DALAM kondisi serba sulit akibat pandemi, mengaktifkan kembali angkutan khusus siswa memang perlu penghitungan anggaran secara hati-hati. Untuk di Jembrana, pengoperasian bus sekolah dirasa perlu kajian tuntas.
M. Basir/Pit
MENGOPERASIKAN bus sekolah untuk antar jemput siswa, harus dipikirkan mengenai anggaran bahan bakar dan sopir. Apakah dianggarkan dari Dinas Perhubungan atau di Dinas Pendidikan. Atau dibebankan kepada pihak sekolah dan siswa. “Perlu kajian lagi untuk mengoperasikan bus sekolah,” terang Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana, Ni Megah Wartini.
Begitu juga dengan usulan dari sopir angkutan desa agar difungsikan sebagai angkutan antar jemput siswa. Menurutnya, usulan tersebut sangat baik, karena dengan angkutan antar jemput siswa maka tidak perlu lagi orang tua yang antar jemput.
Selain itu, siswa tidak perlu membawa kendaraan sendiri ke sekolah. “Demi keselamatan dan keamanan siswa, memang lebih baik ada angkutan antar jemput siswa,” tegasnya.
Pihaknya bersama dinas terkait, nanti akan membahas mengenai angkutan bus sekolah dan pemanfaatan angkutan desa untuk antar jemput sekolah tersebut. Ini karena dalam menjalankan program, harus dikaji secara komprehensif agar tidak berhenti di tengah jalan karena masalah teknis. (Bersambung)