DENPASAR – Bali saat ini masih berada pada fase musim kemarau. Namun, tidak jarang di beberapa wilayah di Bali terjadi hujan.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Tabanan, Senin (15/7) pagi. Sejak dini hari hingga pagi, hujan mengguyur Bumi Lumbung Padi, Tabanan. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman mengatakan, hujan yang terjadi pada musim kemarau adalah fenomena normal.
“Bali sekarang memasuki musim kemarau. Nah, kemarau itu bukan berarti tidak hujan,” kata Iman Faturahman, Senin (15/7).
Menurutnya, musim hujan terjadi jika dalam tiga dasarian jumlah curah hujan mencapai 50 mm per dasarian.
Dasarian adalah satuan waktu meteorologi, yang lamanya adalah sepuluh hari. Misal, musim penghujan untuk suatu tempat dimulai (menurut batasan BMKG) apabila curah hujan di atas 50 mm selama tiga dasarian berturut-turut alias satu bulan.
Iman menambahkan, hujan yang turun di beberapa lokasi di Bali itu tidak ada kaitannya dan hubungannya dengan kecepatan angin.
“Kecepatan angin hanya akan mempengaruhi tinggi gelombang laut,” ujarnya. Sedangkan terjadinya hujan, kata dia, lebih karena pengaruh kondisi lokal saja.
Seperti misyalnya efek topografi di daerah dataran tinggi. Hal itu dapat mengangkat massa udara basah di permukaan.
“Namun, biasanya hujan yang terjadi hujan lokal disekitar daerah itu saja,” tandasnya.