29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:10 AM WIB

Begini Rumitnya Cara Bikin Pohon Natal dari Bekas Botol Oli, Ternyata…

DENPASAR –   Perusahaan yang ada di Kota Denpasar juga ikut merayakan Hari Natal yang tinggal beberapa hari lagi.

Tak lupa pernak-pernik yang unik ditampilkan. Seperti pohon natal dari bekas botol oli yang dibuat oleh salah satu dealer motor di Jalan Diponegoro, Denpasar.

Sangat tinggi dan lebar. Warnanya didominasi orange dan biru.  Pembuatannya cukup rumit dan sedikit berbahaya. Karena saat didekati cairan oli ternyata masih ada. Jadi, para pekerjanya pun harus berhati-hati .

Supervisor Coordinator CCS PT Yamaha Indonesia Motor Nyoman Suratha didampingi General Affair Made Sukadana menyatakan bahwa pembuatan pohon dengan bekas botol oli ini yang kali ketiga.

Sebelumnya juga pernah membuat barong untuk merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan.  Tapi, kali ini dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus khusus membuat pohon yang tingginya 7 meter dengan diameter bawah 2,5 meter.

Mayoritas botol bekas didapat dari langgan yang melakukan ganti oli di dealer tersebut. “Ya, ini tematik. Saat Imlek pernah buat Panda. Ini dari perintah atasan buat seru-seruan untuk meluangkan waktu saja,” ucapnya.

Untuk membuat pohon itu menghabiskan 3.500 botol oli. Nah, sebelum dipakai, botol  dicuci dan dibersihkan.

Meski begitu, cairan-cairan oli itu tak bisa hilang. Untuk menghilangkan disemprotkan serbuk kayu. “Target selesai besok (hari ini, red) tinggal bawah-bawahnya dan dipasangkan lampu,” ujarnya.

Pembuatannya menghabiskan dana Rp 6,5 juta. Tidak hanya bekas botol, tapi dibutuhkan besi, kayu dan tangkai kawat.

Selain itu juga, pohon Natal dari botol oli ini ternyata harus mendapatkan izin kepada Badan Lingkungan Hidup. Sebab, harus ada pemberitahuan pengolahan limbah.

“Itu harus ada izin. Istilahnya pengelolahan limbahnya. Biasanya diberikan ke vendor Yamaha itu. Harus ada antisipasi juga agar sisa-sisa oli tidak menyebar,” jelas Made Sukadana.

Dalam menghilangkan sisa-sisa cairan oli di botol, mereka menyiasati dengan memberikan serbuk kayu. Supaya ketika hujan sisa cairan oli tidak menyebar kemana-mana.

“Bekas parutan kayu untuk menyerap oli agar waktu hujan tidak menyebar kemana-mana,” tukasnya.

Sementara itu, salah seorang pekerja Komang Arya saat ditemui kemarin mengaku pembuatan pohon Natal ini cukup sulit.

Terutama saat memasang botol-botol. Karena sisa-sisa olinya masih menempel dan juga licin. “ Ini kan  tinggi sekali. Pakai tangga, kalau salah dikit bisa bahaya. Apalagi sisa olinya bikin licin,” ungkap Pria yang bekerja sebagai OB ini.

Dikatakan pengerjaannya dimulai dari seminggu yang lalu. Dan target selesai hari ini, sehingga mereka harus lebih lembur dan bergotong royong untuk menyelesaikannya. 

DENPASAR –   Perusahaan yang ada di Kota Denpasar juga ikut merayakan Hari Natal yang tinggal beberapa hari lagi.

Tak lupa pernak-pernik yang unik ditampilkan. Seperti pohon natal dari bekas botol oli yang dibuat oleh salah satu dealer motor di Jalan Diponegoro, Denpasar.

Sangat tinggi dan lebar. Warnanya didominasi orange dan biru.  Pembuatannya cukup rumit dan sedikit berbahaya. Karena saat didekati cairan oli ternyata masih ada. Jadi, para pekerjanya pun harus berhati-hati .

Supervisor Coordinator CCS PT Yamaha Indonesia Motor Nyoman Suratha didampingi General Affair Made Sukadana menyatakan bahwa pembuatan pohon dengan bekas botol oli ini yang kali ketiga.

Sebelumnya juga pernah membuat barong untuk merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan.  Tapi, kali ini dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus khusus membuat pohon yang tingginya 7 meter dengan diameter bawah 2,5 meter.

Mayoritas botol bekas didapat dari langgan yang melakukan ganti oli di dealer tersebut. “Ya, ini tematik. Saat Imlek pernah buat Panda. Ini dari perintah atasan buat seru-seruan untuk meluangkan waktu saja,” ucapnya.

Untuk membuat pohon itu menghabiskan 3.500 botol oli. Nah, sebelum dipakai, botol  dicuci dan dibersihkan.

Meski begitu, cairan-cairan oli itu tak bisa hilang. Untuk menghilangkan disemprotkan serbuk kayu. “Target selesai besok (hari ini, red) tinggal bawah-bawahnya dan dipasangkan lampu,” ujarnya.

Pembuatannya menghabiskan dana Rp 6,5 juta. Tidak hanya bekas botol, tapi dibutuhkan besi, kayu dan tangkai kawat.

Selain itu juga, pohon Natal dari botol oli ini ternyata harus mendapatkan izin kepada Badan Lingkungan Hidup. Sebab, harus ada pemberitahuan pengolahan limbah.

“Itu harus ada izin. Istilahnya pengelolahan limbahnya. Biasanya diberikan ke vendor Yamaha itu. Harus ada antisipasi juga agar sisa-sisa oli tidak menyebar,” jelas Made Sukadana.

Dalam menghilangkan sisa-sisa cairan oli di botol, mereka menyiasati dengan memberikan serbuk kayu. Supaya ketika hujan sisa cairan oli tidak menyebar kemana-mana.

“Bekas parutan kayu untuk menyerap oli agar waktu hujan tidak menyebar kemana-mana,” tukasnya.

Sementara itu, salah seorang pekerja Komang Arya saat ditemui kemarin mengaku pembuatan pohon Natal ini cukup sulit.

Terutama saat memasang botol-botol. Karena sisa-sisa olinya masih menempel dan juga licin. “ Ini kan  tinggi sekali. Pakai tangga, kalau salah dikit bisa bahaya. Apalagi sisa olinya bikin licin,” ungkap Pria yang bekerja sebagai OB ini.

Dikatakan pengerjaannya dimulai dari seminggu yang lalu. Dan target selesai hari ini, sehingga mereka harus lebih lembur dan bergotong royong untuk menyelesaikannya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/