25.7 C
Jakarta
19 April 2024, 8:43 AM WIB

Lompati Nasional, Wapres Ma’ruf Amin Puji Bali Turunkan Angka Stunting

DENPASAR – Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke Desa Pecatu, Badung, Kamis (31/10) lalu.

 Wapres Ma’ruf Amin berserta istri Wury Ma’ruf Amin didampingi Gubernur Bali Wayan Koster beserta Ny. Putri Suastini Koster melakukan peninjauan mulai dari penggunaan dana desa hingga upaya pencegahan stunting.

Ada yang menarik terkait dengan angka stunting sebagaimana yang disampaikan oleh Wapres Ma’ruf Amin.

Kepada awak media Wapres Ma’ruf Amin merasa terkejut dengan apa yang dilakukan posyandu dalam pencegahan stunting dengan melakukan pencegahan sejak dini.

“Saya melihat upaya pencegahan stunting dilakukan sistematis. Karena stunting bukan hanya harus diantisipasi sejak ibu hamil, tapi juga melalui pemahaman tentang stunting saat remaja.

Pra nikah, sebelum nikah sudah diberikan pemahaman. Itu langkah yang harus dikembangkan,” ungkap Ma’ruf Amin yang didampingi

Menteri Desa dan PDTT (Pembangunan Desa Tertinggal) Abdul Halim Iskandar dan Menteri Kesehatan dr Terawan kepada awak media.

Ma’ruf Amin pada kesempatan ini mengapresiasi upaya pemerintah Provinsi Bali dalam menurunkan angka anak dengan pertumbuhan kerdil atau stunting yang saat ini hanya 16 persen.

Upaya pemerintah Provinsi Bali tersebut akan diterapkan, khususnya daerah dengan angka anak kerdil tinggi, sehingga jumlah anak kerdil di Indonesia semakin berkurang.

“Angka stunting di Bali yang saya dapat itu 16 persen. Padahal angka stunting secara nasional mencapai 27 persen dan Standar internasional itu 20 persen.

Saya menargerkan angka prevalensi anak dengan pertumbuhan kerdil alias stunting di Indonesia dapat turun hingga 7 persen untuk mencapai 20 persen atau setara dengan standar internasional,” imbuhnya.

Untuk itu, Ma’ruf Amin mengatakan program pencegahan anak dengan pertumbuhan kerdil akan terus dilakukan sambil mencari inovasi baru, serta meningkatkan upaya pencegahan.

“Jadi bagaimana menangani stunting mulai dari remajanya, pranikah sampai nikah, waktu hamil. Bahkan ketika diketahui stunting,

masa usia awal, itu sudah dilakukan intervensi untuk menurunkan stunting, kalau bisa stunting-nya dieliminasi,” katanya.

 

DENPASAR – Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke Desa Pecatu, Badung, Kamis (31/10) lalu.

 Wapres Ma’ruf Amin berserta istri Wury Ma’ruf Amin didampingi Gubernur Bali Wayan Koster beserta Ny. Putri Suastini Koster melakukan peninjauan mulai dari penggunaan dana desa hingga upaya pencegahan stunting.

Ada yang menarik terkait dengan angka stunting sebagaimana yang disampaikan oleh Wapres Ma’ruf Amin.

Kepada awak media Wapres Ma’ruf Amin merasa terkejut dengan apa yang dilakukan posyandu dalam pencegahan stunting dengan melakukan pencegahan sejak dini.

“Saya melihat upaya pencegahan stunting dilakukan sistematis. Karena stunting bukan hanya harus diantisipasi sejak ibu hamil, tapi juga melalui pemahaman tentang stunting saat remaja.

Pra nikah, sebelum nikah sudah diberikan pemahaman. Itu langkah yang harus dikembangkan,” ungkap Ma’ruf Amin yang didampingi

Menteri Desa dan PDTT (Pembangunan Desa Tertinggal) Abdul Halim Iskandar dan Menteri Kesehatan dr Terawan kepada awak media.

Ma’ruf Amin pada kesempatan ini mengapresiasi upaya pemerintah Provinsi Bali dalam menurunkan angka anak dengan pertumbuhan kerdil atau stunting yang saat ini hanya 16 persen.

Upaya pemerintah Provinsi Bali tersebut akan diterapkan, khususnya daerah dengan angka anak kerdil tinggi, sehingga jumlah anak kerdil di Indonesia semakin berkurang.

“Angka stunting di Bali yang saya dapat itu 16 persen. Padahal angka stunting secara nasional mencapai 27 persen dan Standar internasional itu 20 persen.

Saya menargerkan angka prevalensi anak dengan pertumbuhan kerdil alias stunting di Indonesia dapat turun hingga 7 persen untuk mencapai 20 persen atau setara dengan standar internasional,” imbuhnya.

Untuk itu, Ma’ruf Amin mengatakan program pencegahan anak dengan pertumbuhan kerdil akan terus dilakukan sambil mencari inovasi baru, serta meningkatkan upaya pencegahan.

“Jadi bagaimana menangani stunting mulai dari remajanya, pranikah sampai nikah, waktu hamil. Bahkan ketika diketahui stunting,

masa usia awal, itu sudah dilakukan intervensi untuk menurunkan stunting, kalau bisa stunting-nya dieliminasi,” katanya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/