30.2 C
Jakarta
29 April 2024, 22:15 PM WIB

Bangun Waduk Muara Senilai Rp 205 M, Pasok 500 Liter Air per Detik

DENPASAR – Permasalahan air di Bali terutama Kota Denpasar yang kerap jadi masalah saat musim kemarau, tampaknya, bisa segera diatasi.

Pemerintah pusat memastikan melalukan rehabilitasi di Waduk Muara Nusa Dua, Kota Denpasar. Yang menarik, waduk ini adalah waduk muara pertama di Indonesia.  

Waduk muara terletak  dekat dengan laut, tepatnya di Jalan By Pass Ngurah Rai. Sejatinya waduk ini sudah ada sejak 1996 silam dengan daya tampung sekitar 700.000 meter kubik.

Namun, kini hanya mampu menyuplai 300 liter per detik dan akan ditingkatkan lagi menjadi 500 liter per detik.

Untuk mengembalikan fungsinya seperti semula, waduk ini akhirnya direhabilitas oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia.

Bali sendiri masih kekurangan air minum. Sehingga  dengan rehabilitasi waduk ini  bisa menghasilkan air baku.

Rehabilitasinya  menghabiskan anggaran Rp 205 miliar dari anggaran APBN. “Dengan adanya waduk ini, pasokan air baku di Bali bisa bertambah,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Bali sendiri memiliki enam bendungan yang awalnya hanya 4 akan ditambah dua antara lain  bendungan Titab, Sidan, dan Tamblang.

“Ini (waduk) ini di bangun 1996 waktu  saya masih jadi kepala seksi,” ungkapnya. Menurut Basuki, sebelumnya waduk ini banyak eceng gondok, sampah dan sedimentasi.

Sehingga tidak bisa dijalankan secara optimal. Hal itu dia temui dua tahun lalu,  waktu dia meninjau waduk ini. 

Tidak hanya  untuk air baku, Basuki memaparkan waduk ini bisa dimanfaatkan untuk ekonomi masyarakat. Karena akan  disediakan olahraga dayung, juga sisi kanan dan kiri akan dibuat  tempat kuliner. 

“Bisa disewakan untuk kuliner. Olahraga dayung kalau sudah selesai.  Kalau pas mau peresmian bikin lomba dayung,” tukasnya. 

Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Nusa Penida Kementerian PUPR Airlangga Mardjono menyatakan waduk ini sudah ada  sejak 1996.

Tapi, seiring berjalannya waktu fungsinya semakin menurun. Adanya sedimentasi dan banyak sampah. Tergeraklah dari  PUPR  menata kawasan pinggiran. Sebelumnya dibatasi tanggul tanah dan batu 

Selain itu,  juga di waduk itu dibuat saluran pengarah untuk mengaliri sampah dan sedimentasi ” Itu sampah kita tangkap di tengah. Waduk jadi dua zona pengendapan dan pemanfaatan,” imbuhnya. 

Pengendapan untuk sampah dan sedimentasi yang dialirkan ke saluran pengarah. Sedangkan zona pemanfaatan untuk sumber air baku.

“Ini muara Tukad Badung. Tukad Mati beda sungai sebelah barat. Yang muara waduk  pertama di Indonesia  Ini letaknya di muara dekat laut. Biasanya bangun dihulu gunung. Jadi, ini waduk muara pertama,” pungkasnya.

DENPASAR – Permasalahan air di Bali terutama Kota Denpasar yang kerap jadi masalah saat musim kemarau, tampaknya, bisa segera diatasi.

Pemerintah pusat memastikan melalukan rehabilitasi di Waduk Muara Nusa Dua, Kota Denpasar. Yang menarik, waduk ini adalah waduk muara pertama di Indonesia.  

Waduk muara terletak  dekat dengan laut, tepatnya di Jalan By Pass Ngurah Rai. Sejatinya waduk ini sudah ada sejak 1996 silam dengan daya tampung sekitar 700.000 meter kubik.

Namun, kini hanya mampu menyuplai 300 liter per detik dan akan ditingkatkan lagi menjadi 500 liter per detik.

Untuk mengembalikan fungsinya seperti semula, waduk ini akhirnya direhabilitas oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia.

Bali sendiri masih kekurangan air minum. Sehingga  dengan rehabilitasi waduk ini  bisa menghasilkan air baku.

Rehabilitasinya  menghabiskan anggaran Rp 205 miliar dari anggaran APBN. “Dengan adanya waduk ini, pasokan air baku di Bali bisa bertambah,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Bali sendiri memiliki enam bendungan yang awalnya hanya 4 akan ditambah dua antara lain  bendungan Titab, Sidan, dan Tamblang.

“Ini (waduk) ini di bangun 1996 waktu  saya masih jadi kepala seksi,” ungkapnya. Menurut Basuki, sebelumnya waduk ini banyak eceng gondok, sampah dan sedimentasi.

Sehingga tidak bisa dijalankan secara optimal. Hal itu dia temui dua tahun lalu,  waktu dia meninjau waduk ini. 

Tidak hanya  untuk air baku, Basuki memaparkan waduk ini bisa dimanfaatkan untuk ekonomi masyarakat. Karena akan  disediakan olahraga dayung, juga sisi kanan dan kiri akan dibuat  tempat kuliner. 

“Bisa disewakan untuk kuliner. Olahraga dayung kalau sudah selesai.  Kalau pas mau peresmian bikin lomba dayung,” tukasnya. 

Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Nusa Penida Kementerian PUPR Airlangga Mardjono menyatakan waduk ini sudah ada  sejak 1996.

Tapi, seiring berjalannya waktu fungsinya semakin menurun. Adanya sedimentasi dan banyak sampah. Tergeraklah dari  PUPR  menata kawasan pinggiran. Sebelumnya dibatasi tanggul tanah dan batu 

Selain itu,  juga di waduk itu dibuat saluran pengarah untuk mengaliri sampah dan sedimentasi ” Itu sampah kita tangkap di tengah. Waduk jadi dua zona pengendapan dan pemanfaatan,” imbuhnya. 

Pengendapan untuk sampah dan sedimentasi yang dialirkan ke saluran pengarah. Sedangkan zona pemanfaatan untuk sumber air baku.

“Ini muara Tukad Badung. Tukad Mati beda sungai sebelah barat. Yang muara waduk  pertama di Indonesia  Ini letaknya di muara dekat laut. Biasanya bangun dihulu gunung. Jadi, ini waduk muara pertama,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/