DENPASAR – Demontrasi yang terjadi di Bali terkait penolakan sejumlah rancangan undang-undang yang kontroversial ditanggapi oleh Gubenur Bali Wayan Koster.
Gubernur Koster mengaku sudah mendengar aspirasi yang disampaikan mahasiswa di Bali. “Karena itu, saya hormati dinamika pergerakan kemahasiswaan.
Saya dulu juga mahasiswa dan aktivis di ITB. Tapi setiap massa mempunyai kebutuhan masing-masing,” kata Gubernur Koster dalam Simakrama dengan Pimpinan dan
Pengurus Inti BEM Perguruan Tinggi Negeri/Swasta se Bali di rumah dinas Gubernur Bali, Jayasabha, Jalan Surapati No.1 Denpasar, Rabu (2/10).
Gubernur Koster mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasinya dengan tertib dan damai di Renon Denpasar beberapa waktu lalu.
“Kita belum lama berdemokrasi. Ramai – ramai sedikit nggak apa. Terima kasih telah melakukan aspirasinya. Mohon maaf saya tidak bisa hadir,” ujarnya.
Terpenting, ada pimpinan DPRD Bali yang telah menerima mahasiswa saat aksi. “Pesannya
(aspirasi mahasiswa) sudah saya tangkap dan saya sudah menerima itu.
Saya tidak alergi (demontrasi) karena pernah bergelut di dunia kemahasiswaan. Terimakasih,” ujarnya.
“Saya mendukung dan butuh masukan. Ke depan kita tetap cerdas dan cermat. Seperti persoalan NKRI itu jangan ditawar lagi.
Urusan ideologi, harus sama. Harus dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945 dengan kebhinekaan yang ada di Indonesia,” sambungnya.
Terkait RUU yang telah diundangkan sebagai Undang-undang, dan kemudian dipersoalkan, Koster berharap agar ditempuh dengan jalur judicial riview di Mahkamah Konstitusi.
“Undang-undang minta di revisi, kalau memungkinkan di revisi. Serahkan pada mekanismenya. Kalau tidak puas, mari kita uji di MK,”pungkasnya.