28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:14 AM WIB

Keracunan Massal di SDN 5 Panji, Dua Siswa Masih Opname

RadarBali.com – Dua orang siswa di SDN 5 Panji, masih harus menjalani perawatan di RSUD Buleleng.

Meski sudah tidak menunjukkan gejala keracunan, namun keduanya masih perlu mendapat perawatan lanjutan.

Tim dokter ingin memastikan kondisi para pasien, sebelum diizinkan pulang. Kedua siswa itu adalah Nyoman Sutriani, 8, siswa kelas III, dan Putu Restu Cintya Dewi, 7, siswa kelas I.

Putu Restu kini dirawat di Ruang Sakura RSUD Buleleng, sementara Nyoman Sutriani di Ruang Transit RSUD Buleleng.

Putu Restu kini sudah terlihat ceria. Ia sudah mampu berjalan-jalan ke sekitar ruangan. Dia juga sudah bisa tertawa. Hanya saja badannya masih terlihat lemah.

Sementara Nyoman Sutriani, kondisinya terbilang lemah. Wajahnya juga pucat. Siswa asal Banjar Dinas Mekarsari, Desa Panji itu, kini tak lagi mengalami muntah dan mencret.

Saat mengalami keracunan pada Rabu (11/10) lalu, Sutriani sempat sepuluh kali muntah, dan empat kali mencret.

“Syukurnya hari ini dari pagi tidak ada muntah dan mencret. Tapi kondisinya memang agak lemah,” kata Nyoman Merta, ibu dari Nyoman Sutriani saat ditemui di RSUD Buleleng kemarin.

Kasubbag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara mengungkapkan, hingga Rabu (11/10) malam lalu, ada 41 orang siswa yang dilarikan ke RSUD Buleleng karena gejala keracunan.

Dari puluhan orang siswa, hanya dua saja yang menjalani rawat inap. “Gejalanya mirip semua. Muntah 5-6 kali, bahkan lebih. Ada juga yang disertai mencret.

Dua orang dianggap cukup berat kondisinya, sehingga harus rawat ianp. Menurut pertimbangan medis, dua orang ini masih harus menginap,” kata Budiantara.

Meski masih harus menginap, kondisi keduanya sudah relatif stabil ketimbang Rabu lalu. “Sudah membaik dan mulai stabil. Tapi masih perlu perawatan lebih lanjut,” imbuhnya.

Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra menyatakan pemerintah masih menunggu hasil uji laboratorium, terkait kasus keracunan ini.

Sutjidra mengaku sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Buleleng mengambil sampel yang diperlukan dan segera dilakukan uji laboratorium.

Ada beberapa sampel yang sempat diambil tim. Diantaranya muntahan para siswa, sisa bahan makanan, serta sisa makanan yang sempat dikonsumi siswa.

“Kami belum tahu apa penyebabnya. Masih menunggu hasil lab,” kata Sutjidra. Sutjidra meminta seluruh sekolah di Kabupaten Buleleng memperhatikan kondisi makanan, terutama di kantin sekolah.

Apalagi ini menjadi insiden keracunan massal ketiga yang terjadi di Kabupaten Buleleng dalam kurun waktu setahun terakhir.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SDN 5 Panji terpaksa dilarikan ke RSUD Buleleng, Rabu pagi lalu. Mereka diduga mengalami keracunan, karena mengkonsumsi nasi bungkus yang dijual di kantin sekolah.

Peristiwa keracunan massal ini merupakan peristiwa ketiga yang terjadi di lingkup pendidikan Buleleng, setahun terakhir. Peristiwa pertama terjadi di TK Negeri Joanyar, dan kembali terjadi di TK Negeri Pembina Seririt.

RadarBali.com – Dua orang siswa di SDN 5 Panji, masih harus menjalani perawatan di RSUD Buleleng.

Meski sudah tidak menunjukkan gejala keracunan, namun keduanya masih perlu mendapat perawatan lanjutan.

Tim dokter ingin memastikan kondisi para pasien, sebelum diizinkan pulang. Kedua siswa itu adalah Nyoman Sutriani, 8, siswa kelas III, dan Putu Restu Cintya Dewi, 7, siswa kelas I.

Putu Restu kini dirawat di Ruang Sakura RSUD Buleleng, sementara Nyoman Sutriani di Ruang Transit RSUD Buleleng.

Putu Restu kini sudah terlihat ceria. Ia sudah mampu berjalan-jalan ke sekitar ruangan. Dia juga sudah bisa tertawa. Hanya saja badannya masih terlihat lemah.

Sementara Nyoman Sutriani, kondisinya terbilang lemah. Wajahnya juga pucat. Siswa asal Banjar Dinas Mekarsari, Desa Panji itu, kini tak lagi mengalami muntah dan mencret.

Saat mengalami keracunan pada Rabu (11/10) lalu, Sutriani sempat sepuluh kali muntah, dan empat kali mencret.

“Syukurnya hari ini dari pagi tidak ada muntah dan mencret. Tapi kondisinya memang agak lemah,” kata Nyoman Merta, ibu dari Nyoman Sutriani saat ditemui di RSUD Buleleng kemarin.

Kasubbag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara mengungkapkan, hingga Rabu (11/10) malam lalu, ada 41 orang siswa yang dilarikan ke RSUD Buleleng karena gejala keracunan.

Dari puluhan orang siswa, hanya dua saja yang menjalani rawat inap. “Gejalanya mirip semua. Muntah 5-6 kali, bahkan lebih. Ada juga yang disertai mencret.

Dua orang dianggap cukup berat kondisinya, sehingga harus rawat ianp. Menurut pertimbangan medis, dua orang ini masih harus menginap,” kata Budiantara.

Meski masih harus menginap, kondisi keduanya sudah relatif stabil ketimbang Rabu lalu. “Sudah membaik dan mulai stabil. Tapi masih perlu perawatan lebih lanjut,” imbuhnya.

Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra menyatakan pemerintah masih menunggu hasil uji laboratorium, terkait kasus keracunan ini.

Sutjidra mengaku sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan Buleleng mengambil sampel yang diperlukan dan segera dilakukan uji laboratorium.

Ada beberapa sampel yang sempat diambil tim. Diantaranya muntahan para siswa, sisa bahan makanan, serta sisa makanan yang sempat dikonsumi siswa.

“Kami belum tahu apa penyebabnya. Masih menunggu hasil lab,” kata Sutjidra. Sutjidra meminta seluruh sekolah di Kabupaten Buleleng memperhatikan kondisi makanan, terutama di kantin sekolah.

Apalagi ini menjadi insiden keracunan massal ketiga yang terjadi di Kabupaten Buleleng dalam kurun waktu setahun terakhir.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SDN 5 Panji terpaksa dilarikan ke RSUD Buleleng, Rabu pagi lalu. Mereka diduga mengalami keracunan, karena mengkonsumsi nasi bungkus yang dijual di kantin sekolah.

Peristiwa keracunan massal ini merupakan peristiwa ketiga yang terjadi di lingkup pendidikan Buleleng, setahun terakhir. Peristiwa pertama terjadi di TK Negeri Joanyar, dan kembali terjadi di TK Negeri Pembina Seririt.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/