DENPASAR – Serangkaian peringatan 16 tahun Bom Bali, berbagai acara digelar oleh keluarga korban bom. Salah satunya yang digagas Yayasan Isana Dewata.
Mengandeng Konsulat Jenderal Australia di Bali, Yayasan Isana Dewata, mengadakan seminar yang berkaitan dengan pemahaman dan melawan dampak terorisme kemarin.
Ibu Thiolina F. Marpaung, Ketua IDF mengatakan, seminar ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak para korban terorisme dan upaya-upaya untuk
melawan radikalisasi dengan menyatukan aparat pemegang keputusan, termasuk dari kabupaten-kabupaten,
untuk mengadakan diskusi interaktif tentang biaya jangka panjang terorisme dan mempromosikan toleransi dan perdamaian.
“Para pemimpin Australia dan Indonesia telah berkomitmen untuk bekerja sama mencegah kekerasan teroris dengan mempertahankan masyarakat yang kuat,
kohesif dan toleran dan untuk tujuan ini kita mendukung masyarakat sipil untuk mendorong komunitas yang tangguh dan bekerjasama
dengan pemerintah untuk mengembangkan kerangka kebijakan yang kuat,” kata Konsul Jenderal Australia di Bali Dr Helena Studdert.
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 150 orang, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi Bali, kabupaten, asosiasi pariwisata di Bali,
keluarga dan korban bom Bali serta beberapa LSM, termasuk Bali Peace Park Association Australia, yang diwakili oleh presiden asosiasi Glen Svilicich.