DENPASAR – Hari Raya Nyepi tahun ini bersamaan dengan tahun politik. Anak muda di Kota Denpasar tetap membuat ogoh-ogoh sebagai bentuk pelestarian budaya.
Pemerintah Kota Denpasar pun juga tetap menggelar lomba ogoh- ogoh. Antusias sekaa truna juga sudah disibukkan dalam pengerjaan ogoh-ogoh di beberapa kawasan banjar.
Sebagai bentuk dukungan dalam memberikan ruang kreativitas anak muda meski memasuki tahun politik 2019, Pemkot Denpasar memperbolehkan mereka membuat ogoh-ogoh dengan syarat.
Tema ogoh-ogoh yang dibuat tidak boleh bermuatan politik. “Lomba ogoh-ogoh tetap ada karena itu bagian dari melestarikan adat dan budaya,” ujar Kadis Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram kemarin.
Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan seluruh komponen lembaga adat, dinas, dan aparat keamanan di Kota Denpasar agar lomba berjalan lancar.
Kriteria perlombaan ogoh-ogoh sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang tetap mengacu pada kriteria pembuatan ogoh-ogoh berbahan dasar alami.
Artinya tidak menggunakan bahan seperti styrofoam. “Lomba ogoh-ogoh ini tetap dilaksanakan, namun kriteria lomba tetap mengacu seperti tahun sebelumnya dan tidak boleh berbau politik,” pungkasnya mengakhiri.