28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:52 AM WIB

Tiap Bulan Ada Kasus Bunuh Diri, Bupati Siapkan Klinik Orang Depresi

GIANYAR – Kasus bunuh diri hampir tiap bulan terjadi di Gianyar. Sejak Januari-Maret, ada 3 kasus bunuh diri.

Bahkan, kasus orang gangguan jiwa mengamuk tak kalah banyak. Karena itu, Bupati Gianyar Made Mahayastra berencana membuat klinik konseling.

Bupati juga prihatin karena masalah bunuh diri itu terkadang sepele. “Tidak jarang ada anak yang bunuh diri karena tidak diberikan handphone. Sakit lama tidak sembuh milih bunuh diri. Dan ada juga depresi,” ujar Bupati Mahayastra.

Bupati Mahayastra akan membuat call centre kepada mereka yang dilanda depresi. Selain itu, klinik konseling juga akan dibuatkan khusus sehingga diharapkan dapat meminimalisir adanya kasus bunuh diri.

“Minimal kalau depresi mereka bisa konseling terlebih dahulu. Jadi kalau ada niat bunuh diri minimal bisa dipendamlah niatnya itu,” ujarnya.

Berdasar data, 13 Januari, korban asal Singaraja Ni Ketut Erna Sukmawati, 31, asal Seririt, Singaraja gantung diri di kamar mandi kosnya berlokasi di Banjar Pengambangan, Desa Batubulan.

Dugaan karena motif asmara. Kemudian pada 7 Februari, Made Sukadana bunuh diri di Banjar Kutuh Kaja, Desa Petulu, Kecamatan Ubud.

Selanjutnya, pada 8 Maret, I Made Budiarsa warga Banjar Dukuh, Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar nekat mengakhiri hidupnya bunuh diri dengan gantung diri karena sakit.

Selain bunuh diri, kasus gangguan jiwa tak kalah banyak. Tak jarang yang mengamuk dan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Bangli.

“Kalau terkait ODGJ di Gianyar itu kebanyakan penyebabnya adalah keturunan. Harus diatensi sejak dini guna pencegahannya,” pungkasnya. 

GIANYAR – Kasus bunuh diri hampir tiap bulan terjadi di Gianyar. Sejak Januari-Maret, ada 3 kasus bunuh diri.

Bahkan, kasus orang gangguan jiwa mengamuk tak kalah banyak. Karena itu, Bupati Gianyar Made Mahayastra berencana membuat klinik konseling.

Bupati juga prihatin karena masalah bunuh diri itu terkadang sepele. “Tidak jarang ada anak yang bunuh diri karena tidak diberikan handphone. Sakit lama tidak sembuh milih bunuh diri. Dan ada juga depresi,” ujar Bupati Mahayastra.

Bupati Mahayastra akan membuat call centre kepada mereka yang dilanda depresi. Selain itu, klinik konseling juga akan dibuatkan khusus sehingga diharapkan dapat meminimalisir adanya kasus bunuh diri.

“Minimal kalau depresi mereka bisa konseling terlebih dahulu. Jadi kalau ada niat bunuh diri minimal bisa dipendamlah niatnya itu,” ujarnya.

Berdasar data, 13 Januari, korban asal Singaraja Ni Ketut Erna Sukmawati, 31, asal Seririt, Singaraja gantung diri di kamar mandi kosnya berlokasi di Banjar Pengambangan, Desa Batubulan.

Dugaan karena motif asmara. Kemudian pada 7 Februari, Made Sukadana bunuh diri di Banjar Kutuh Kaja, Desa Petulu, Kecamatan Ubud.

Selanjutnya, pada 8 Maret, I Made Budiarsa warga Banjar Dukuh, Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar nekat mengakhiri hidupnya bunuh diri dengan gantung diri karena sakit.

Selain bunuh diri, kasus gangguan jiwa tak kalah banyak. Tak jarang yang mengamuk dan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Bangli.

“Kalau terkait ODGJ di Gianyar itu kebanyakan penyebabnya adalah keturunan. Harus diatensi sejak dini guna pencegahannya,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/