30.1 C
Jakarta
20 April 2024, 9:53 AM WIB

SMKN Bali Mandara Masuk Zona Bandara Bali Utara, Terancam Direlokasi

KUBUTAMBAHAN – SMKN Bali Mandara terancam direlokasi. Penyebabnya, sekolah itu ternyata masuk dalam zona lokasi pembangunan bandara internasional di Bali Utara yang kini tengah dirancang Kementerian Perhubungan.

Informasinya sebagian areal sekolah akan masuk dalam lokasi landasan pacu pesawat. Selain SMKN Bali Mandara, sebenarnya ada pula fasilitas lain yang berpotensi terkena lokasi bandara.

Yakni SDN 7 Kubutambahan dan Mapolsek Kubutambahan. Namun belum ada kepastian apakah dua fasilitas terakhir benar-benar terdampak atau tidak.

Kabar bahwa SMKN Bali Mandara akan terdampak pembangunan bandara pun dibenarkan Gubernur Bali Wayan Koster.

“Kalau SMA nggak kena. Kalau SMK agak kena sedikit,” kata Koster saat berkunjung ke SMAN Bali Mandara kemarin (20/9).

Solusinya, pemerintah akan melakukan relokasi terhadap SMKN Bali Mandara. Koster menyebut sekolah masih akan berada di sekitar Desa Kubutambahan.

“Mungkin nanti relokasi sedikit. Masih di sini. Masih di Buleleng sini. Tanahnya masih luas kok di sini,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala SMKN Bali Mandara I Wayan Agustiana mengaku belum mengetahui pasti kebenaran informasi bahwa sekolah yang ia pimpin akan terkena lokasi proyek bandara.

Kalau toh akhirnya terkena, ia tidak bisa berbuat banyak karena sudah jadi keputusan pemerintah.

“Ini sebenarnya kan bukan ranah sekolah lagi. Kalau toh kena, ya dipakai tidak masalah. tapi kami berharap bisa disediakan lahan penggantinya,” kata Agustiana.

Menurutnya, dengan berdirinya bandara di dekat sekolah, praktis pengembangan sekolah akan sangat terbatas. Salah satunya tak bisa membangun gedung bertingkat.

“Kalau misalnya nanti tidak kena, efeknya juga perlu dipikirkan. Yang pasti itu kan soal suara pesawat saat mau lepas landas dan landing. Kami dari sekolah akan ikut sikap pemerintah.

Kami akan tetap memberikan proses pendidikan terbaik bagi anak-anak sampai ada kepastian soal itu,” imbuhnya.

Apabila benar-benar terkena, kemungkinan besar areal yang terdampak adalah bangunan kantin sekolah, gedung perkantoran, serta asrama siswa.

Saat ini, tercatat ada 481 orang siswa yang menempuh pendidikan di SMKN Bali Mandara. Seluruh siswa itu juga tinggal di asrama sekolah.

SMKN Bali Mandara sendiri berdiri di atas lahan seluas 4 hektare, sementara SMAN Bali Mandara berdiri di atas lahan seluas 6 hektare. Total aset yang ada di SMKN Bali Mandara mencapai Rp 70 miliar. 

KUBUTAMBAHAN – SMKN Bali Mandara terancam direlokasi. Penyebabnya, sekolah itu ternyata masuk dalam zona lokasi pembangunan bandara internasional di Bali Utara yang kini tengah dirancang Kementerian Perhubungan.

Informasinya sebagian areal sekolah akan masuk dalam lokasi landasan pacu pesawat. Selain SMKN Bali Mandara, sebenarnya ada pula fasilitas lain yang berpotensi terkena lokasi bandara.

Yakni SDN 7 Kubutambahan dan Mapolsek Kubutambahan. Namun belum ada kepastian apakah dua fasilitas terakhir benar-benar terdampak atau tidak.

Kabar bahwa SMKN Bali Mandara akan terdampak pembangunan bandara pun dibenarkan Gubernur Bali Wayan Koster.

“Kalau SMA nggak kena. Kalau SMK agak kena sedikit,” kata Koster saat berkunjung ke SMAN Bali Mandara kemarin (20/9).

Solusinya, pemerintah akan melakukan relokasi terhadap SMKN Bali Mandara. Koster menyebut sekolah masih akan berada di sekitar Desa Kubutambahan.

“Mungkin nanti relokasi sedikit. Masih di sini. Masih di Buleleng sini. Tanahnya masih luas kok di sini,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala SMKN Bali Mandara I Wayan Agustiana mengaku belum mengetahui pasti kebenaran informasi bahwa sekolah yang ia pimpin akan terkena lokasi proyek bandara.

Kalau toh akhirnya terkena, ia tidak bisa berbuat banyak karena sudah jadi keputusan pemerintah.

“Ini sebenarnya kan bukan ranah sekolah lagi. Kalau toh kena, ya dipakai tidak masalah. tapi kami berharap bisa disediakan lahan penggantinya,” kata Agustiana.

Menurutnya, dengan berdirinya bandara di dekat sekolah, praktis pengembangan sekolah akan sangat terbatas. Salah satunya tak bisa membangun gedung bertingkat.

“Kalau misalnya nanti tidak kena, efeknya juga perlu dipikirkan. Yang pasti itu kan soal suara pesawat saat mau lepas landas dan landing. Kami dari sekolah akan ikut sikap pemerintah.

Kami akan tetap memberikan proses pendidikan terbaik bagi anak-anak sampai ada kepastian soal itu,” imbuhnya.

Apabila benar-benar terkena, kemungkinan besar areal yang terdampak adalah bangunan kantin sekolah, gedung perkantoran, serta asrama siswa.

Saat ini, tercatat ada 481 orang siswa yang menempuh pendidikan di SMKN Bali Mandara. Seluruh siswa itu juga tinggal di asrama sekolah.

SMKN Bali Mandara sendiri berdiri di atas lahan seluas 4 hektare, sementara SMAN Bali Mandara berdiri di atas lahan seluas 6 hektare. Total aset yang ada di SMKN Bali Mandara mencapai Rp 70 miliar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/