DENPASAR – Apakah beberapa hari belakangan ini Anda merasakan perubahan suhu yang sangat ekstrem di Kota Denpasar dan sekitarnya?
Jika merasakan, jangan terlalu khawatir. BMKG Wilayah III Denpasar punya jawaban, kenapa suhu di Kota Denpasar, dan Pulau Bali secara keseluruhan mendadak dingin, baik pada pagi, siang, sore, hingga malam hari.
“Karena saat ini di atmosfer sudah mulai terbentuk awan-awan yang menghambat pelepasan panas,” ujar Kabid Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, Senin siang.
Menurutnya, kondisi ini menjadi pertanda suhu dingin akan berlangsung sampai masa transisi ke musim penghujan.
Dijelaskan, untuk fenomena suhu yang saat ini terasa lebih dingin, terkait dengan pelepasan panas.
Di mana jika pada siang hari, bumi menerima panas dari matahari, maka pada saat malam hari sebagian dari panas ini akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
Pada awal musim kemarau seperti saat ini, tutupan awan sudah mulai berkurang. Artinya, kata dia, panas yang diterima oleh bumi pada siang hari dengan mudah akan dilepaskan kembali ke atmosfer pada malam harinya.
“Itulah sebabnya suhu udara pada malam hari saat ini akan terasa lebih dingin. Suhu terendah biasanya terjadi pada puncak musim kemarau sekitar bulan Juli hingga Agustus,” terangnya.
Fenomena angin yang terasa cukup kencang, hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Fenomena ini adalah fenomena yang normal.
Biasanya, perubahan suhu yang makin dingin ini terjadi pada saat peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.
Datangnya musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan Angin Baratan (monsoon Asia) menjadi angin Timuran (monsoon Australia).
Peralihan peredaran angin Monsun itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada Maret 2019, lalu wilayah Bali dan Jawa pada April 2019.
Kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2019 dan akhirnya monsoon Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2019.
“Saat ini sedang terjadi peningkatan aktivitas angin timuran (monsoon Australia) yang ditandai dengan bertiupnya angin Timur – Tenggara
dengan kecepatan mencapai 25 knot (45km/jam) di wilayah selatan Ekuator termasuk wilayah Perairan di Bali dan sekitarnya,” tandasnya.