25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:22 AM WIB

Colek Pamor saat Pagebluk Covid-19, Dosen STAHN: Itu Simbol Pelindung

SINGARAJA – Di tengah merebaknya wabah Corona, fenomena colek pamor menghampiri warga Bali. Terutama yang ada di Kabupaten Buleleng.

Sejumlah pelinggih di rumah-rumah warga, berisi coretan pamor (kapur). Terang saja fenomena ini menjadi perbincangan hangat warga.

Mengingat fenomena colek pamor terjadi saat masa pandemi Covid-19 berlangsung. Fenomena itu terjadi, salah satunya di wilayah Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja. 

Sejumlah pelinggih penunggun karang milik warga setempat berisi coretan pamor. Coretan itu diketahui muncul pada Sabtu (4/4) malam lalu.

Dosen Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Nyoman Suka Ardiyasa mengatakan, fenomena colek pamor merupakan bagian dari kepercayaan orang Bali.

Biasanya fenomena itu akan muncul ketika akan terjadi suatu hal di Bali. “Ketika ada colek pamor, itu petinget akan terjadi sesuatu. Entah baik atau tidak baik, itu sangat relatif.

Sejauh ini setahu saya fenomena ini hanya muncul di Bali. Selain itu belum ada yang terekam CCTV,” kata Suka Ardiyasa kemarin.

Saat fenomena itu disadari masyarakat, Suka Ardiyasa menyarankan agar masyarakat melakukan persembahyangan dan memohon diberikan jalan terbaik.

Terutama saat fenomena colek pamor yang muncul itu berbentuk simbol tapak dara atau tanda tambah, harus disikapi dengan bijak.

“Kalau melihat colek pamor yang sekarang ini sebenarnya kan menyerupai tapak dara. Itu simbol pelindung bagi orang Bali.

Kalau memang fenomena itu ada di rumah, lebih baik melakukan persembahyangan dan memohon hal terbaik pada Beliau,” tukasnya.

Seperti diberitakan, pelinggih di rumah Kadek Kariana mendadak ada coretan pamor. Ia baru mengetahui coretan itu muncul sekitar pukul 22.30 Sabtu malam.

Awalnya ia melihat unggahan di media sosial facebook, terkait fenomena tersebut. “Akhirnya saya cek pelinggih penunggun karang di luar. Ternyata benar isi. Di depan, di belakang, dan di samping.

Waktu saya lihat, itu pamor-nya masih basah. Sempat saya videokan. Waktu saya buat video itu, jujur (bulu kuduk) saya merinding,” kata Kariana.

Ia memastikan guratan kapur itu tidak muncul di pelinggih saat istrinya melakukan persembahyangan pada Sabtu petang.

“Waktu itu saya lagsung sembahyang di pelinggih. Kalau ada salah, mohon dimaafkan. Selain itu mohon supaya kondisi seperti sekarang ini cepat berlalu.

Mudah-mudahan saja ini pertanda baik, apalagi besok (hari ini, Red) kan mau purnama kedasa,” katanya lagi.

SINGARAJA – Di tengah merebaknya wabah Corona, fenomena colek pamor menghampiri warga Bali. Terutama yang ada di Kabupaten Buleleng.

Sejumlah pelinggih di rumah-rumah warga, berisi coretan pamor (kapur). Terang saja fenomena ini menjadi perbincangan hangat warga.

Mengingat fenomena colek pamor terjadi saat masa pandemi Covid-19 berlangsung. Fenomena itu terjadi, salah satunya di wilayah Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja. 

Sejumlah pelinggih penunggun karang milik warga setempat berisi coretan pamor. Coretan itu diketahui muncul pada Sabtu (4/4) malam lalu.

Dosen Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Nyoman Suka Ardiyasa mengatakan, fenomena colek pamor merupakan bagian dari kepercayaan orang Bali.

Biasanya fenomena itu akan muncul ketika akan terjadi suatu hal di Bali. “Ketika ada colek pamor, itu petinget akan terjadi sesuatu. Entah baik atau tidak baik, itu sangat relatif.

Sejauh ini setahu saya fenomena ini hanya muncul di Bali. Selain itu belum ada yang terekam CCTV,” kata Suka Ardiyasa kemarin.

Saat fenomena itu disadari masyarakat, Suka Ardiyasa menyarankan agar masyarakat melakukan persembahyangan dan memohon diberikan jalan terbaik.

Terutama saat fenomena colek pamor yang muncul itu berbentuk simbol tapak dara atau tanda tambah, harus disikapi dengan bijak.

“Kalau melihat colek pamor yang sekarang ini sebenarnya kan menyerupai tapak dara. Itu simbol pelindung bagi orang Bali.

Kalau memang fenomena itu ada di rumah, lebih baik melakukan persembahyangan dan memohon hal terbaik pada Beliau,” tukasnya.

Seperti diberitakan, pelinggih di rumah Kadek Kariana mendadak ada coretan pamor. Ia baru mengetahui coretan itu muncul sekitar pukul 22.30 Sabtu malam.

Awalnya ia melihat unggahan di media sosial facebook, terkait fenomena tersebut. “Akhirnya saya cek pelinggih penunggun karang di luar. Ternyata benar isi. Di depan, di belakang, dan di samping.

Waktu saya lihat, itu pamor-nya masih basah. Sempat saya videokan. Waktu saya buat video itu, jujur (bulu kuduk) saya merinding,” kata Kariana.

Ia memastikan guratan kapur itu tidak muncul di pelinggih saat istrinya melakukan persembahyangan pada Sabtu petang.

“Waktu itu saya lagsung sembahyang di pelinggih. Kalau ada salah, mohon dimaafkan. Selain itu mohon supaya kondisi seperti sekarang ini cepat berlalu.

Mudah-mudahan saja ini pertanda baik, apalagi besok (hari ini, Red) kan mau purnama kedasa,” katanya lagi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/