27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 9:05 AM WIB

Nekat Bongkar Atap Gedung IKM Karena Tak Direspons, Begini Dalih Kadis

GIANYAR – Para pekerja pada proyek gedung sentra Industri Kecil Menengah (IKM) di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati melampiaskan kekesalannya, Senin kemarin (25/3).

Mereka naik ke atas gedung yang hampir rampung itu. Seluruh genteng diturunkan, begitu pula puluhan pintu dilepas. Itu dilakukan karena mereka belum mendapat bayaran.

Pemborong kap baja Gedung IKM di Desa Celuk, Komang Budi Saputra menyatakan, sejak awal dirinya sudah merasakan jika proyek gedung itu tidak beres.

Adi Saputra sendiri memborong pemasangan kap baja senilai Rp 350 juta. Dari jumlah itu, pihaknya baru mendapatkan bayaran 10 persen dari total harga.

“Saya berani ambil karena rekomendasi dari pak Kadis. Diawal memang ada DP 10 persen, tapi setelah selesai pasang tidak sesuai perjanjian kontrak.

Mereka ngejar waktu, tapi ketika tiyang minta uang malah nggak dikasih,” ujar Komang Budi Saputra.

Bahkan sampai lewat batas waktu pembayaran sesuai perjanjian, pihaknya belum menerima uang hingga kini.

“Kami sudah pernah demo, sudah juga menghadap Bupati tapi tidak ada respons. Ini menyangkut pekerja yang nggak dibayar. Bahkan, ada pekerja yang sampai sakit memikirkan kapan ia dapat ongkos,” ungkapnya.

Sementara itu, Kadisperindag Gianyar, Wayan Suamba, yang dihubungi sore kemarin, mengaku masih mengadakan rapat. “Masih rapat di Istana Wapres, sebentar ya,” tukasnya singkat.

GIANYAR – Para pekerja pada proyek gedung sentra Industri Kecil Menengah (IKM) di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati melampiaskan kekesalannya, Senin kemarin (25/3).

Mereka naik ke atas gedung yang hampir rampung itu. Seluruh genteng diturunkan, begitu pula puluhan pintu dilepas. Itu dilakukan karena mereka belum mendapat bayaran.

Pemborong kap baja Gedung IKM di Desa Celuk, Komang Budi Saputra menyatakan, sejak awal dirinya sudah merasakan jika proyek gedung itu tidak beres.

Adi Saputra sendiri memborong pemasangan kap baja senilai Rp 350 juta. Dari jumlah itu, pihaknya baru mendapatkan bayaran 10 persen dari total harga.

“Saya berani ambil karena rekomendasi dari pak Kadis. Diawal memang ada DP 10 persen, tapi setelah selesai pasang tidak sesuai perjanjian kontrak.

Mereka ngejar waktu, tapi ketika tiyang minta uang malah nggak dikasih,” ujar Komang Budi Saputra.

Bahkan sampai lewat batas waktu pembayaran sesuai perjanjian, pihaknya belum menerima uang hingga kini.

“Kami sudah pernah demo, sudah juga menghadap Bupati tapi tidak ada respons. Ini menyangkut pekerja yang nggak dibayar. Bahkan, ada pekerja yang sampai sakit memikirkan kapan ia dapat ongkos,” ungkapnya.

Sementara itu, Kadisperindag Gianyar, Wayan Suamba, yang dihubungi sore kemarin, mengaku masih mengadakan rapat. “Masih rapat di Istana Wapres, sebentar ya,” tukasnya singkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/