33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:01 PM WIB

Mesin Sering Rusak, Sampah Menumpuk, TPS Mengwitani Belum Maksimal

MANGUPURA – Kendati Pemerintah Kabupaten Badung telah membangun Tempat Pengolahan Sampah di Mengwitani atau tepatnya di sebelah barat Terminal Mengwi tetapi belum juga bisa mengatasi masalah sampah.

Betapa tidak, karena operasional mesin pengolahan sampah yang belum efektif membuat sejumlah sampah mulai menumpuk di areal TPS tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali ini memang terlihat sampah sepanjang menggunung . karena sampah yang datang belum bisa langsung diolah seluruhnya.

Bahkan, terkesan sampah didiamkan, disebabkan mesin incinerator yang tersedia hanya satu. Itupun ukurannya cukup kecil.

Ironisnya lagi, menurut sejumlah pekerja mesin incinerator yang diklaim canggih malah sering mati.

 “Iya, ini masih uji coba, yang bisa diolah terbatas. Mesin baru satu saja dan sering mati,” ungkap seorang pekerja saat ditemui dilokasi.

 Selain menimbulkan tumpukan sampah, proses pembakaran sampah dengan mesin incinerator ini juga mengepulkan asap pekat hitam ke udara yang berpotensi mencemari lingkungan.

Padahal, sebelumnya diklaim olahan dari sampah tersebut menghasilkan uap dan tidak membahayakan. Nyatanya, asap yang keluar menghitam.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung I Wayan Puja tak menampik bahwa TPS Mengwitani belum bisa beroperasi maksimal.

TPS tersebut masih dibawah pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung. “Itu masih  ditangani Dinas PUPR,” ujar Wayan Puja.

Mengenai menumpuknya sampah di TPS tersebut, Wayan Puja mengakui belum bisa diolah semuanya lantaran masih terkendala alat.

Kata dia, alat yang tersedia masih satu. Kontan sampah belum bisa mengolah seluruh sampah yang diangkut ke tempat itu.

“Numpuk?  Kan karena masih ada proses. Jadi kan numpuk,” kata mantan Kabag Perwat Setda Badung ini.

Selain itu, sampah yang berlokasi di Tuban juga menumpuk serta mengeluarkan bau tak sedap. Namun  Puja membenarkan sampah yang ditimbun di Tuban juga belum tertangani.

“Yang di Tuban diam dulu itu. Kan sudah distop,” terang mantan Camat Kuta Selatan ini. Lebih lanjut, sesuai rencana sampah yang di Tuban akan diangkut ke TPS Mengwitani.

Namun, alat di TPS Mengwitani belum siap, sehingga sampah dibiarkan dulu sampai TPS Mengwitani benar-benar siap.

“Tunggu dulu. TPS Mengwitani belum efektif. Nanti disitu kasih siapa? Biarin dulu. Kita tidak mau memindah sampah malah muncul masalah. Lebih baik biarkan jeda dulu,” terangnya.

Ia memastikan bahwa seluruh permasalahan sampah pasti akan diselesaikan. Saat ini pihaknya sebagai pejabat baru di DLHK masih mencarikan pola dan solusi untuk penanganan sampah secara keseluruhan.

Salah satunya yang tengah digeber adalah pembuatan TPST di masing-masing desa di Badung. Saat ini untuk TPST per desa bahkan sudah ada yang jalan.

“TPST di masing-masing desa ada yang efektif ada yang belum.  Tapi, kalau sudah waktu pasti akan bagus semua. Yang jelas target kita tahun 2020 sudah punya semua dan (sampah) tertangani,” tandasnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas PUPR Badung, IB Surya Sumba mengakui TPS Mengwitani belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.

“Memang sekarang belum maksimal, karena hanya ada satu mesin incinerator saja. Jadi tak sebanding dengan sampah yang dihasilkan,” terangnya.

Namun, untuk memaksimalkan pengolahan sampah di TPS Mengwi, pihaknya mengaku sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk pembelian mesin incinerator kembali.

Sehingga Badung memiliki mesin pembakaran sampah dengan bentuk container yang lebih besar.“Kita tender beauty kontes yang akan dimulai awal Februari 2020 ini.  

Kita minta Rp 30 miliar ini untuk pengadaan mesin yang bisa menampung dan mengolah sampah 200 ton perhari,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Kendati Pemerintah Kabupaten Badung telah membangun Tempat Pengolahan Sampah di Mengwitani atau tepatnya di sebelah barat Terminal Mengwi tetapi belum juga bisa mengatasi masalah sampah.

Betapa tidak, karena operasional mesin pengolahan sampah yang belum efektif membuat sejumlah sampah mulai menumpuk di areal TPS tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali ini memang terlihat sampah sepanjang menggunung . karena sampah yang datang belum bisa langsung diolah seluruhnya.

Bahkan, terkesan sampah didiamkan, disebabkan mesin incinerator yang tersedia hanya satu. Itupun ukurannya cukup kecil.

Ironisnya lagi, menurut sejumlah pekerja mesin incinerator yang diklaim canggih malah sering mati.

 “Iya, ini masih uji coba, yang bisa diolah terbatas. Mesin baru satu saja dan sering mati,” ungkap seorang pekerja saat ditemui dilokasi.

 Selain menimbulkan tumpukan sampah, proses pembakaran sampah dengan mesin incinerator ini juga mengepulkan asap pekat hitam ke udara yang berpotensi mencemari lingkungan.

Padahal, sebelumnya diklaim olahan dari sampah tersebut menghasilkan uap dan tidak membahayakan. Nyatanya, asap yang keluar menghitam.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung I Wayan Puja tak menampik bahwa TPS Mengwitani belum bisa beroperasi maksimal.

TPS tersebut masih dibawah pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung. “Itu masih  ditangani Dinas PUPR,” ujar Wayan Puja.

Mengenai menumpuknya sampah di TPS tersebut, Wayan Puja mengakui belum bisa diolah semuanya lantaran masih terkendala alat.

Kata dia, alat yang tersedia masih satu. Kontan sampah belum bisa mengolah seluruh sampah yang diangkut ke tempat itu.

“Numpuk?  Kan karena masih ada proses. Jadi kan numpuk,” kata mantan Kabag Perwat Setda Badung ini.

Selain itu, sampah yang berlokasi di Tuban juga menumpuk serta mengeluarkan bau tak sedap. Namun  Puja membenarkan sampah yang ditimbun di Tuban juga belum tertangani.

“Yang di Tuban diam dulu itu. Kan sudah distop,” terang mantan Camat Kuta Selatan ini. Lebih lanjut, sesuai rencana sampah yang di Tuban akan diangkut ke TPS Mengwitani.

Namun, alat di TPS Mengwitani belum siap, sehingga sampah dibiarkan dulu sampai TPS Mengwitani benar-benar siap.

“Tunggu dulu. TPS Mengwitani belum efektif. Nanti disitu kasih siapa? Biarin dulu. Kita tidak mau memindah sampah malah muncul masalah. Lebih baik biarkan jeda dulu,” terangnya.

Ia memastikan bahwa seluruh permasalahan sampah pasti akan diselesaikan. Saat ini pihaknya sebagai pejabat baru di DLHK masih mencarikan pola dan solusi untuk penanganan sampah secara keseluruhan.

Salah satunya yang tengah digeber adalah pembuatan TPST di masing-masing desa di Badung. Saat ini untuk TPST per desa bahkan sudah ada yang jalan.

“TPST di masing-masing desa ada yang efektif ada yang belum.  Tapi, kalau sudah waktu pasti akan bagus semua. Yang jelas target kita tahun 2020 sudah punya semua dan (sampah) tertangani,” tandasnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas PUPR Badung, IB Surya Sumba mengakui TPS Mengwitani belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.

“Memang sekarang belum maksimal, karena hanya ada satu mesin incinerator saja. Jadi tak sebanding dengan sampah yang dihasilkan,” terangnya.

Namun, untuk memaksimalkan pengolahan sampah di TPS Mengwi, pihaknya mengaku sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk pembelian mesin incinerator kembali.

Sehingga Badung memiliki mesin pembakaran sampah dengan bentuk container yang lebih besar.“Kita tender beauty kontes yang akan dimulai awal Februari 2020 ini.  

Kita minta Rp 30 miliar ini untuk pengadaan mesin yang bisa menampung dan mengolah sampah 200 ton perhari,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/