa Peringsari, Selat, Karangasem, Sabtu dini hari meninggal dunia.

Ibu tiga anak yang sehari hari berjualan serombotam di halaman parkir minimarkat Cahaya Wirama tersebut mendadak lemas, pusing dan sesak nafas, tak lama kemudian meninggal.

Menurut informasi, saat itu sekitar pukul 03.00 wita korban hendak melihat cucunya. Saat membuka pintu rumah, tiba-tiga suara petir menggelagar memekakkan telinga.

Korban yang memang punya riwayat jantung langsung terkejut. saat itu korban sempat berteriak minta tolong sama kerabatnya.

korban sempat mengeluh pusing, kemudian lemas dan langsung pingsan. Dini hari itu juga Cenik langsung dilarikan ke Puskesmas Selat sekitar 1 km dari rumahnya.

Namun sayang korban sudah keburu meninggal dunia. Menurut sepupunya Made Karta, 45, korban memang mengidap sakit jantung sejak Gunung Agung erupsi.

Korban juga sempat mengungsi di Lapangan Mamed, Sidemen. “ya memang ada riwayat jantung,” ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, Sabtu pagi

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/