29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:09 AM WIB

Teluk Benoa Belum Aman dari Reklamasi, Petir Jimbaran Terus Melawan

MANGUPURA – Perlawanan rakyat Bali masih tetap bergelora untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa yang dilakukan PT. TWBI seluas 700 hektare. 

Meski Gubernur Bali Wayan Koster dan juga pihak DPRD Bali juga menolak, namun ancaman terhadap Teluk Benoa untuk diurug masih tetap berlanjut, sebab Perpres 51/2014 belum dicabut.

Perlawanan tersebut pun salah satunya dilakukan dengan aksi pengibaran bendera ForBALI dilakukan oleh warga Desa Adat Jimbaran yang tergabung dalam komunitas handytalky Petir Jimbaran.

Bendera ForBALI yang berukuran 9 x 7 meter dikibarkan di tiang yang berada di Teluk Benoa, Minggu (1/9) kemarin.

Pemasangan bendera tersebut dilakukan oleh warga Jimbaran yang tergabung dalam Petir Jimbaran, dengan menggunakan perahu sampan untuk berangkat ke tengah Teluk Benoa.

Pengibaran bendera tersebut dilakukan sebagai bentuk konsistensi perjuangan warga Jimbaran untuk menyelamatkan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi seluas 700 hektar oleh PT.TWBI.

Ketua Petir Jimbaran, Nyoman Sudana menyampaikan bahwa pengibaran bendera ForBALI tersebut dilakukan belasan warga Desa Adat Jimbaran dengan menggunakan perahu sampan untuk menuju ke tengah Teluk Benoa.

Dana yang digunakan untuk membuat bendera tersebut dikumpulkan secara swadaya oleh warga Jimbaran.

“Kami menggunakan dana swadaya untuk membuat bendera ForBALI berukuran 9 x 7 meter ini”, ujarnya.

Lebih jauh, Nyoman menjelaskan sebelumnya pada tanggal 17 Agustus sebelumnya, Petir Jimbaran juga mengibarkan Bendera Indonesia

untuk menghormati jasa pahlawan Indonesia yang memperjuangkan Indonesia hingga Indonesia menjadai negara yang merdeka dari penjajahan.

Namun saat ini, di tengah kemerdekaan Indonesia ada lagi penjajahan-penjajahan baru yang akan dilakukan oleh investor

rakus bersama penguasa rakus untuk mencaplok kawasan suci Teluk Benoa menjadi akomodasi pariwisata dengan cara reklamasi.

“Pegibaran Bendera ForBALI adalah bentuk protes dan perlawanan Desa Adat Jimbaran terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa”, ujarnya.

Lebih lanjut, Nyoman menambahkan semangat warga Desa Adat Jimbaran tidak akan pernah surut untuk memperjuangkan Teluk Benoa agar tidak direklamasi. 

Lebih jauh, ia menegaskan Petir Jimbaran siap puputan untuk melawan reklamasi Teluk Benoa. “kami siap untuk puputan”, tegasnya.

Dikonfirmasi terpisah, I Wayan Gendo Suardana Koordinator Umum ForBALI, menyampaikan dukungannya untuk kegiatan Petir Jimbaran. 

Menurut dia, kegiatan ini membuktikan rakyat Bali khususnya rakyat yang bermukim di sekitar Teluk Benoa menolak reklamasi di Teluk Benoa dan menghendaki Teluk Benoa dijadikan kawasan konservasi.

“Penguasa harus sadar perlawanan ini terus membara bagai api dibawah sekam. Oleh karrnanya jangan permainkan rakyat dan berjuanglah bersama rakyat.” pungkas Gendo.

MANGUPURA – Perlawanan rakyat Bali masih tetap bergelora untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa yang dilakukan PT. TWBI seluas 700 hektare. 

Meski Gubernur Bali Wayan Koster dan juga pihak DPRD Bali juga menolak, namun ancaman terhadap Teluk Benoa untuk diurug masih tetap berlanjut, sebab Perpres 51/2014 belum dicabut.

Perlawanan tersebut pun salah satunya dilakukan dengan aksi pengibaran bendera ForBALI dilakukan oleh warga Desa Adat Jimbaran yang tergabung dalam komunitas handytalky Petir Jimbaran.

Bendera ForBALI yang berukuran 9 x 7 meter dikibarkan di tiang yang berada di Teluk Benoa, Minggu (1/9) kemarin.

Pemasangan bendera tersebut dilakukan oleh warga Jimbaran yang tergabung dalam Petir Jimbaran, dengan menggunakan perahu sampan untuk berangkat ke tengah Teluk Benoa.

Pengibaran bendera tersebut dilakukan sebagai bentuk konsistensi perjuangan warga Jimbaran untuk menyelamatkan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi seluas 700 hektar oleh PT.TWBI.

Ketua Petir Jimbaran, Nyoman Sudana menyampaikan bahwa pengibaran bendera ForBALI tersebut dilakukan belasan warga Desa Adat Jimbaran dengan menggunakan perahu sampan untuk menuju ke tengah Teluk Benoa.

Dana yang digunakan untuk membuat bendera tersebut dikumpulkan secara swadaya oleh warga Jimbaran.

“Kami menggunakan dana swadaya untuk membuat bendera ForBALI berukuran 9 x 7 meter ini”, ujarnya.

Lebih jauh, Nyoman menjelaskan sebelumnya pada tanggal 17 Agustus sebelumnya, Petir Jimbaran juga mengibarkan Bendera Indonesia

untuk menghormati jasa pahlawan Indonesia yang memperjuangkan Indonesia hingga Indonesia menjadai negara yang merdeka dari penjajahan.

Namun saat ini, di tengah kemerdekaan Indonesia ada lagi penjajahan-penjajahan baru yang akan dilakukan oleh investor

rakus bersama penguasa rakus untuk mencaplok kawasan suci Teluk Benoa menjadi akomodasi pariwisata dengan cara reklamasi.

“Pegibaran Bendera ForBALI adalah bentuk protes dan perlawanan Desa Adat Jimbaran terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa”, ujarnya.

Lebih lanjut, Nyoman menambahkan semangat warga Desa Adat Jimbaran tidak akan pernah surut untuk memperjuangkan Teluk Benoa agar tidak direklamasi. 

Lebih jauh, ia menegaskan Petir Jimbaran siap puputan untuk melawan reklamasi Teluk Benoa. “kami siap untuk puputan”, tegasnya.

Dikonfirmasi terpisah, I Wayan Gendo Suardana Koordinator Umum ForBALI, menyampaikan dukungannya untuk kegiatan Petir Jimbaran. 

Menurut dia, kegiatan ini membuktikan rakyat Bali khususnya rakyat yang bermukim di sekitar Teluk Benoa menolak reklamasi di Teluk Benoa dan menghendaki Teluk Benoa dijadikan kawasan konservasi.

“Penguasa harus sadar perlawanan ini terus membara bagai api dibawah sekam. Oleh karrnanya jangan permainkan rakyat dan berjuanglah bersama rakyat.” pungkas Gendo.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/