DENPASAR-Gelaran IMF-WB mendapatkan beragam tanggapan kritik dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah Mike yang merupakan pentolan band punk nasional, Marjinal.
Ditemui di Denpasar, Sabtu (6/10), Mike mengkritisi banyaknya hutang negara di tengah gelaran IMF-WB yang digelar di Bali pada tanggal 8 – 14 Oktober 2018.
“Hal yang disampaikan pemerintah terkait IMF hanya retorika yang hanya dibenarkan seolah-olah negara yang mewakili rakyat. Padahal sesungguhnya hanya bisa dinikmati oleh penguasa,” kata Mike.
Menurutnya, hutang yang dimiliki negara saat ini sangat mengkhawatirkan.
Sementara Indonesia sendiri adalah negeri yang kaya raya yang tidak harus selalu bergantung pada peminjaman utang bank dunia dan IMF.
Untuk itu, baginya, gelaran IMF-WB di Bali sudah semestinya diwaspadai.
Bahkan kata Mike, tidak ada yang perlu dibanggakan dari gelaran IMF-WB, kecuali jika memang hutang pemerintah dikelola secara transparansi, oleh dan untuk masyarakat.
“Negeri kita negeri kaya raya katanya, tapi anak-anak kita dipaksa menjadi pelacur menjadi kriminal. Kita patut berwaspada atas kehadiran para binatang-binatang buas hasil pesugihan ini,” tegasnya.
Tak hanya itu, musisi dengan nama lengkap Mikail Israfil ini merasa punya tanggung jawab untuk merasakan dan mengkritisi keadaan ini.
Sebagai seorang musisi, menurut dia musik menjadi media untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat.
“Dan di situ peran saya bersama kawan-kawan menggunakan media bermusik untul menyampaikan peristiwa ini.
Karena ini juga terkait dengan keberlangsung kita dalam kesenian,” tandasnya.