DENPASAR – Ada kabar kurang mengenakkan bagi masyarakat Denpasar dan sekitarnya. Terutama bagi warga yang biasa menikmati Pantai 3 Serangan.
Untuk sementara waktu warga tidak bisa menikmati pantai lantaran ada proyek pembangunan beach club. Masyarakat tidak diizinkan beraktivitas di seputaran pantai.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, di pintu masuk pantai 3 Serangan dijaga ketat petugas keamanan. Banyak masyarakat yang hendak berkunjung ke pantai harus mengurungkan niatnya.
Pasalnya, ketika mereka akan masuk, langsung dihadang oleh petugas dan dilarang masuk. “ Ya, saya mau ke pantai nggak dikasih. Ada proyek katanya. Padahal, saya mau mancing,” kata warga setempat.
Lurah Serangan Wayan Karma membenarkan, untuk akses jalan masuk memang ditutup selama proyek beach club berlangsung.
Sehingga masyarakat umum diminta tidak beraktivitas di lokasi tersebut. Walaupun sekedar jalan-jalan maupun mancing pun tidak diizinkan masuk.
Sayangnya, informasi itu baru dia terima dari warga setempat alias belum mendapat informasi resmi dari pihak Bali Turtle Island Development (BTID).
“Informasi dari warga begitu, tapi dari PT BTID belum ada informasi ke saya,” katanya. Lanjutnya, untuk semua warung dan bedeng baik di lokasi pantai tiga maupun dia sudah selesai di bongkar.
Saat ini warga sementara tidak berjualan. “Semua (warung dan bedeng) sudah di bongkar. Kami juga masih bingung mencari tempat usaha baru untuk warga. Untuk sementara warga tidak berjualan,” ujarnya.
I Made Sumantra Chief General Affairs Officers PT Bali Turtle Island Development (BTID) membenarkan selama proyek pembangunan beach club, akses jalan utama menuju pantai 3 Serangan ditutup.
Hal ini katanya untuk memperlancar pengerjaan pembangunan tersebut. Meski demikian, pihaknya mengaku akan mengizinkan masyarakat untuk masuk jika untuk persembahyangan.
“Ya, kami sedang tutup untuk masyarakat umum. Karena pembangunan proyek tersebut. Jadi ya sementara tidak bisa untuk jalan-jalan mancing maupun rekreasi,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, PT BTID memiliki lahan seluas 481 hektare di Serangan, dan ada berapa lahannya dipakai oleh warga setempat untuk berjualan.
Selama kurang lebih 20 tahun warga diberikan pinjam sementara untuk membuka usaha dan peminjaman tersebut ada perjanjiannya.
Pihak BTID meminta warga untuk mengosongkan lokasi tersebut berhubung dengan adanya proyek Beach Club untuk IMF -World Bank Meeting pada Oktober mendatang.