25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:02 AM WIB

Stok Plasma Konvalesen di Bali Minim, Ini Alasan Penyintas Ogah Donor

DENPASAR – Terapi Plasma Konvalesen (TPK) di Bali sebagai salah satu pengobatan mujarab untuk pasien Covid 19 di Bali ternyata belum cukup masif.

Padahal, TPK ini sejatinya memiliki fungsi yang terbukti mampu menyembuhkan pasien, terutama para pasien yang sudah dalam keadaan kritis.

Tak masifnya TPK ini dikarenakan sedikitnya para pasien Covid 19 di Bali yang mau mendonorkan plasmanya kepada pasien lain. Bahkan, saat ini PMI yang mengurus donor plasma ini selalu kesusahan mendapatkan plasma.

“Stok TPK hari ini ada 4 kantong untuk golongan darah A rhesus +, AB rhesus + dan O rhesus +,” sebut Kepala UTD PMI Provinsi Bali, dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M. Kessaat dikonfirmasi radarbali.id pada Senin (11/1).

Padahal, di Bali, mereka yang sembuh totalnya sudah mencapai 17.308 orang, sedangkan pasien aktif atau masih perawatan perhari ini tercatat masih 1.513 orang.

“Mereka yang mau berdonor masih sedikit dan 3 bulan terakhir ini kasus yang menggunakan donor plasma konvalesen tinggi,” sebutnya.

Disebut, dari seluruh rumah sakit yang melakukan TPK, dikatakan jumlah plasma konvalesen yang sudah terpakai 279 kantong atau untuk 139 orang pasien hingga sekarang.

Apa yang menyebabkan mereka (pasien sembuh Covid 19) tak mau mendonorkan plasma?

“Mereka masih takut kalau berdonor, daya tahan tubuhnya jadi menurun apalagi baru saja sembuh dari Covid 19,” jawabnya.

Dapat diketahui, TPK ini sejatinya sudah digunakan sejak wabah penyakit flu spanyol dan ebola. Saat pandemi sekarang, TPK juga dipergunakan sebagai alternatif pengobatan untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Disebutkan, TPK merupakan bentuk vaksinasi pasif dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh kemudian disalurkan darahnya kepada pasien Covid-19 yang masih dalam keadaan positif Covid-19.

Golongan darah pasien tersebut harus sesuai. Termasuk jenis kelamin dan sembuh dari Corona dalam kurun waktu 2-4 Minggu terakhir dan juga saat dirawat tidak ada riwayat menerima transfusi darah.

Metode TPK memang menggunakan plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh. Sebab, darah pasien Covid-19 yang telah sembuh mengandung kekebalan atau antibodi.

Untuk itulah, diharapkan antibodi pasien Covid-19 yang sudah sehat bisa membantu pasien yang masih sakit untuk mengatasi penyakitnya dengan metode TPK ini.

DENPASAR – Terapi Plasma Konvalesen (TPK) di Bali sebagai salah satu pengobatan mujarab untuk pasien Covid 19 di Bali ternyata belum cukup masif.

Padahal, TPK ini sejatinya memiliki fungsi yang terbukti mampu menyembuhkan pasien, terutama para pasien yang sudah dalam keadaan kritis.

Tak masifnya TPK ini dikarenakan sedikitnya para pasien Covid 19 di Bali yang mau mendonorkan plasmanya kepada pasien lain. Bahkan, saat ini PMI yang mengurus donor plasma ini selalu kesusahan mendapatkan plasma.

“Stok TPK hari ini ada 4 kantong untuk golongan darah A rhesus +, AB rhesus + dan O rhesus +,” sebut Kepala UTD PMI Provinsi Bali, dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M. Kessaat dikonfirmasi radarbali.id pada Senin (11/1).

Padahal, di Bali, mereka yang sembuh totalnya sudah mencapai 17.308 orang, sedangkan pasien aktif atau masih perawatan perhari ini tercatat masih 1.513 orang.

“Mereka yang mau berdonor masih sedikit dan 3 bulan terakhir ini kasus yang menggunakan donor plasma konvalesen tinggi,” sebutnya.

Disebut, dari seluruh rumah sakit yang melakukan TPK, dikatakan jumlah plasma konvalesen yang sudah terpakai 279 kantong atau untuk 139 orang pasien hingga sekarang.

Apa yang menyebabkan mereka (pasien sembuh Covid 19) tak mau mendonorkan plasma?

“Mereka masih takut kalau berdonor, daya tahan tubuhnya jadi menurun apalagi baru saja sembuh dari Covid 19,” jawabnya.

Dapat diketahui, TPK ini sejatinya sudah digunakan sejak wabah penyakit flu spanyol dan ebola. Saat pandemi sekarang, TPK juga dipergunakan sebagai alternatif pengobatan untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Disebutkan, TPK merupakan bentuk vaksinasi pasif dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh kemudian disalurkan darahnya kepada pasien Covid-19 yang masih dalam keadaan positif Covid-19.

Golongan darah pasien tersebut harus sesuai. Termasuk jenis kelamin dan sembuh dari Corona dalam kurun waktu 2-4 Minggu terakhir dan juga saat dirawat tidak ada riwayat menerima transfusi darah.

Metode TPK memang menggunakan plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh. Sebab, darah pasien Covid-19 yang telah sembuh mengandung kekebalan atau antibodi.

Untuk itulah, diharapkan antibodi pasien Covid-19 yang sudah sehat bisa membantu pasien yang masih sakit untuk mengatasi penyakitnya dengan metode TPK ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/