DENPASAR – Mengawali tahun 2020, Pulau Bali diterpa dengan cuaca yang cukup ekstrim. Setidaknya ada 114 bencana dalam catatan pihak BPBD Provinsi Bali yang terjadi di awal tahun ini.
“Sudah terjadi 114 kejadian dampak dari cuaca ekstrem yang didominasi pohon tumbang,” ujar Made Rentin, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Minggu (12/1) petang.
Menurutnya, urusan bencana adalah urusan setiap stakeholder. Terlebih dengan terbitnya UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mengamatkan sinergitas antar stakeholders terkait dengan penanggulangan bencana.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem di Provinsi Bali, BPBD Provinsi Bali aktif menggelar rapat membahas tentang kesiapan dan kapasitas personil, ketersediaan dan distribusi sarana prasarana dan logistik peralatan.
Yang terlibat di antaranya OPD Pemprov Bali dan instansi vertikal terkait termasuk Polda Bali dan Korem 163/Wirasatya, mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dalam penanganan kebencanaan.
Keseluruhan personil , logpal dalam kondisi siap dan ini sangat mendukung Posko Siaga Bencana (Cuaca Ekstrem) yang dibangun oleh BPBD Provinsi Bali
sebagai tempat berkoordinasi dan bertukar informasi khususnya dalam menghadapi kemungkinan bencana.
“Kami selalu siap 24 jam di Posko Siaga, bersama rekan-rekan jejaring kebencanaan dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Sementara itu, khusus upaya dan langkah preventif terhadap potensi pohon tumbang, Kadis Kehutanan & Lingkungan Hidup Prov Bali Made Teja berjanji dalam waktu dekat akan menggerakkan personil untuk langkah antisipasi.
“Kami akan mengawali dengan berkoordinasi sesama DLH Kabupaten/Kota untuk melakukan Gerakan Pemangkasan Pohon Perindang yang rapuh, berusia tua dan berpotensi roboh,” singkatnya.