25.7 C
Jakarta
19 April 2024, 8:50 AM WIB

Waspada! BMKG Meramal Sepekan Kedepan Bali Masih Terkurung Cuaca Ekstrem, Ini Antisipasi BPBD

DENPASAR – Pihak BMKG sudah mengingatkan pada masyarakat sudah harus waspada terkait potensial cuaca ekstrem akan berlanjut dalam sepekan kedepan yakni dari tanggal 9-15 Oktober 2022.
Atas hal itu, BPBD Provinsi Bali pun melakukan beberapa langkah antisipasi seperti meningkatkan koordinasi dengan BMKG Wilayah III Denpasar untuk mendapatkan update informasi peringatan dini
Selanjutnya, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan meningkatkan koordinasi antar dinas terkait dan aparatur untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangannya masing-masing.
Hal ini disampaikan Kalaksa BPBD Bali Made Rentin dalam siaran persnya, di Denpasar, Senin (10/10). IA Rentin mengakui cuaca ekstrem dan hujan lebat, di Provinsi Bali, Sabtu 8 Oktober 2022 menyebabkan beberapa kejadian menonjol di 7 Kabupaten/Kota seperti tanah longsor, pohon tumbang, tembok penyengker rumah roboh, jalan jebol, banjir.
“Saat ini kondisi sudah normal dan air sudah surut, kegiatan masyarakat normal kembali, tidak ada posko pengungsian. Pemprov Bali melalui BTT memberikan bantuan pasca bencana berupa santunan kematian 15 juta per orang, dan biaya perawatan di Rumah Sakit 10 juta per orang,” kata Rentin.
Rentin membantah adanya wisatawan asing yang dievakuasi akibat banjir kemarin. Menurutnya saat itu wisatawan yang meminta untuk dibantu akses keluar dari villa agar bisa menjalankan agenda berwisata sesuai jadwal.
Ia menambahkan selanjutnya BPBD Provinsi Bali tetap berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan seperti BMKG, Basarnas, TNI, Polri, Relawan, Dinas PUPR, Balai BWS, dan Satker lainnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat Bali untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap cuaca ekstrim yang diperkirakan masih berlangsung sampai seminggu ke depan.
“Masyarakat agar tetap berhati-hati melaksanakan kegiatan, untuk sementara hindari daerah rawan seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai dan tempat berisiko lainnya,” kata birokrat asal Banjar Sayan, Mengwi, Badung. (i wayan widyantara/rid)

DENPASAR – Pihak BMKG sudah mengingatkan pada masyarakat sudah harus waspada terkait potensial cuaca ekstrem akan berlanjut dalam sepekan kedepan yakni dari tanggal 9-15 Oktober 2022.
Atas hal itu, BPBD Provinsi Bali pun melakukan beberapa langkah antisipasi seperti meningkatkan koordinasi dengan BMKG Wilayah III Denpasar untuk mendapatkan update informasi peringatan dini
Selanjutnya, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan meningkatkan koordinasi antar dinas terkait dan aparatur untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangannya masing-masing.
Hal ini disampaikan Kalaksa BPBD Bali Made Rentin dalam siaran persnya, di Denpasar, Senin (10/10). IA Rentin mengakui cuaca ekstrem dan hujan lebat, di Provinsi Bali, Sabtu 8 Oktober 2022 menyebabkan beberapa kejadian menonjol di 7 Kabupaten/Kota seperti tanah longsor, pohon tumbang, tembok penyengker rumah roboh, jalan jebol, banjir.
“Saat ini kondisi sudah normal dan air sudah surut, kegiatan masyarakat normal kembali, tidak ada posko pengungsian. Pemprov Bali melalui BTT memberikan bantuan pasca bencana berupa santunan kematian 15 juta per orang, dan biaya perawatan di Rumah Sakit 10 juta per orang,” kata Rentin.
Rentin membantah adanya wisatawan asing yang dievakuasi akibat banjir kemarin. Menurutnya saat itu wisatawan yang meminta untuk dibantu akses keluar dari villa agar bisa menjalankan agenda berwisata sesuai jadwal.
Ia menambahkan selanjutnya BPBD Provinsi Bali tetap berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan seperti BMKG, Basarnas, TNI, Polri, Relawan, Dinas PUPR, Balai BWS, dan Satker lainnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat Bali untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap cuaca ekstrim yang diperkirakan masih berlangsung sampai seminggu ke depan.
“Masyarakat agar tetap berhati-hati melaksanakan kegiatan, untuk sementara hindari daerah rawan seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai dan tempat berisiko lainnya,” kata birokrat asal Banjar Sayan, Mengwi, Badung. (i wayan widyantara/rid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/