RadarBali.com – Musim hujan mulai datang. Selain mengakibatkan genangan air, banjir, pohon tumbang dan gelombang tinggi, cuaca yang tak menentu ini juga membuat Pantai Kuta rawan sampah kiriman.
Tercatat, sampai hari ini, volume sampah di pantai Kuta dan Legian mencapai 50 ton per hari. Dinas LHK Badung juga mengerahkan sedikitnya 700 personel untuk “memerangi” sampah kiriman tersebut.
Kepala Dinas LHK Badung, Putu Eka Merthawan mengakui, volume sampah yang terbawa gelombang dan terempas di sepanjang pantai Kuta dan Legian mencapai 50 ton per hari.
Angka ini melonjak dratis dari rata-rata 5 ton per hari.“Kami sudah melaporkan kondisi ini (darurat sampah –red) ke bapak bupati, bapak wakil dan bapak Sekda.
Rencananya, besok (hari ini –red) kami akan mengerahkan 700 orang untuk membersihkan gundukan sampah, sekaligus juga uji coba kesiapan DLHK menghadapi IMF–World Bank Annual Meeting 2018,” ujar Eka Merthawan.
Mantan Kabag Humas Badung ini menyatakan status darurat sampah hanya diberlakukan di sepanjang Pantai Kuta dan separuh pantai Legian.
Sedangkan, sejumlah pantai seperti Petitienget, Seseh, Brawa, Canggu dan wilayah pesisir lainnya masih berstatus siaga satu.
“Darurat baru di Kuta dan separuh wilayah pantai Legian saja, sisanya tinggal menunggu waktu,” terang pejabat asal Sempidi, Mengwi.
Dia memprediksi fenomena tahunan akibat siklus angin barat ini puncaknya diprediksi pada Desember 2017 mendatang.
Sampah kiriman yang diempas gelombang hingga ke Badung didominasi kayu dan kelapa, termasuk plastik.
Namun ia juga telah menginstruksikan jajaran Unit Reaksi Cepat (URC) untuk stand by untuk melakukan langkah-langkah jika sewaktu-waktu sampah kiriman membeludak.
Termasuk kepada tim URC juga diminta menyosialisasikan kepada seluruh anggota, masyarakat, dan terutama para wisatawan, sehingga tak terkejut dengan sampah kiriman yang tiap tahun terjadi.
“Tim URC kami siagakan untuk mengamankan sampah kiriman 6 kilometer Pantai Seseh hingga Pantai Jimbaran.
Kami akan mengerahkan 30 kendaraan dan 700 personel guna membackup enam zona penanganan,” terangnya.