32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 14:59 PM WIB

Kasus Flu Burung Kembali Muncul, Ini Langkah Diskes Bali

RadarBali.com – Lama senyap, virus flu burung kembali menyerang Indonesia, khususnya Bali. Bisa jadi ini adalah kasus pertama setelah vakum bertahun-tahun.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya ada tiga pasien yang diduga (suspect) atau terinfeksi flu burung.

Seorang pasien berasal dari Batu Bulan, Gianyar. Dua pasien lainnya berasal dari Nusa Penida, Klungkung. Satu di antaranya telah meninggal dunia.

Untuk merespons tidak meluasnya  virus H5N1, kata dia, pihaknya mengambil langkah-langkah antisipatif. Yaitu, mengaktifkan dan memperluas surveilans penyakit di seluruh Bali.

Pemberian Tamiflu pada kontak terutama dengan gejala-gejala ILI (Influenza like Illness). “Sementara ini belum kami temukan sumber penularan virus ini,” jelasnya kembali.

Dipaparkan, gejala flu burung awalnya seperti flu, tetapi lebih berat sampai menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) dengan gejala sesak nafas, batuk-batuk berat, sampai bisa terjadinya gagal nafas.

Puncaknya, penderita bisa meninggal dunia. Untuk mencegah dan menghindari virus H5N1 masyarakat harus mulai dengan gerakan masyarakat hidup sehat yakni dengan lingkungan yang bersih.

Kalau ada kematian unggas cepat ditanam, cuci tangan, jangan menyentuh langsung hewan mati, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Karena sumber penularan virus ini melalui ayam, burung, bebek, kuwir, angsa dan jenis-jenis unggas lainnya. 

Lebih lanjut dikatakan, untuk kedua pasien sudah diambil sampel darah dan dilakukan uji lab secara klinis di RS Sanglah.

Hingga tadi malam, hasilnya belum diketahui karena pemeriksaan lab belum rampung. “Hingga saat ini kami gencar melakukan sosialisasi di masyarakat dan mengimbau agar warga untuk terus menjaga kebersihan,” tandasnya. 

RadarBali.com – Lama senyap, virus flu burung kembali menyerang Indonesia, khususnya Bali. Bisa jadi ini adalah kasus pertama setelah vakum bertahun-tahun.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya ada tiga pasien yang diduga (suspect) atau terinfeksi flu burung.

Seorang pasien berasal dari Batu Bulan, Gianyar. Dua pasien lainnya berasal dari Nusa Penida, Klungkung. Satu di antaranya telah meninggal dunia.

Untuk merespons tidak meluasnya  virus H5N1, kata dia, pihaknya mengambil langkah-langkah antisipatif. Yaitu, mengaktifkan dan memperluas surveilans penyakit di seluruh Bali.

Pemberian Tamiflu pada kontak terutama dengan gejala-gejala ILI (Influenza like Illness). “Sementara ini belum kami temukan sumber penularan virus ini,” jelasnya kembali.

Dipaparkan, gejala flu burung awalnya seperti flu, tetapi lebih berat sampai menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) dengan gejala sesak nafas, batuk-batuk berat, sampai bisa terjadinya gagal nafas.

Puncaknya, penderita bisa meninggal dunia. Untuk mencegah dan menghindari virus H5N1 masyarakat harus mulai dengan gerakan masyarakat hidup sehat yakni dengan lingkungan yang bersih.

Kalau ada kematian unggas cepat ditanam, cuci tangan, jangan menyentuh langsung hewan mati, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Karena sumber penularan virus ini melalui ayam, burung, bebek, kuwir, angsa dan jenis-jenis unggas lainnya. 

Lebih lanjut dikatakan, untuk kedua pasien sudah diambil sampel darah dan dilakukan uji lab secara klinis di RS Sanglah.

Hingga tadi malam, hasilnya belum diketahui karena pemeriksaan lab belum rampung. “Hingga saat ini kami gencar melakukan sosialisasi di masyarakat dan mengimbau agar warga untuk terus menjaga kebersihan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/