DENPASAR – Banyaknya informasi hoax yang beredar di media sosial belakangan ini membuat masyarakat pengguna media sosial resah.
Entah itu hoax berupa SARA ataupun lainnya. Oleh sebab itu, Wadir Intelkam Polda Bali AKBP Dwi Wahyudi meminta agar masyarakat, Bali khususnya mampu bisa membedakan mana informasi yang hoax dan mana yang benar.
“Masyarkat harus pintar memilah mana informasi yang benar dan mana yang hoax,” kata AKBP Dwi Wahyudi kepada awak media saat menggelar silaturahmi dengan Ikatan Wartawan Online Bali di Denpasar, Jumat (14/12) malam.
Apalagi, kata dia, sekarang ini sudah menjelang Natal dan Tahun Baru plus menjelang Pilkada 2020 mendatang.
Biasanya momen seperti ini bisa digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan hoax.
Menurut AKBP Dwi Wahyudi, dalam hal ini peran media mainstream sangat penting dalam mengcounter hoax.
“Peran media sangat penting untuk menangkal hoax, SARA dan juga radikalisme. Sehingga kami harapkan media dalam hal ini turut berperan aktif,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IWO Bali I Nyoman Sutiawan menjelaskan, bahwa biasanya hoax muncul di media sosial.
Sehingga masyarakat harus bisa membedakan mana media sosial dan mana media mainstream. Di mana pada dasarnya, media online sudah mempunyai badan hukum dan hasil karya jurnalistik yang profesional.
“Media sosial itu baru bersifat informasi yang belum tentu benar bisa saja hoax. Oleh karena itu, masyarakat jangan menelan mentah-mentah informasi tersebut.
Harus dicari sumbernya terlebih, kalau memang linknya dari media yang dipercaya harus diapreasiasi. Tapi, kalau hanya berita sepotong, tidak lengkap agar masyarakat tidak percaya,” tandasnya.