MANGUPURA – Kisruh keberadaan krematorium di Desa Adat Tuka, Desa Dalung, Kuta Utara, Badung kembali bergolak.
Kemarin puluhan warga Tuka melakukan aksi penutupan akses ke Krematorium Maha Dharma Yasa dengan memasak spanduk penolakan keberadaan krematorium.
Menurut informasi, aksi penolakan warga Tuka tersebut berlangsung sekitar pukul 18.00 Wita kemarin.
Aksi warga dimulai dengan pemasangan spanduk di perempatan Banjar Tuka bertuliskan ‘Kami Menolak Wilayah Kami Menjadi Lokasi Krematorium. Wilayah Kami Dikirimi Jenazah Dari Luar’.
Penolakan warga mencuat kembali karena pihak pengelola krematorium melakukan kremasi 4 layon/jenazah yang akan dilaksanakan, Minggu (12/7) hari ini.
Warga kemudian menuju akses jalan menuju krematorium dan kembali memasang spanduk di sebelah pintu masuk Pura Dalem Cacaran.
Warga sebenarnya melayangkan surat keberatan terkait rencana kremasi yang akan dilakukan Minggu hari ini.
Surat keberatan itu intinya menilai pihak pengelola krematorium tidak mengindahkan hasil pertemuan-pertemuan yang difasilitasi pemerintah.
Di mana krematorium ini untuk sementara ditutup karena tidak memiliki izin usaha dan menimbulkan keresahan masyarakat.
Camat Kuta Utara I Putu Eka Permana mengatakan, sudah melakukan mediasi dengan pihak pengelola dalam hal ini Bendesa Adat Tuka.
“Kita sudah minta agar kegiatan kremasi ditunda atau mengalihkan ke tempat lain. Karena masih ada permasalahan di krematorium Maha Dharma Yasa,” ungkap Eka Permana.
Awalnya pihak pengelola bersikukuh tetap melakukan kremasi. Namun kemudian setelah mediasi kembali dilakukan dengan melibatkan pihak kepolisian, pihak pengelola akhirnya luluh.
“Hasil arahan Kapolsek Kuta Utara, besok (hari ini) di krematorium tidak ada kegiatan,” pungkas Eka Permana.