34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:21 PM WIB

BPBD: Buleleng Rawan Gempa Karena Berada di Tiga Lempeng Bumi

SINGARAJA – Gempa bumi di Buleleng Kamis (14/11) petang lalu, menyisakan kerusakan fisik lumayan parah di beberapa titik.

Laporan sementara BPBD Buleleng, kerusakan bangunan akibat gempa terjadi di 5 kecamatan di Kabupaten Buleleng.

Yakni Kecamatan Sukasada, Banjar, Seririt, Busungbiu dan Gerokgak. Kerusakan paling banyak berada di wilayah kecamatan Seririt.

Menurut Kepala BPBD Buleleng IB Suadnyana, gempa bumi dengan skala 5,1 richter itu termasuk katagori gempa dangkal.

Dari hasil kajian BMKG tahun 2017 sejatinya ada tiga lempeng berada di wilayah pesisir pantai  utara Buleleng.

Yakni lempeng pasifik, lempeng Asia dan Indo Australia. Karena berada pada tiga lempeng, Buleleng masuk daerah rawan gempa.

“Potensi gempa mulai dari daerah timur (Tejakula) hingga  barat (Gerokgak), besaran gempa cukup tinggi hingga mencapai 9.0 skala ricter. Itu yang sempat terjadi pada tahun 1976 di daerah Seririt,” tuturnya.

Menurut Suadnyana, gempa di Buleleng meski sering terjadi memang sangat sulit  diprediksi. Terlebih saat ini masih ada gempa-gempa susulan.

“Kami terus mengimbau warga agar tetap waspada meski kondisi sudah mulai kondusif saat ini,” tandasnya.

SINGARAJA – Gempa bumi di Buleleng Kamis (14/11) petang lalu, menyisakan kerusakan fisik lumayan parah di beberapa titik.

Laporan sementara BPBD Buleleng, kerusakan bangunan akibat gempa terjadi di 5 kecamatan di Kabupaten Buleleng.

Yakni Kecamatan Sukasada, Banjar, Seririt, Busungbiu dan Gerokgak. Kerusakan paling banyak berada di wilayah kecamatan Seririt.

Menurut Kepala BPBD Buleleng IB Suadnyana, gempa bumi dengan skala 5,1 richter itu termasuk katagori gempa dangkal.

Dari hasil kajian BMKG tahun 2017 sejatinya ada tiga lempeng berada di wilayah pesisir pantai  utara Buleleng.

Yakni lempeng pasifik, lempeng Asia dan Indo Australia. Karena berada pada tiga lempeng, Buleleng masuk daerah rawan gempa.

“Potensi gempa mulai dari daerah timur (Tejakula) hingga  barat (Gerokgak), besaran gempa cukup tinggi hingga mencapai 9.0 skala ricter. Itu yang sempat terjadi pada tahun 1976 di daerah Seririt,” tuturnya.

Menurut Suadnyana, gempa di Buleleng meski sering terjadi memang sangat sulit  diprediksi. Terlebih saat ini masih ada gempa-gempa susulan.

“Kami terus mengimbau warga agar tetap waspada meski kondisi sudah mulai kondusif saat ini,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/